Teti Armiati Argo
Abstrak Persoalan Lingkungan di tingkat lokal diperlukan, Kota Bandung telah memulai program inovatif dalam meningkatkan dan memberdayakan warga dalam upaya merespon persoalan lingkungan. Melalui Program Nasional Adiwiyata guna untuk meningkatkan inovatif para pertisipan aktif siswa sekolah dalam penyesunan solusi persoalan lingkungan. Siswa SMA berumur 15-17 tahun memiliki potensi dan partisipan cukup besar tetapi digerakkan secara maksimal. Tujuan dari pengabdian ini yaitu, pendampingan masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna yang mampu membantu penanganan masalah masyarakat di wilayah atau desa binaan salah satu zonasi yang di tetapkan ITB di Kota Bandung. Metode yang digunakan berupa pendekatan perencanaan kota kolaboratif, terutama penguatan partisipasi generasi muda dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan. Kegiatan pendampingan dalam rangka model kebijakan dan tata kelola pengembangan infrastuktur wilayah binaan, adanya peningkatan dari berbagai aspek seperti kesehatan, pendidikan, kesejahteraan. Hal ini dirasakan langsung oleh pemerintah local di 30 kecamatan dan warga setiap wilayahnya. Terdapat 14 SMA/SMK yang terlibat dan berstatus sebagai Adiwiyata Mandiri dan Nasional, ini menjadi nilai tambah bagi sekolah sebagai siswa yang peduli akan pemeliharaan lingkungan hidup di sekolah atau linkungan sendiri. Kata Kunci : Siswa SMA/SMK, Adiwiyata, Lingkungan Hidup.
Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan
Web mobile sempat bermasalah dan tidak dapat ditrouble shooting secara cepat, keterlibatan guru yang berlebihan mengurangi kreatifitas siswa, siswa malu saat mewawancarai warga, siswa kurang antusias karena bukan dari ekstrakulikuler lingkungan, pengumpulan data kurang mendalam sehingga menyulitkan ketika reframe, keterbatasan waktu, kekurangan peralatan alat tulis dan bahan lainnya, ide yang muncul masih standar dan umum, kurang komunitas dan respon yang lambat dari pihak kewilayahan, tidak adanya dispensasi, warga enggan untuk diwawancarai, persoalan ruangan ketika pelaksanaan di luar ruangan menjadi tidak kondusif, beberapa anggota karang taruna ada yang terlambat bahkan tidak hadir.