Pendampingan Komunitas Bandung Mitigasi Hub (BMH) dalam pembangunan Desa Tangguh Bencana di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Irwan Meilano



Ringkasan Kegiatan

Upaya penanggulangan bencana memerlukan kerjasama dan partisipasi aktif dari semua pihak, baik pemerintah, mitra pemerintah, dan juga masyarakat umum termasuk komunitas. Pada tahun 2012, dikeluarkan Peraturan Kepala BNPB No 1 Tahun 2012, mengenai pedoman umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam mengembangkan program pengurangan risiko bencana yang berbasiskan komunitas, yaitu program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Untuk mendukung program pemerintah tersebut, maka dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat ini yang berkolaborasi dengan komunitas BMH dalam upaya pengembangan Desa tangguh bencana disekitar wilayah Sesar Lembang, khususnya di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang. Masyarakat di Desa Suntenjaya yang pada umumnya memiliki keseharian bercocok tanam, bertani, buruh, dan peternak sapi perah, banyak yang belum memiliki pemahaman dan wawasan yang baik terkait potensi bencana alam yang ada di sekitar mereka. Potensi bencana alam yang mengancam wilayah ini seperti gempa bumi dan longsor dapat sewaktu-waktu terjadi menimpa masyarakat. Hal ini menjadi penting untuk dilakukannya peningkatan ketahanan masyarakat dalam menghadapi potensi bahaya yang ada di sekitar mereka sebagai bagian dari mitigasi bencana. Dalam struktur perangkat desa, terdapat sebuah lembaga bernama Desa Siaga yang dapat menjadi sarana bagi desa untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana. Akan tetapi saat ini Desa Siaga masih berfokus pada penyelesaian masalah bencana sosial yang ada di masyarakat. Hal ini dapat menjadi peluang bagi kami bekerjasama dengan Desa Siaga untuk membentuk Desa Suntenjaya sebagai desa yang tangguh bencana.



Capaian

Penerapan Karya Tulis, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan



Testimoni Masyarakat

Jawa Barat menjadi salah satu wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap peristiwa gempabumi akibat jalur-jalur sesar yang melintas di sekitarnya (Zakaria dkk.,2011). Salah satu penyebab peristiwa gempabumi rentan terjadi di Jawa Barat adalah aktivitas Sesar Lembang yang terus bergerak aktif dengan kecepatan rata-rata sekitar 6 mm/tahun (Meilano dkk., 2012). Yulianto E (2011) dalam Afnimar dkk (2015) menyebutkan bahwa Sesar Lembang telah menghasilkan gempabumi dengan kekuatan M6.8 sekitar 2000 tahun yang lalu, dan gempabumi M6.6 pada 500 tahun yang lalu. Hal ini memungkinkan Sesar lembang mampu memicu gempabumi dengan kekuatan yang sebanding di masa depan.