Harry Nuriman
Sasaran kegiatan ini adalah warisan budaya dari Kedatuan Luwu yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Kedatuan Luwu dipilih sebagai sasaran kegiatan ini dengan sejumlah pertimbangan. Kedatuan Luwu adalah salah satu kerajaan Bugis tertua, dan merupakan salah satu kerajaan yang diabadikan dalam naskah epik I La Galigo yang sudah masuk ke dalam warisan budaya tak benda UNESCO. Kedatuan Luwu juga disebut dalam kitab kakawin Negarakretagama yang ditulis pada abad 14. Saat ini kondisi Kedatuan Luwu cukup mengkhawatirkan. Pengaruhnya yang semakin meredup di kalangan generasi muda. Wilayahnya yang kaya mineral menjadikannya rentan tergusur oleh aktifitas pertambangan yang masif. Hal ini berarti upaya identifikasi dan konservasi warisan budaya menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan model penguatan keterlibatan kolektif pada komunitas adat atau organisasi masyarakat berbasis budaya dan menganalisis dampak perubahannya pada pembangunan wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Komunitas adat dan Lembaga Swadaya Masyarakat kerapkali menimbulkan friksi di masyarakat yang memerlukan penanganan dan perhatian khusus. Untuk itu diperlukan sebuah rekayasa sosial untuk memaksimalkan eksistensi komunitas adat dan budaya tersebut menuju pada terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Target khusus yang ingin dicapai adalah pemahaman pada aplikasi konsep keterlibatan kolektif dalam masyarakat adat dimensi dan faktor pembentuk serta skala pengukuran dan dampaknya terhadap pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hasil kegiatan ini akan memberikan kontribusi pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama pada engagement theory yang berkembang dari level individu ke level organisasi berikut skala pengukuran dari perspektif komunitas berbasis adat/budaya. Engagement adalah sebuah perilaku yang menunjukkan tingkat di mana individu tergerak untuk menyatu dengan pekerjaannya di sebuah organisasi.