Lulu Lusianti Fitri
"Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, namun pemenuhan gizi yang buruk yang berdampak munculnya masalah stuntitng pada anak menjadi salah satu masalah penting yang masih dihadapi oleh Indonesia saat ini. Stunting merupakan kondisi terhambatnya pertumbuhan fisik anak yang ditunjukkan melalui tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan tinggi standar usianya. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang sesuai, baik pada masa kehamilan (prenatal) maupun pada masa pertumbuhan anak (postnatal). Stunting mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif yang kurang optimal sehingga berakibat pada kemampuan untuk memahami yang lebih lambat pada anak seusianya. Menurut data Kementrian Kesehatan Tingkat prevalensi stunting di Indonesia sendiri mencapai 24.4% pada tahun 2021 dan Provinsi Nusa Tenggara Timur menduduki posisi kedua tertinggi di Indonesia terkait kasus Stunting. Tujuan dari program Pengabdian Masyarakat ITB ini adalah melakukan dua kegiatan utama yakni: (1) Pemberdayaan kesehatan dan pendidikan dalam penanganan stunting secara kolaboratif dan terintegrasi di daerah yang memiliki angka stunting tinggi, yaitu Kecamatan Takari dan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tahap ini dimulai dari persiapan hingga dilaksanakannya kegiatan diseminasi pengetahuan pada masyarakat dalam bentuk seminar mengenai stunting dan nutrisi. Kegiatan ini dilaksanakan secara kolaboratif dan terintegrasi dengan melibatkan beberapa pihak, di antaranya beberapa unsur Pemerintah Daerah, yakni Dinas Kesehatan yang berafiliasi dengan Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat dan Dinas Pendidikan yang dihadiri oleh guru-guru sekolah dasar, UPTD di Kota Kupang dan Kecamatan Takari. Kegiatan seminar dilaksanakan sebanyak dua kali yang berlokasi di Ballroom Swiss-Belcourt Kota Kupang (8 Agustus 2022) dan Aula SD Inpres Bokong 1 Kecamatan Takari (9 Agustus 2022). Seminar ini mengangkat judul “Peduli dan Sadar Stunting Bagi Guru serta Orang Tua di Kota dan Kabupaten Kupang” sebagai bentuk kegiatan diseminasi pengetahuan gizi kepada masyarakat agar lebih menyadari risiko stunting yang terjadi pada anak akibat kurangnya pemenuhan kebutuhan gizi yang sesuai. Pada seminar ini juga dilakukan demonstrasi penggunaan Muse EEG dalam mengukur gelombang otak dan perannya dalam profiling kemampuan kognitif pada anak. Setelah itu, dilakukan pembagian leaflet dan booklet yang berisi materi mengenai bahaya stunting dan pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif anak. (2) Pengukuran dan pengambilan data kognisi siswa SD terindikasi Stunting (10-13 Agustus 2022). Pengambilan data di Kecamatan Takari dilaksanakan pada enam Sekolah Dasar yang berlangsung selama dua hari (10-11 Agustus 2022) dengan jumlah siswa yang menjadi naracoba sebanyak 87 orang. Selanjutnya, pengambilan data di Kota Kupang dilaksanakan pada dua sekolah dasar yang berlangsung selama satu hari (12 Agustus 2022) dengan jumlah siswa yang menjadi naracoba sebanyak 25 orang. Hasil analisis data terkait uji kognitif menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan kognitif siswa yang mengalami stunting di Kecamatan Takari (66.56%) dan Kota Kupang (66.67%) lebih rendah dibandingkan siswa normal. Terdapatnya perbedaan kemampuan kognitif antara siswa yang mengalami stunting dan siswa normal mengindikasikan adanya pengaruh yang diberikan oleh kondisi stunting terhadap perkembangan kognitif pada anak"