Pemberdayaan Pemuda Putus Sekolah di Pedesaan Melalui Pelatihan dan Pendampingan Kewirausahaan
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Sri Herliana



Ringkasan Kegiatan

Sebagai generasi penerus, pelanjut sebuah pembangunan, pemuda adalah ujung tombak. Tetapi keadaan atau harapan menjadi sebaliknya, apabila pemuda yang diharapkan sebagai motor sebuah pembangunan justru menjadi sebuah “beban”. Hal ini dapat terjadi apabila pemuda yang jadi harapan mempunyai sikap mental dan kualitas moral, pendidikan dan ekonomi yang tidak mendukung. Oleh karena itu perlu pemecahan terhadap permasalah tersebut sehingga keberadaan pemuda bisa seperti yang diharapkan. Dengan pelatihan kewirausahaan yang akan dilakukan diharapkan dapat menjadi solusi, dimana tumbuhnya jiwa wirausaha pada para pemuda. Perguruan tinggi memiliki tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu kegiatan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan adalah memberikan pelatihan kewirausahaan pada pemuda putus sekolah dengan memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk komersial. Diharapkan dengan pengabdian masyarakat ini, peserta/pemuda putus sekolah yang ada di Desa Sidaresmi mendapatkan bekal dalam menciptakan lapangan kerja buat dirinya sendiri dan orang lain. Secara spesifik kualifikasi lulusan yang akan dihasilkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pemuda putus sekolah dapat memahami kewirausahaan secara kognitif, afektif dan psikomotor dan dapat mempraktekannya dalam dunia kerja di lapangan; membangun sikap mental wirausaha yaitu percaya diri, mempunyai motivasi untuk mencapai cita-cita, mampu bekerja keras, kreatif, inovatif, berani mengambil resiko dengan perhitungan, memiliki kemampuan empati dan keterampilan sosial, mampu dan berani sehingga mampu merintis usaha.



Capaian

Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan, Perintisan kelompok usaha dan pengembangan UKM



Testimoni Masyarakat

Pemuda sebagai generasi penerus mempunyai sikap mental dan kualitas moral, pendidikan dan ekonomi yang tidak mendukung sehingga menjadi “beban” bagi motor sebuah pembangunan.