Pembangunan jalur transmisi, reservoir, dan toilet komunal dengan menggunakan Bio filter di Kabupaten Tasikmalaya
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Tjandra Setiadi



Ringkasan Kegiatan

Beberapa orang menganggap air sebagai sumber kehidupan, inti dari kehidupan semua makhluk hidup. Tidak dapat disangkal bahwa bagi manusia air bersih merupakan kebutuhan primer yang digunakan untuk berbagai kegiatan seperti; minum, mandi, mencuci, bercocok tanam, memasak. Mirisnya, sumber daya yang begitu krusial dalam hidup ini tidak dapat diakses oleh semua orang. Salah satunya adalah masyarakat Desa Sirnaraja, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, yang juga dikenal dengan nama Kampung Cicurug. Infrastruktur air bersih dibangun di RT 12 dan 18, Desa Sirnaraja, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, atau lebih dikenal dengan Desa Cicurug. Kampung Cicurug merupakan salah satu kampung paling tinggi Kecamatan Cigalontang. Titik terendah Kecamatan Cigalontang berada pada ketinggian sekitar 600 mdpl. Sebelum infrastruktur air bersih terbangun, sudah pernah ada bantuan berupa dua buah bak penampung berkapasitas 1000 liter yang sumber airnya dialirkan dengan memanfaatkan gravitasi dari hutan di atas kampung. Bak penampung tersebut diletakkan di dekat dua rumah warga dan masih bersifat hidran umum; belum didistribusikan ke rumah masing-masing warga. Pada saat kemarau, sumber air tersebut tidak mampu mencukupi kebutuhan air kurang lebih 60 kepala keluarga di RT 12 dan 18. Terdapat dua sumber air yang mungkin digunakan: air dari hutan, dan mata air. Berdasarkan waktu timbulnya masalah yang muncul pada musim kering dan kontinuitas sumber air yang tersedia, sumber air yang dipilih adalah mata air.



Capaian

Penerapan Teknologi Tepat Guna, Penerapan Karya Tulis



Testimoni Masyarakat

Infrastruktur air bersih dibangun di RT 12 dan 18, Desa Sirnaraja, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, atau lebih dikenal dengan Desa Cicurug. Kampung Cicurug merupakan salah satu kampung paling tinggi Kecamatan Cigalontang. Titik terendah Kecamatan Cigalontang berada pada ketinggian sekitar 600 mdpl. Sebelum infrastruktur air bersih terbangun, sudah pernah ada bantuan berupa dua buah bak penampung berkapasitas 1000 liter yang sumber airnya dialirkan dengan memanfaatkan gravitasi dari hutan di atas kampung. Bak penampung tersebut diletakkan di dekat dua rumah warga dan masih bersifat hidran umum; belum didistribusikan ke rumah masing-masing warga. Pada saat kemarau, sumber air tersebut tidak mampu mencukupi kebutuhan air kurang lebih 60 kepala keluarga di RT 12 dan 18.