Pemantauan Lingkungan dengan Pendekatan Geokimia pada Tambang Bijih Skala Kecil di Ciseuti, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Syafrizal



Ringkasan Kegiatan

Proses penambangan dan pengolahan yang dilakukan tidak sesuai dengan good mining practice tentunya akan membawa dampak yang buruk bagi lingkungan. Kontaminasi logam berat di tanah, sedimen, air tanah, dan air permukaan memiliki dampak negatif dan berbahaya oleh karena itu diperlukan adanya pemantauan dan evaluasi serta upaya pengurangan dan penghilangan (remediation) untuk mencegah hal-hal yang tidak iinginkan. Meski demikian diperlukan pemahaman dan pengetahuan geologi yang komprehensif termasuk pemodelan geokimia unutk dapat menentukan pola dispersi logam berat. Keterdapatan aktivitas pertambangan yang berlangsung di Ciseuti, Purwarkarta menarik untuk dapat di analisis dalam kaitannya terhadap penyebaran logam berat melalui analisis geokimia. Penelitian ini merupakan lanjutan dari kegiatan penelitian pengabdian masyarakat LPPM ITB tahun 2015 dimana diindikasikan adanya kontaminasi daerah tercemar akibat aktivitas pertambangan. Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi geokimia yang berkembang di dua lokasi pertambangan yang ada di Ciseuti (tambang emas dan tambang galena) dan analisis daerah terdampak tambang serta kemungkinan penyebaran ekstensi lokasi mineralisasi yang terdapat di daerah tersebut. Pelaksanaan pengabdian masyarakat melingkupi kegiatan survei lapangan pada dua lokasi yang meliputi sampling sistematis baik tanah, sedimen, dan batuan, pengamatan tata guna lahan, identifikasi rona permukaan daerah sekitar tambang, serta pengumpulan data yang berkaitan dengan aktifitas sosial. Tahap selanjutnya analisis laboratorium berupa analisis kimia dan mikroskopi. Tahap terakhir yaitu identifikasi lingkungan geokimia di dua lokasi penambangan dengan metode migrasi unsur, pola dispersi, dan proses yang mempengaruhinya.



Capaian

Penerapan Karya Tulis



Testimoni Masyarakat

Masyarakat Desa Tajursindang masih mengusahakan tambang bijih (emas dan galena) secara tradisional dengan skala kecil dengan kurang memperhatikan faktor keselamatan kerja. Proses pengolahan emas juga masih sederhana menggunakan amalgamasi yaitu mencampurkan bijih dengan merkuri cair dan dimungkinkan adanya pencemaran logam berat khususnya melalui media air baik itu air permukaan (sungai dan saluran irigasi) dan air tanah.