Pemanfaatan Budaya Literasi Sebagai Upaya Pengembangan Kreativitas Melalui Media Digital di Kalangan Pemuda Desa Lingga Guna Menunjang Tanjung Enim Sebagai Kota Wisata
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Tri Sulistyaningtyas



Ringkasan Kegiatan

Literasi digital merupakan sebuah isu aktual yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat di era revolusi industri 4.0. Perkembangan teknologi telah mengubah tatanan, pola pikir, dan perilaku masyarakat. Selain itu, kebutuhan-kebutuhan dan peluang-peluang yang muncul pun semakin beragam. Literasi digital menjadi sebuah keniscayaan yang harus dimiliki oleh setiap komponen masyarakat. Tanjung Enim sebagai sebuah kota kecil yang diproyeksikan menjadi kota wisata di Sumatera Selatan merupakan kota yang akan berkembang. Oleh sebab itu, dukungan sumber daya manusia menjadi hal yang sangat pokok di wilayah ini. Permasalahan literasi ini semakin kentara melanda anak muda yang tinggal di wilayah pertambangan, seperti yang terjadi di Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. Anak muda di wilayah tersebut sangat jarang bersentuhan dengan dunia literasi. Masyarakat Desa Lingga tidak mempunyai cita-cita untuk menyekolahkan anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Bagi mereka, setelah lulus sekolah para pemuda cukup menjadi buruh tambang atau penjaga keamanan di wilayah tambang PT Bukit Asam, Tbk. Padahal, dari segi sumber daya alam dan kreativitas, masyarakat Desa Lingga mempunyai banyak hal yang dapat dijual kepada masyarakat di luar Tanjung Enim untuk mendukung cita-cita Tanjung Enim menjadi kota wisata. Misalnya, ada kerajinan tenun khas Tanjung Enim yang bisa lebih mendunia, ada produk kopi yang rasanya tidak kalah dengan kopi dari luar negeri. Namun, karena rendahnya tingkat literasi mereka, apalagi literasi digital, produk-produk yang seharusnya bisa diunggulkan menjadi tak terdengar di mana pun.



Capaian

Penerapan Karya Tulis, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan



Testimoni Masyarakat

Desa Lingga sebagai desa yang berada di wilayah Kabupaten Muara Enim saat ini sedang bersiap menyongsong pencanangan Tanjung Enim sebagai kota wisata. Tentu diperlukan peran pemuda dalam mengisi dan menyemarakkan rencana kota wisata tersebut. Sayangnya, para pemuda di wilayah ini belum menggunakan teknologi yang mereka miliki dengan maksimal. Media sosial yang mereka miliki baru dimanfaatkan sebagai ajang curhat dan pelampiasan kegalauan. Begitupun di lingkungan masyarakat, mereka lebih senang berkumpul dengan teman-temannya untuk sekadar nongkrong atau melakukan balapan motor. Padahal, dengan media sosial dan waktu yang dimiliki, mereka bisa berkontribusi lebih banyak untuk mewujudkan Tanjung Enim sebagai kota wisata.