Pelatihan Teknik Pengawetan Bambu Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas dan Nilai Ekonomi Produk Kerajinan Bambu Pada Kelompok Pengrajin Bambu  Desa Sukarapih Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Tati Karliati



Ringkasan Kegiatan

Bambu merupakan salah satu jenis hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang me miliki manfaat sebagai bahan bangunan, kerajinan dan mebel serta bahan baku industri. Di Indonesia tercatat sebanyak 160 jenis bambu yang tumbuh tersebar di seluruh daerah, 65 jenis di a ntaranya dinilai potensial untuk dikembangkan dan digunakan. Barang ker ajinan dan mebel, Bambu selain menjadi komoditas untuk dijual juga banyak dimanfaatkan masyarakat Desa Sukarapih sebagai bahan bangunan dan kerajinan. Produk kerajinan bambu yang ada di Desa Sukarapih khususnya di kelompok pengrajin bambu Dusun Cijotang berupa bilik (motif dan tanpa motif), meja kursi bambu, anyaman penjemur padi, bakul, krey dan anyaman lainnya. Di dusun Cijotang/Margalaksana Desa Sukarapih ini hampir tiap keluarga membuat anyaman dari bambu sebagai sumber pendapatan. Barang kerajinan dan mebel yang dibuat dari beberapa jenis bambu ringan atau bambu yang belum cukup tua sering kali mengalami cacat atau kerusakan biologis berupa pewarnaan yang kotor karena serangan jamur biru ( blue stain ), berlubang-lubang hitam karena serangan kumbang ambrosia ( pin hole borer ) atau karena bubuk kayu kering. Produk kerajinan bambu yang di produksi oleh kelompok pengrajin bambu di dusun Cijotang desa Sukarapih belum diberi perlakuan pengawetan, sehingga akan sangat merugikan pengrajin apabila barang yang dipasarkan tidak segera terjual. Kondisi barang mudah terserang faktor perusak bambu, hal ini berdampak pada penghasilan pengrajin yang menurun.



Capaian

Penerapan Teknologi Tepat Guna, Penerapan Karya Tulis, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan



Testimoni Masyarakat

Bambu rentan terhadap serangan kumbang bubuk sehingga banyak diantara warga masyarakat enggan memakai bambu karena cepat rusak dimakan serangga kumbang Bubuk. Kerusakan bambu dapat terjadi sebelum atau sesudah ditebang, sebagai akibat dari serangan serangga, jamur, cuaca atau pemakaian secara mekanis. Kendala yang sering .dihadapi adalah serangan serangga dan jamur, pada garis besarnya serangga dan jamur menjadikan bambu sebagai sumber makanan dan tempat berkembang biak. Oleh karena itu agar bambu tahan terhadap serangan serangga atau jamur, maka makanan yang ada didalam bambu perlu dikeluarkan seluruhnya. Upaya lain untuk mengawetkan bambu dapat pula dilakukan dengan memasukkan bahan pengawet berupa racun yang dapat mematikan serangga dan jamur.