Pelatihan Pemurnian Asap Cair Menjadi Produk Bernilai Ekonomis Tinggi di Kelompok Tani Desa Jatiroke Hutan Pendidikan Gunung Geulis ITB (Lanjutan)
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Anne Hadiyane



Ringkasan Kegiatan

Asap cair yang mengandung sejumlah senyawa kimia diperkirakan berpotensi sebagai bahan baku zat pengawet, antioksidan, desinfektan, ataupun sebagai biopestisida. Prospek implementasi asap cair sangat luas, mencakup industri makanan sebagai pengawet, industri kesehatan, pupuk tanaman, bio-insektisida, pestisida, desinfektan, herbisida, dan lain sebagainya yang memiliki berbagai keunggulan bila dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia sintetik. Dengan adanya inovasi baru berupa asap cair ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan zat aditif atau bahan-bahan pengawet yang tidak aman bagi kesehatan misalnya penggunaan boraks, formalin, dan sebagainya. Untuk menghasilkan asap cair yang sesuai dengan pemanfaatan, maka diperlukan proses pemurnian asap cair. Berdasarkan kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan asap cair yang lebih luas, maka diperlukan pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan kepada petani kopi untuk melakukan pemurnian terhadap asap cair menjadi produk yang multifungi sehingga memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat layak untuk pemberdayaan ekonomi kelompok tani hutan yang berjumlah lebih dari 60 KK di desa sekitar Gunung Geulis. Masyarakat telah menyatakan kesiapan untuk berpartisipasi menyediakan dana in-kind dalam proses pelatihan.



Capaian

Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan



Testimoni Masyarakat

Salah satu penerapan teknologi tepat guna untuk pengolahan limbah adalah dengan mengelola limbah menjadi produk yang bermanfaat yaitu asap cair dengan menggunakan teknologi pirolisis. Pada bulan Juli 2019 telah dilaksanakan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) kepada Forum Komunikasi Gunung Geulis (FKGG) mengolah limbah bambu dengan teknologi pirolisis menjadi asap cair. Asap cair yang dihasilkan masih memiliki kandungan tar dan berwarna keruh. Asap cair yang dihasilkan juga mengandung komponen-komponen penyusun dari senyawa hemiselulosa, selulosa dan lignin. Kandungan tersebut ada yang aman dan berbahaya jika diaplikasikan ke produk kesehatan dan pangan. Oleh karena itu, perlu dilakukannya destilasi untuk memurnikan asap cair agar komponen yang tidak diinginkan dapat diputuskan dari rantai penyusun senyawa pada asap cair (Yunus, 2011; Jamilatun dan Salamah, 2015).