Magdalena Lenny Situmorang
Pembuatan terasi banyak dilakukan secara turun-temurun di daerah-daerah Indonesia, utamanya wilayah pesisir dimana sumber bahan baku berupa udang, rebon, maupun ikan berlimpah. Proses pembuatan yang berbeda sudah tentu akan memberikan hasil yang tidak sama untuk setiap produk terasi, terlebih terasi yang berasal dari wilayah yang berbeda. Hal ini dikarenakan pertumbuhan mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempatnya tumbuh. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, SITH –ITB melakukan penelitian untuk menstandarisasi pembuatan terasi dengan tujuan agar terasi yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan terjaga di setiap proses produksinya. Survey dan pengambilan sampel dilakukan di beberapa kota di Indonesia, diantaranya Medan, Bangka, Lampung, Indramayu dan Cirebon. Analisis kandungan terasi serta optimasi pembuatan terasi dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi SITH ITB. Pelatihan standarisasi pembuatan terasi dilakukan selama satu hari di salah satu daerah penghasil terasi di kawasan Kota Cirebon, tepatnya di Desa Cangkol. Selanjutnya peserta diberikan materi dan diskusi mengenai Macam-macam Terasi yang Ada di Indonesia.
Penerapan Teknologi Tepat Guna
tidak ada