Armi Susandi
Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia, termasuk diantaranya bencana hidrometeorologi. Tingginya kerawanan bencana Indonesia tersebut menyebabkan kerugian dan mengancam risiko kehilangan nyawa saat terjadi bencana alam. Rata-rata kerugian per tahun yang dialami Indonesia akibat bencana alam mencapai Rp 22 triliun per tahun belum termasuk kerugian jiwa (Kemenkeu, 2018). Terkait dengan upaya mitigasi bencana hidrometeorologi, Institut Teknologi Bandung (ITB) telah berhasil mengembangkan state of art dari teknologi cerdas dini prediksi potensi bencana hidrometeorologi yang terbagi menjadi beberapa produk inovasi. Diantaranya adalah Sistem Informasi Peringatan Bencana Hidrometeorologi yang mampu memprediksi bencana hidrometeorologi seperti cuaca ekstrim, banjir, dan longsor untuk 3 hari ke depan dan hingga skala desa dalam cakupan satu Indonesia. Sistem lain yang dimiliki ITB adalah aplikasi Flood Early Warning Early Action System (FEWEAS) yang khusus mendeteksi banjir. FEWEAS sangat detail menjelaskan potensi banjir 3 hari ke depan yang meliputi prediksi tinggi muka air sungai, tinggi dan luas genangan, dan status siaga. ITB juga memiliki aplikasi Sistem Informasi Cerdas Agribisnis yang dapat digunakan untuk mitigasi banjir dan kekeringan yang berpotensi berdampak pada pertanian. SICA juga dilengkapi sistem prediksi rekomendasi waktu tanam padi hingga interval 10 harian.
Penerapan Teknologi Tepat Guna, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan
Salah satu penyebab banyaknya korban akibat bencana alam ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai profil bencana dan informasi dini bencana dimana mereka tinggal. Untuk mengatasi masalah tersebut, saat ini Institut Teknologi Bandung (ITB) telah mengembangkan Sistem Informasi Peringatan Bencana Hidrometeorologi.