Tubagus Furqon Sofhani
Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi sekolah dasar akibat adanya Covid-19 telah menimbulkan learning loss dan hilangnya motivasi belajar bagi siswa, terutama bagi daerah terpencil. Kabupaten Malinau merupakan salah satu daerah terpencil di Indonesia yang memiliki kualitas pendidikan yang rendah. Namun di sisi lain, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sebagai simpul pengetahuan di desa, tumbuh di Kabupaten Malinau atas inisiatif masyarakatnya sendiri. Untuk menanggulangi isu learning loss, diperlukan kerjasama antara pendidik, pemerintah dan masyarakat dalam hal teknik pengajaran dan pengolahan materi yang kreatif agar siswa mampu menyerap materi dengan baik dan tetap semangat bersekolah. Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi antara sekolah, institusi pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pendampingan belajar kepada siswa melalui pemberdayaan TBM. Hasil evaluasi program menujukkan bahwa mayoritas siswa mengalami kemajuan setelah mengikuti pendampingan. Dapat disimpulkan bahwa kolaborasi antara guru, akademisi, masyarakat dalam hal ini pegiat TBM dan orang tua, serta pemerintah daerah cukup berhasil mengatasi permasalahan pendidikan di Kabupaten Malinau
Publisitas
Dalam jangka pendek, kegiatan Pendampingan TBM dalam Pelaksanaan PJJ ini mampu memberikan dampak signifikan pada kualitas belajar siswa binaan, khususnya pada kemampuan literasi dan numerasi di setiap jenjang kelas. Kegiatan ini juga menjadi inisiasi bagi Kepala Sekolah, Guru dan Orang Tua siswa untuk mengembangkan perangkat ajar lain yang kreatif dan adaptif dalam upaya memfasilitasi siswa untuk belajar dalam kondisi khusus. Pelibatan aktif TBM dalam proses PJJ menjadi wadah bagi fasilitator dan pegiat TBM di Kabupaten Malinau untuk mengembangkan modal sosial yakni kepemimpinan (leadership) dan kemampuan berjejaring (networking) melalui serangkaian kegiatan seperti FGD, diskusi dan pelatihan. Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan pada awal dan akhir kegiatan, proyek ini terbutki memberikan manfaat bagi para peserta. Hasil evaluasi menyatakan bahwa 60% siswa mengalami cukup kemajuan dan 35% siswa mengalami kemajuan yang signifikan setelah adanya pendampingan. Hal ini membuktikan bahwa pendampingan yang dilakukan pegiat TBM dengan modul literasi dan numerasi telah berhasil meningkatkan minat belajar siswa dan kemampuan mereka dalam menyerap materi belajar. Dalam jangka panjang, kegiatan Pendampingan TBM dalam Pelaksanaan PJJ diharapkan mampu menjadi bagian penting dalam proses pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Malianau sebagai daerah 3T. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini dapat menjadi benchmark bagi daerah lain di Indonesia dalam pelaksanaan PJJ.