Edi Riawan
"Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang paling sering terjadi di Indonesia, seperti angin kencang, banjir, banjir bandang, tanah longsor dan kekeringan. Bahkan pada April 2021, Siklon tropis Seroja melanda wilayah Kupang dan sekitarnya, yang sebelumnya hamper tidak pernah terjadi siklon tropis terjadi di wilayah daratan Indonesia. Dari ribuan bencana hidrometeorologi yang terjadi setiap tahunnya, masih sulit ditemukan data dan informasi terkait dengan kondisi cuaca yang dapat digunakan untuk memahami mekanisme bencana tersebut. Keterbatasan data dan informasi cuaca pada saat terjadi bencana tersebut erat kaitannya dengan keterbatasan stasiun observasi cuaca yang ada di Indonesia. Salah satu keterbatasannya adalah stasiun tidak dipersiapkan secara khusus untuk mengobservasi data terkait bencana hidrometeorologi. Institut Teknologi Bandung sebagai lembaga pendidikan tinggi, wadah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang sains atmosfer. Sejak tahun 2012, Kelompok Keahlian Sains Atmosfer telah memulai melakukan pengabdian masyarakat di Cekungan Bandung, khususnya di wilayah Majalaya. Pada tahun 2022, KK Sains Atmofer akan melengkapi stasiun observasi meteorologi, khususnya untuk keperluan mendapatkan data terkait bencana hindrometeorologi melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat Observasi Hidrometeorologi Kejadian banjir di DAS Citarum Hulu dan Pekalongan. Kegiatan ini akan difokuskan pada penyusunan prosedur observasi hidrometeorologi, khususnya terkait dengan kebencanaan hidrometeorologi. Prosedur disusun berdasarkan karakteristik hidrometeorologi di dua daerah rawan banjir yaitu DAS Citarum Hulu dan Kota Pekalongan."