Agus Suharjono Ekomadyo
Ketika sebuah bangunan heritage digunakan untuk aktivitas lain yang punya nilai ekonomi, maka terjadi proses konsumsi pada heritage tersebut, di mana ada nilai-nilai yang tersampaikan kepada konsumen lewat artifak arsitektural yang tersaji. Beberapa heritage direvitalisasi menjadi tempat makan, dan di sini relasi antara heritage dan isu pangan lokal (local food) terjadi, sehingga isu heritage bisa dimasukkan ke dalam agenda tujuan pembangunan berkelanjutan. Pada masa pandemi, kegiatan konsumsi pada heritage melalui aktivitas transit ternyata berperan dalam menjaga keberlangsungan ekonomi masyarakat terutama yang terdampak oleh pembatasan aktivitas wisata massal (mass tourism), seperti yang terjadi pada heritage area istirahat Banjaratma yang menjadi alternatif sumber ekonomi bagi beberapa seniman lukis asal Bali. Atas dasar pemikiran inilah, diusulkan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk model desain “hybrid space” untuk heritage, yang menggabungkan desain revitalisasi bangunan heritage dengan menyertakan ruang-ruang virtual sebagai wadah muatan (content) narasi dari heritage tersebut.
Gambar 1. Kawasan Pabrik Gula Sragi
(Sumber: Citra satelit Google Earth dengan modifikasi dari Tim Peneliti, 2023)
Gambar 2. PG Sragi pada masa kolonial
(Sumber: https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/imagecollection-kitlv diakses 8 Juli 2023 pukul 21.59 WIB)
Kasus heritage yang dipilih adalah kawasan Pabrik Gula (PG) Sragi di Kabupaten Pekalongan, dengan pertimbangan bahwa kawasan ini bisa menjadi transit alternatif pada jalan tol lintas Jawa, dan berada di Kabupaten Pekalongan yang sudah mempunyai Nota Kesepahaman (MoU) dengan ITB. Perancangan “hybrid space” untuk revitalisasi heritage PG Sragi adalah dengan Teori Jaringan-Aktor, yang menempatkan teknologi, termasuk desain, baik konvensional atau dengan media virtual, menjadi delegasi dari kehendak aktor-aktor yang terlibat dalam upaya revitalisasi ini. Melalui pendekatan ini, kegiatan pengabdian masyaralat akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu melakukan identifikasi heritage yang akan direvitalisasi, memetakan aktor, kehendak, dan preskripsi yang akan terjadi, membuat desain heritage dan content, menyusun database pangan lokal yang disajikan di heritage, dam mendampingi stakeholder untuk implementasi desain. Luaran yang dihasilkan adalah model desain “hybrid space” pada heritage sebagai ruang konsumsi yang menghadirkan keanekaragaman pangan lokal. Secara jangka panjang, model yang diharapkan bisa memberikan kontribusi terhadap kebijakan nasional restrukturisasi pabrik gula Nusantara menuju swasembada gula, terutama bagaimana heritage arsitektur berperan dalam isu kedaulatan pangan. Desain arsitektural yang telah tersusun, akan dilengkap dengan teknolgi AR sebagai wadah informatif dari bangunan heritage.
6. Mengembangkan media virtual sebagai wadah dari narasi content heritage yang dirancang.; 1. Menyusun kerangka operasional untuk pendekatan desain dan rekayasa sosial agar teknologi yang dihasilkan menjadi delegasi dari para aktor yang terlibat.; 5. Menyusun narasi pada heritage tersebut sebagai content rancangan, baik narasi tentang heritage tersebut maupun local food yang akan di-deliver dalam rancangan tersebut.; 2. Mengidentifikasi heritage pada kasus pengabdian masyarakat dan potensinya sebagai ruang konsumsi untuk local food.; 4. Menyusun desain arsitektural pada heritage yang dipilih sebagai hasil identifikasi, dengan mempertimbangkan rajutan aktor hasil preskripsi.; 7. Melakukan pendampingan masyarakat untuk implementasi desain dan content virtual untuk implementasi, termasuk usulan menyertakan kegiatan revitalisasi heritage pada pesta giling yang sudah terselenggara.; 3. Memetakan aktor yang terlibat, kehendak masing-masing dan visi terhadap heritage dan pangan lokal, serta rajutan yang akan di-preskripsikan, berdasarkan kerangka yang sudah dibuat sebelumnya.
Manfaat untuk KK/FS/ITB a. Pendekatan ‘hybrid space’ pada diskursus ekonomi dapat menambah nilai pada penelitian arsitektur. Ditambah dengan narasi bahwa pendekatan budaya, dalam hal ini heritage dan bahan pangan lokal memiliki relevansi dengan keberlanjutan ekonomi. b. Tersusunnya ‘model desain hybrid space’ sebagai kerangka baru pengembangan rancangan aristektural. Manfaat untuk Indonesia/Global a. Terciptanya model desain heritage sebagai ruang konsumsi secara “hybrid”, dengan memasukkan content tentang pangan lokal sebagai salah satu heritage values. b. Tersusunnya narasi heritage sebagai konten rancangan yang menambah pemahaman terhadap nilai sejarah bangunan dan konsumsi bahan pangan lokal di Pekalongan. c. Penguatan pemahaman masyarakat lokal terhadap kekayaan tradisi bahan pangan lokalnya beserta pentingnya proteksi terhadap bangunan heritage.