Mesin Penghancur (Crusher) Sampah Organic Daun Dan Pelepah Bambu Untuk Media Tanam Bambu Di Kecamatan Sela Awi Kab Garut
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Achmad Syarief



Ringkasan Kegiatan

Keberadaan ITB di kecamatan Sela Awi secara informal telah berlangsung sejak2012, salah satu yang bentuk kerjasama antara LPPM ITB dengan Yayasan Sela AwiRaksa Mandiri adalah melalui pembangunan laboratorium lapangan yang dilengkapidengan beberapa peralatan pengolahan bambu yang dapat diakses oleh masyarakatdan mahasiswa atau peneliti yang berkegiatan di Kecamatan Selaawi KabupatenGarut. Seiring dengan dibangunnya Pusat Bambu Kreatif di Kecamatan Selaawi untukmenghela pengembangan industri produk bambu maka perlu dipersiapkanketersediaan bahan baku agar para pengrajin dapat terus menghasilkan produksecara berkelanjutan. Pihak Kecamatan Selaawi dengan Yayasan Selaawi Reksa Mandiri-nyasudah melaksanakan program penanaman bambu sejak tahun 2016, namun dirasakanbelum optimal sehingga perlu adanya percepatan dalam melakukan pembibitan dan penanamanbambu. Salah satu yang dibutuhkan dalam mempercepat program pembibitan dan penanamanini adalah dengan membuat banyak media tanam dengan memanfaatkan material bambuitu sendiri. Secara alamiah bambu akan melepaskan daun, pelepah dan rantingnya.Pelepah, daun dan ranting ini bila dihancurkan dan diolah, dapat menjadi mediatanam yang baik bagi pembibitan tanaman bambu. Dengan mengolah sampah bambu selainareal akan menjadi bersih, lebih efisiennya proses pembibitan dan penanaman bambu,juga meminimalisasi potensi kebakaran akibat tumpukan daun bambu kering. Untukkepentingan tersebut maka tim peneliti lintas fakultas (FSRD dan FTMD)melaksanakan program pengabdian para masyarakat untuk mengembangkan danmenerapkan teknologi tepat guna (TTG) alat penghancur sampah bambu (Crasher) untuk dipergunakan oleh masyarakat di Kecamatan Sela Awi Kabupaten Garut.  Melalui kegiatan ini, dihasilkan prototip mesin penghancur sampah bambu yang dapat digunakan komunitas pengrajin produk bambu di Kecamatan Selaawi untuk mengolah sampah daun dan ranting bambu menjadi serpihan/cacahan kecil bagi media tanam pembibitan bambu. Walaupun mesin penghancur (crusher) sampah bambu dapat digunakan namun dirasakan masih belum optimal karena belum efisiennya proses olah sampah bambu yang masih perlu diulang 2-3 kali untuk menghasilkan serpihan/cacahan yang sesuai bagi media tanam pembibitan bambu. Untuk itu kedepan, masih direncanakan pengembangan bentukan pisau pemotong (shredder) agar proses olah sampah bambu pada mesin penghancur (crusher) dapat menjadi lebih baik dan efisien.



Capaian

Publisitas



Testimoni Masyarakat

Masyarakat pengrajin produk bambu di Kecamatan Selaawi dapat mengolah sampah bambu untuk menjadi media tanam pembibitan bambu secara lebih baik sekaligus menjaga keasrian lingkungan dan membantu meminimalisasi potensi kebakaran akibat bertumpuknya sampah daun bambu kering di sekitar wilayah pemukiman