Melisopalinologi musiman bagi pengembangan madu lokal di Desa Wisata Mekar Wangi, Jawa Barat
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Maria Sekar Proborukmi



Ringkasan Kegiatan

"Madu hasil produksi petani madu lokal di Indonesia sebagian besar merupakan madu hutan dan hasil budidaya lebah yang telah lama diperjualbelikan secara masal dan memiliki pasar yang cukup besar. Namun madu yang diperdagangkan sering kali tidak menyertakan keterangan mengenai aspek-aspek penting terkait dengan kualitas madu tersebut, khususnya keberadaan dan komposisi polen di dalam madu tersebut. Hal ini disebabkan selain karena kurangnya kapasitas produsen dalam mengenali polen dari madu yang diproduksi, terutama juga karena tidak adanya tuntutan dari konsumen madu lokal dan dari standar nasional yang berlaku. Salah satu produsen madu lokal yang merangkul beberapa petani madu di daerah Sindangkerta-Jawa Barat, adalah Desa Wisata Tematik Mekarwangi, yang merupakan subyek utama pada kegiatan pengabdian masyarakat yang sedang direncanakan ini. Desa wisata ini dibina oleh Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan Institut Teknologi Bandung, yang telah bekerjasama dengan tim sejak kegiatan pengabdian masyarakat yang serupa dalam skema P2MI tahun 2021 lalu. Keberadaan dan komposisi polen (serbuk sari) dalam madu memegang peranan yang penting dalam, diantaranya: 1. Keberadaan polen yang cukup banyak dalam madu dapat memastikan bahwa madu yang diproduksi merupakan madu murni yang diproduksi oleh lebah dan bukan madu campuran atau sintetik, 2. Komposisi polen-polen yang didapatkan dalam madu dapat memastikan kebenaran klaim (branding) asal tumbuhan dan aroma yang biasanya tertera dalam kemasan madu, misalnya: madu mangga, madu hutan, madu multiflora, clover honey, dll., 3. Informasi mengenai komposisi polen di dalam madu merupakan nilai tambah serta dasar bagi produsen dalam memberikan peringatan bagi konsumen, jika madu tersebut berpotensi menimbulkan alergi karena mengandung polen-polen dari tumbuhan alergen, seperti tumbuh-tumbuhan dari keluarga: Asteraceae (bunga aster, bunga matahari, bunga krisan, bunga chamomile, bunga daisy, bunga dahlia), Caryophyllaceae (bunga baby’s breath), dll. 4. Komposisi polen dalam madu dapat memberikan informasi terkait jenis-jenis tumbuhan penghasil nektar yang dikumpulkan oleh lebah. Hal ini sangat bermanfaat untuk pengembangan jangka panjang, seperti: konservasi tumbuhan dan lingkungan pendukungnya guna keberlangsungan produksi madu. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk merancang lahan serupa, yang dikhususkan sebagai penghasil madu, dengan menggunakan data tumbuh-tumbuhan utama penghasil nektar dan jenis lebah yang dibudidaya. 5. Komposisi polen dalam madu juga sangat tergantung pada musim berbunga tumbuh-tumbuhan penghasil nektar di sekitar Desa Wisata Mekarwangi. Pengambilan dan analisis sampel madu yang dipanen secara berkala, sesuai dengan musim panen madu oleh petani, akan sangat membantu petani dalam memberikan informasi mengenai komposisi polen dari setiap waktu panennya. Para petani juga dapat menggunakan informasi ini untuk melakukan perencanaan kegiatan pengembangan jangka panjang, seperti yang disebutkan pada no.4. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menimbulkan kesadaran dan menambah wawasan masyarakat, para produsen/petani madu secara khusus, mengenai keberadaan dan komposisi polen dalam madu yang mereka produksi, yang bermanfaat misalnya untuk penentuan jenis madu (branding) dan upaya konservasi tumbuh-tumbuhan sumber nectar, serta dapat memberikan informasi pada produk mereka untuk menjamin kemurnian, jenis dan potensi alergen dalam produk mereka sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan daya saing madunya. Sampel yang telah dianalisis adalah sampel yang diambil pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei dan Juni 2022. Keenam sampel ini merupakan perwakilan contoh madu pada tengah tahun pertama yang nantinya dapat digunakan untuk pelabelan madu-madu hasil dari peternak madu di Desa Mekarwangi. Pada setiap bulan, dua jenis sampel madu dipreparasi di laboratorium, yaitu sampel madu botol dan sampel madu sarang (Gambar 1). Karena sampel madu botol memiliki memiliki tampilan yang lebih bersih di bawah mikroskop (tidak banyak tertutup lilin dan pengotor lain yang terakumulasi dalam sarang madu), maka hanya sampel-sampel madu botol yang dianalisis lebih lanjut. Dari hasil analisis mikroskopis, madu yang dipanen pada bulan Januari-Maret 2022 menunjukkan madu multiflora dengan dominasin tumbuhan kopi, palem/aren, jambu-jambuan dan Asteraceae/aster-asteran, sedangkan madu yang dipanen di bulan April menunjukkan adanya peningkatan persentase tumbuhan Asteraceae/aster-asteran dengan penurunan jumlah polen dari tumbuhan kopi, the dan rumput. Hal ini menunjukkan variasi musim berbunga dari kelompok tumbuh-tumbuhan yang didapatkan di sekitar desa wisata tematik Mekar Wangi, dan dapat digunakan sebagai acuan pelabelan madu yang diproduksi, termasuk potensi alergen maupun jenis-jenis tumbuhan yang jumlahnya dapat diperbanyak pada waktu yang sama di tahun-tahun berikutnya, untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing madu yang diproduksi di Mekar Wangi."



Capaian



Testimoni Masyarakat