Lindi Hasil Biokonversi Limbah Sayuran Oleh Lalat Tentara Hitam, Hermetia Illucens Untuk Nutrisi Hidroponik Sayuran Di Punclut Dago, Bandung
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Indrawan Cahyo Adilaksono



Ringkasan Kegiatan

Limbah organik merupakan salah satu permasalahan utama yang mengancam keamanan ekosistem lingkungan dan kesehatan manusia. Sisa-sisa aktivitas pertanian adalah salah satu sumber dari sampah organik yang cukup besar. Umumnya, limbah sisa pertanian terabaikan dan tidak memiliki nilai jual. Desa Mekarsaluyu merupakan salah satu sentra penghasil tanaman sayuran seperti terong, asparagus, kubis, bunga kol, dll. Dimana pada musim panen banyak sisa-sisa limbah panen sayuran yang terabaikan sehingga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan. Dalam rangka mengeksplorasi potensi limbah organik tersebut, tim riset SITH-ITB melaksanakan penerapan teknologi biokonversi limbah organik menggunakan larva lalat tentara hitam (LTH) melalui program Pengabdian Masyarakat LPPM ITB. Larva LTH  (Hermetia illucens L.) atau lebih dikenal dengan istilah “maggot BSF” (Black Soldier Fly) merupakan salah satu agen dekomposer limbah organik yang umum diaplikasikan pada sampah dapur dan pasar. Beberapa kelebihan dari jenis lalat ini antara lain, memiliki ukuran larva yang besar sehingga cocok sebagai pakan ternak unggas, bukan agen bibit penyakit, dan mampu mempercepat biokonversi sampah organik dibandingkan dengan pembusukan alami, bahkan apabila dikelola dengan tepat maka tidak akan menghasilkan bau dalam prosesnya. Dalam kegiatan ini melibatkan petani, pengusaha, akademisi, praktisi, dan mahasiswa program Rekayasa Pertanian SITH ITB. Kegiatan terpusat pada Bukit Sandy, yang dimulai dengan membangun kandang BSF dan greenhouse hidroponik. Aktivitas diawali dengan mengumpulkan limbah-limbah organik buah-buahan dan sayur-sayuran dari kawasan pertanian Desa Mekarsaluyu. Kemudian mengolahnya di dalam kandang lalat LTH sehingga menghasilkan biomassa larva yang dimanfaatkan sebagai pakan unggas seperti, bebek dan ayam. Selain itu, dalam proses konversi tersebut juga menghasilkan cairan lindi yang ditampung dan digunakan sebagai pupuk organik cair (POC) untuk hidroponik berbagai jenis sayuran. Penggunaan cairan lindi hasil biokonversi limbah sayuran oleh larva LTH pada budidaya tanaman sayuran secara hidroponik dapat menggantikan 40% penggunaan nutrisi hidroponik komersial AB mix. Hasil panen sayuran selada dan sawi pagoda menunjukan bahwa berat basah tajuk tanaman memiliki bobot yang sama antara tanaman yang diberikan 100% nutrisi AB mix dan tanaman yang diberikan 60%:40% (AB mix:lindi). Sehingga, air lindi dari proses biokonversi sampah organik (limbah sayuran) oleh lalat tentara hitam dapat digunakan untuk mensubstitusi sebagian penggunaan nutrisi AB Mix sehingga dapat mengurangi biaya operasi. Oleh karena itu, penerapan teknologi biokonversi limbah organik dengan menggunakan larva LTH mampu menjadi solusi yang tepat guna untuk diaplikasikan di Desa Mekarsaluyu dalam memanfaatkan potensi limbah pertanian yang besar dan mampu menghasilkan POC dan pakan unggas sebagai nilai tambah.



Capaian

HAKI



Testimoni Masyarakat

1. Bagi masyarakat, pembangunan fasilitas pengolahan sampah organik (limbah sayuran) dengan menggunakan lalat tentara hitam dapat menyelesaikan masalah limbah sayuran yang tidak termanfaatkan dan mampu menghasilkan pupuk organik cair (lindi) sebagai substitusi nutrisi hidroponik. 2. Bagi kelompok keahlian agroteknologi dan teknologi bioproduk (ATB), fasilitas pengolahan sampah dengan menggunakan lalat tentara hitam dapat menjadi lokasi pusat pengembangan teknologi biokonversi limbah organik dengan lalat tentara hitam dan menjadi lokasi pendidikan serta penelitian bagi mahasiswa SITH ITB.