Woerjantari Kartidjo
"Kajian Konektivitas dan Ketersediaan Prasarana pada Hunian Tetap Tondo Talise di Kota Palu Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk melakukan Kajian Konektivitas dan ketersediaan Prasarana pada Hunian Tetap Tondo Talise di Kota Palu. Tujuannya untuk memetakan permasalahan perkotaan dari kawasan hunian tetap Tondo Talise yang keluarannya berupa saran dan masukan bagi pemerintah Kota Palu sebagai Langkah kerja pembangunan untuk meningkatkan kualitas kehidupan di Kawasan tersebut. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan Universitas Tadulako dan Pemerintah Kota Palu, melalui kegiatan kajian pustaka, analisis data dan observasi Kawasan. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengukur aksesibilitas dalam struktur perkotaan. Metode-metode tersebut didasarkan pada berbagai definisi dan/atau pendekatan konsep aksesibilitas, dan memiliki berbagai (tingkat) kebutuhan dan kompleksitas data. (Geurs dan van Wee, 2004; Lee dan Miller, 2018; Liu dan Zhu, 2004) Kajian yang dilakukan dengan menggunakan kuestioner dengan 180 responden yang merupakan penghuni dari kompleks hunian Tondo 1, mengingat hunia tetap lainnya belum banyak dihuni. Kuestioner mencari data profil respoden, Pola tujuan bekerja, sekolah, berbelanja dan rekreasi. Pola penyebaran tujuan fasilitas kesehatan dan peribadatan yang dituju dengan berjalan kaki dan menggunakan kendaraan serta pertanyaan terbuka untuk menggali permasalahan sarana prasarana hunian tetap Tondo 1 Hasil Kuestioner didapatkan bahwa 66 % responden bekerja di luar hunian tetap Tondo 1, 16 % bekerja di dalam Tondo 1 dan 33 % bekerja di lokasi yang tidak tentu. Pola penggunaan fasilitas pendidikan secara umum penduduk usia sekolah 98% diluar Tondo 1 dan hanya 2 % yang bersekolah di dalam Tondo 1. Sebagian besar responden menggunakan fasilitas ibadah di dalam kompleks huntap Tondo yaitu 82 % dan dilakukan dengan berjalan kaki. Pola berbelanja 53% menggunakan fasilitas di dalam hunian tetap Tondo 1. Dari hasil kajian ini didapatkan bahwa fasilitas sekolah dan bekerja tidak berubah dari pola ruha lama mereka. Mereka juga berharap adanya pusat sekunder dengan fasilitas kota yang cukup lengkap dapat dibangun antara Kota Palu dengan lokasi hunian tetap Tondo 1."