Irwan Iskandar
Kajian dan penerapan teknologi pemanfaatan airtanah asin di bawah permukaan dasar laut dengan incline directional submarine groundwater well dapat menjadi solusi penyediaan sumber daya air di pulau-pulau kecil. Teknologi ini lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pembuatan sumur vertikal di pinggir atau di lepas pantai. Penempatan well collar di tepi pantai dengan bottom well yang mengarah ke dasar laut akan menyebabkan air yang terekstraksi merupakan air yang berada di bawah dasar laut. Pengambilan air dari bawah dasar laut menggunakan teknologi incline directional well merupakan metode paling tepat untuk diterapkan di pulang-pulau kecil yang ada di Indonesia. Air hasil ekstraksi ini merupakan air dari bawah laut yang berada pada sistem hidrogeologi yang berbeda dengan sistem hidrogeologi di daratan sehingga pasokan air yang digunakan masyarakat tidak akan terganggu. Selain itu pada air ini tidak mengandung komponen biotik laut seperti zooplankton dan fitolankton sehingga kesetimbangan ekosistem laut tidak terganggu. Masyarakat di Pulau Gili Trawangan sebelum pelakasanaan PKM mendapat pasokan air bersih (tawar) dari Pulau Lombok serta hasil desalinasi air laut yang dilakukan oleh pihak swasta. Masyarakat membeli air hasil desalinasi dan kiriman dari Lombok untuk digunakan sehari-hari. Airtanah dari Pulau Gili Trawangan merupakan air asin sehingga hanya digunakan untuk menyiram tanah. Lingkup pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi studi literatur, pengambilan data lapangan, serta analisis dan interpretasi yang kemudian dijadikan sebagai rekomendasi teknis untuk pelaksanaan penerapan teknologi incline directional submarine groundwater well.
Penerapan Teknologi Tepat Guna, Penerapan Karya Tulis
Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu pulau kecil yang mengalami kesulitan pasokan air bersih. Pasokan air bersih di Gili Trawangan saat ini berasal dari Pulau Lombok dan hasil desalinasi yang dijalankan oleh pihak swasta. Desalinasi air laut sendiri bukan merupakan teknologi baru karena sudah banyak digunakan di negara-negara lain yang juga mengalami kesulitan air. Desalinasi air laut secara umum berhasil menjawab kebutuhan penyediaan air bersih bagi masyarakat, namun banyak permasalahan yang ditimbulkan baik disadari ataupun tidak. Permasalahan utama yang dapat terjadi adalah kerusakan ekosistem laut akibat ekstraksi yang dilakukan membawa biota laut seperti fitoplankton dan zooplankton dari perairan laut dangkal. Kondisi ini menyebabkan terganggunya kesetimbangan ekosistem di perairan laut dangkal.