Ivonne Milichristi Radjawane
"Kabupaten Pangandaran adalah kabupaten yang termuda di Provinsi Jawa Barat. Pesisir di bagian selatannya terpapar menghadap Samudra Indonesia merupakan daerah yang rentan terhadap bencana kelautan seperti gelombang tinggi yang dapat menyebabkan abrasi/erosi pantai. Abrasi pantai telah menjadi masalah yang serius karena pengikisan telah terjadi lebih dari 200m dan salah satu kawasan Batukaras mengalami abrasi sepanjang 4km dengan lebar 12m. Abrasi yang terjadi di kawasan Kabupaten Pangandaran tersebut terutama disebabkan faktor alami seperti cuaca buruk yang menimbulkan gelombang tinggi dan ketiadaan penahan ombak (Harapan Rakyat, 2015). Perubahan iklim memicu peningkatan aktivitas cuaca ekstrim dan gelombang tinggi. Faktor non alami seperti alih fungsi lahan, pengurangan areal bakau dll berperan mempercepat kerusakan pantai. Dalam rangka memberikan sumbangsih nyata dan aplikasi dari ilmu kelautan terhadap permasalahan abrasi di kabupaten Pangandaran, maka melalui program Educoast: Edukasi masyarakat melalui sekolah siaga bencana abrasi pantai di Kabupaten Pangandaran. Melalui program Pengmas ini kegiatan melibatkan masyarakat, karena kesadaran publik merupakan salah satu faktor utama dalam pengurangan resiko bencana yang efektif. Masyarakat mutlak dan harus terlibat aktif dalam menghadapi bencana (Hidayati, 2008). Karena terbatasnya pemahaman masyarakat tentang masalah abrasi pantai, maka pemerintah Kabupaten Pangandaran melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran menjadi mitra kegiatan. Pada tahun ini telah digunakan Modul Pelatihan Sekolah Siaga Bencana Abrasi Pantai di Kabupaten Pangandaran yang merupakan penyempurnaan dari materi sebelumnya. Modul berisi aspek kelautan tentang proses yang terjadi seperti gelombang tinggi, proses erosi dsb hingga upaya mitigasi/rehabilitasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Pangandaran. Usulan pelatihan sebagai implementasi modul ditujukan kepada komunitas sekolah dengan melibatkan guru SD se Kabupaten Pangandaran yang sekolahnya terletak di daerah pesisir. Jumlah peserta sebanyak 40 orang yang mewakili berbagai sekolah SD negeri dan swasta. Metode pelatihan dilakukan dalam dua tahap yaitu pemberian teori mengenai pesisir Pangandaran serta masalah abrasi pantai dan upaya mitigasi abrasi pantai di Pesisir Pangandaran. Kegiatan bertempat di ruang kelas SDN 3 Pangandaran. Pada hari kedua dilakukan kegiatan lapangan di pesisir Tanjung Cemara, Sukamulik, kabupaten Pangandaran dan diajarkan bagaimana mengukur parameter laut seperti kemiringan pantai serta garis pantai. Kegiatan diakhiri dengan penananman mangrove di daerah muara sungai di Tanjung Cemara. . Guru-guru yang telah dilatih akan mengedukasi siswa melalui modul pelatihan yang diberikan. Kegiatan ini bisa dimasukkan dalam program ekstra kurikuler siswa sehingga program dapat berlanjut. Selain itu data lapangan yang diambil dapat disimpan untuk basis data kelautan Pangandaran . Keterlibatan mahasiswa membantu pada saat kegiatan lapangan. Para guru akan memanfaatkan kegiatan yang sama terkait dengan kurikulum merdeka belajar. Luaran berupa kegiatan pelatihan, video kegiatan, modul pelatihan, publisitas di media lokal, menjadi dosen tamu dan sebagai pembicara seminar di Kota Kinabalu Manajer Di"