Ardhana Riswarie
Usulan Pengabdian Masyarakat ini merupakan kelanjutan dari kegiatan dalam skema Pengabdian Masyarakat Top Down pada tahun 2020. Kegiatan ini berlokasi di Desa Cikahuripan, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat. Meskipun desa tersebut dilalui dengan Sesar Lembang, berdasarkan penelitian pra-kegiatan tahun lalu, masyarakatnya menunjukkan keengganan untuk memikirkan dan mendiskusikan tentang risiko bencana sehingga meningkatkan tingkat kerentanannya. Maka dari itu, bersama dengan Bandung Mitigasi Hub sebagai mitra, kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalisasi potensi desa dalam upaya mitigasi bencana yang berbentuk pengembangan Desa Wisata Tangguh Bencana. Pengembangan Desa Wisata Tangguh Bencana ini juga sejalan dengan misi prioritas untuk mencapai SGDs Desa yang tertuang dalam Permen no. 13/2020, utamanya sebagai pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Selain itu juga upaya ini sejalan dengan prioritas no.3 dari Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (2015-2030) dan visi Jabar Resilience Culture Province yang mendorong pada resiliensi komunitas at-risk secara ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, budaya, dan lingkungan. Pada fase kedua ini, kegiatan Pengabdian Masyarakat akan berfokus pada program yang sudah dirancang sebelumnya, yaitu walking tour yang diupayakan menggunakan jalur evakuasi masyarakat, dengan bekerja sama lintas disiplin Ilmu Kebumian dan Seni Rupa. Pakar dari Ilmu Kebumian akan menyusun narasi saintifik yang berkaitan dengan kejadian bencana di masa lampau dan prediksi di masa depan berdasarkan bebatuan bekas letusan Gunung Sunda Purba yang terletak di jalur walking tour. Kemudian, susunan narasi tersebut akan diolah kembali dengan pendekatan community-based art dengan fasilitasi dari pakar Seni Rupa, sehingga relevan dan mudah dipahami oleh masyarakat. Selain itu, narasi tersebut juga akan digunakan dalam fasilitasi pengembangan identitas visual untuk Desa Wisata Tangguh Bencana Cikahuripan, utamanya pada program walking tour yang dirancang. Identitas visual tersebut dapat berupa branding untuk kebutuhan digital presence maupun produk merchandise khas Cikahuripan yang menggunakan bahan mentah yang sudah tersedia. Di akhir pelaksanaan kegiatan, Desa Cikahuripan memiliki program wisata berupa walking tour yang berisi berbagai narasi, yaitu budaya, sejarah wilayah, dan sains tentang kebencanaan (utamanya letusan gunung api dan gempa bumi) dan mampu disampaikan oleh masyarakat pada turis yang datang. Program tersebut juga akan memiliki identitas visual yang relevan dan mudah dikenali, baik melalui digital presence maupun merchandise. Walking tour ini akan dijalankan dan dikelola oleh FKDM dan Pokdarwis Desa Cikahuripan di bawah BUMDes.
Kebijakan Daerah, Karya Seni/Arsitektur, Kegiatan
Dampak bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain melalui proyek multidisiplin yang langsung dilaksanakan di tingkat masyarakat seperti ini adalah makin kuat peran bidang Seni Rupa dan Desain dalam menjembatani antara keilmuan yang bersifat teknik dan eksak dengan pengalaman komunal masyarakat. Selama menerapkan metode-metode berbasis komunitas, kami berada sejajar dengan masyarakat agar pemberdayaan terasa adil dan turut meningkatkan martabat mereka. Masalah mitigasi bencana di tingkat masyarakat memiliki dimensi yang luas karena sering kali tidak terkait dengan ada atau tidaknya pengetahuan, melainkan pada pola pikir dan cara hidup yang berbeda dengan para akademisi. Seni dan aktivisme telah menjadi dua hal yang makin terintegrasi. Saat melaksanakan aktivitas seni berbasis komunitas tidak hanya masyarakat menjadi berdaya, tetapi mereka juga berkesempatan untuk memecahkan problem sistemik yang membuat mereka rentan terhadap dampak bencana. Tentu saja hal ini mendukung sebagian dari visi ITB untuk menjadi "locally relevant"; bukan saja karena sebagai akademisi ITB kami memiliki pemahaman terhadap masalah yang ada di masyarakat, tetapi kami pun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari mereka. Selama 2 tahun ini, trust yang terbangun dari masyarakat kepada ITB makin kuat karena tim tidak datang untuk mengabdi dengan mengaplikasikan inovasi saja tetapi berkarya bersama mereka. Kapasitas dan resiliensi mereka meningkat karena kerja kolektif yang senantiasa dipertahankan selama ini dan ITB menjadi makin relevan keberadaannya di antara masyarakat. Testimoni perwakilan masyarakat dapat diakses melalui: bit.ly/testimonicikahuripan