Identifikasi pencemaran lingkungan Merkuri oleh penambangan masyarakat di Desa Bunikasih dan Sukaluyu, Pangalengan, Bandung
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Mirzam Abdurrachman



Ringkasan Kegiatan

Pencemaran merkuri merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi Indonesia saat ini. Gasong dkk (2017) dan Bose-O’Reilly dkk (2016) menyebutkan bahwa menjamurnya penambangan emas skala kecil (PESK) di berbagai daerah di Indonesia menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Diketahui, terdapat lebih dari 2 juta penambang di lebih dari 800 titik PESK yang tersebar di seluruh Indonesia dan menghasilkan 100 ton emas setiap tahunnya. Emisi merkuri yang dihasilkan dari aktivitas tersebut memberikan kontribusi sebesar 57,5% dari total emisi merkuri nasional. Keracunan merkuri bisa melalui inhalasi, digesti, injeksi atau penyerapan melalui kulit. Bentuknya dapat terbagi ke dalam 3 bagian: logam merkuri (dikenal juga sebagai unsur merkuri), anorganik merkuri, dan organik merkuri. Merkuri yang bereaksi dengan bakteri tertentu dapat membentuk metil merkuri (MeHg) yang bersifat sangat beracun. Pencemaran merkuri bisa berdampak kurang lebih radius 10 Km dari sumbernya (Prasetia, dkk, 2018). Disekitar kota Bandung, tepatnya di desa Bunikasih dan Sukaluyu, Pangalengan, yang berjarak kurang lebih 50 km dari kota Bandung, terdapat pertambangan illegal emas, yang sudah terjadi dari tahun 1993 sampai dengan sekarang. Desa ini terletak disekitar perkebunan teh milik PTPN. Masyarakat sekitar desa Bunikasih dan Sukaluyu, selain melakukan aktifitas perkebunan teh dan pertanian, mereka juga melakukan penambangan liar emas untuk mencukupi kebutuhan kehidupan meraka. Atas dasar latar belakang diatas, maka penelitian dan pengabdian ini direncanakan untuk mengidentifikasi sampai kemana pencemaran lingkungannya, lalu mencari solusi mengurangi dampak lingkungan merkuri, dan yang terkahir membantu masyarakat sekitar desa agar kebutuhan mereka tercukupi dari bertani dan berkebun.



Capaian

Penerapan Karya Tulis



Testimoni Masyarakat

Pencemaran merkuri merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi Indonesia saat ini. Keracunan merkuri bisa melalui inhalasi, digesti, injeksi atau penyerapan melalui kulit. Merkuri yang bereaksi dengan bakteri tertentu dapat membentuk metil merkuri (MeHg) yang bersifat sangat beracun. Metil merkuri inilah yang menjadi jalur utama pencemaran merkuri di dunia. Merkuri yang masuk ke dalam West Java Bandung city to Bunikasih Bunikasih village and the location of ASGM ( ) Bunikasih village tubuh manusia dapat menyebabkan gangguan penglihatan, pendengaran dan bicara karena menyerang syaraf-syaraf otak (Bose-O’Reilly dkk, 2016).