Russ Bona Frazila
Para penyandang disabilitas (penyandang disabilitas) praktis menemui beberapa kesulitan untuk mengakses fasilitas transportasi ([1]), yang secara langsung mempengaruhi mobilitas mereka. Tidak dapat diaksesnya fasilitas tersebut kemudian membatasi kesempatan mereka untuk berpartisipasi dalam berbagai jenis sosial dan kegiatan ekonomi, dan karenanya, peningkatan akses menjadi elemen yang diperlukan meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas. Praktis penyandang disabilitas dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu pengguna kursi roda, tuna netra dan tunanetra, tuna rungu dan pendengaran, tuna netra orang, orang yang tidak dapat berjalan, orang dengan cacat lain, orang tua, anak-anak dan orang patung pendek atau tinggi. Penelitian tentang aksesibilitas transportasi umumnya berbayar memperhatikan dua kategori pertama penyandang disabilitas (yaitu, pengguna kursi roda, tunanetra dan visual orang cacat (VIP). Penelitian ini kemudian engeksplorasi kebutuhan fasilitas bagi penyandang disabilitas dengan mempertimbangkan persepsi dan kebutuhan fisik. Penelitian dilakukan dengan wawancara dengan menyatakan preferensi survei, survei fasilitas fisik dan penjabaran kerangka peraturan. Responden untuk Wawancara dan survei SP diambil dari penyandang disabilitas yaitu pengguna kursi roda, tuna netra dan tuna netra orang-orang cacat, tuli dan pendengaran. sangat penting untuk menyediakan beberapa indikator fisik untuk kelancaran aliran blind walker, misalnya, lebar efektif yang cukup, adanya trotoar taktil termasuk kondisinya yang baik, adanya zebra crossing yang dilengkapi dengan sarana taktil peringatan, jumlah kecil perantara, dan trotoar trotoar tanpa lubang.
Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan
-