Shimaditya Nuraeni
"Secara umum Spivack (2021) menggambarkan sistem pendidikan terdiri dari sejumlah elemen seperti orang-orang dalam peran tertentu (misal pengajar, siswa, dan orangtua), organisasi (sekolah, kementerian), dan lingkungan (ruang kelas, bahan ajar). Unsur ini berinteraksi satu sama lain melalui hubungan: orang-tua mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah, guru/dosen mengajar siswa/mahasiswa, guru/dosen dipekerjakan oleh sekolah, sekolah dikelola oleh kementerian, dan seterusnya. Fungsi masing-masing komponen diukur pada sebuah luaran seperti ketercapaian ketrampilan dasar, jumlah minimum waktu sekolah, dan lainnya. Sistem pendidikan yang dianggap memiliki kinerja kurang memuaskan kemudian diselesaikan tanpa melihat lebih dalam (sistem yang lebih besar), hanya sebatas mengatasi gejala yang muncul –seperti kualitas pengajar yang kurang baik, tingkat kehadiran pengajar yang rendah, angka putus sekolah yang tinggi, hasil evaluasi belajar yang buruk. Hal ini berdampak pada pola pengajaran yang memberikan solusi untuk mengatasi gejala dan intervensi jangka pendek, bukan pada pemahaman diagnostik yang lebih mendalam mengenai akar permasalahan. Pendekatan solusi terhadap gejala menjadi masalah terutama untuk negara berkembang, salah satunya Indonesia dimana pembelajar cenderung menguasai konseptual tapi kurang menyentuh tataran praktek/ implementasi (Pritchett & Viarengo, 2021; Belafi, Hwa, & Kaffenberger, 2020). Terlebih di dunia modern, dimana segala saling terkait, dan kemampuan untuk memiliki penyelesaian masalah, individu harus memiliki kemampuan nalar yang kuat dalam memahami sistem yang kompleks dengan cara yang praktis dan berguna. Mempersiapkan siswa secara memadai untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan sistem yang kompleks secara dini dirasa sangat penting untuk membantu memeroleh kemampuan nalar terhadap sistem. Lebih jauh, dengan membekali siswa dengan kemampuan berpikir kritis dan sistemik dinilai penting untuk kontribusi terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan (Joyner, Majerich and Goel 2013)."