Rini Syafriani
Salah satu gangguan kardiovaskuler yang paling sering menjadi penyebab kematian adalah henti jantung. Pada korban henti jantung penting halnya untuk melakukan BHD di menit- menit awal hal ini tentunya dapat meningkatkan angka pasien bertahan hidup sebanyak 4% dan pada pasien napas spontan 40% (Botha et al., 2012). Selain bantuan hidup dasar, penanganan cedera olahraga juga tidak kalah penting. Aktivitas olahraga kerap kali mengakibatkan kecederaan fisik, baik cedera ringan maupun cedera yang membutuhkan penanganan khusus seperti henti jantung atau cedera kepala. Cedera olahraga dapat diakibatkan karena kecelakaan, melakukan teknik olahraga yang yang buruk, perlengkapan yang tidak memadai, dan penggunaan berlebihan (overuse) pada bagian tubuh tertentu (Elmagd, 2016). Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan cara meningkatkan kemampuan bagi para guru Penjas dalam melakukan pertolongan pertama pada korban henti jantung dan penanganan cedera olahraga bagi peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan sekitarnya. Sehingga diharapkan para guru penjas dapat memberikan pertolongan pertama dan penanganan yang tepat kepada anak didiknya. Oleh karena itu, tim Pengabdian Masyarakat dari KK Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB bermaksud untuk melaksanakan sebuah pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bantuan hidup dasar serta pertolongan pertama dan penanganan cedera yang tepat bagi guru Olahraga.
Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan
Berdasarkan survei sebelum pelaksanaan, guru-guru Olahraga masih minim pengetahuan mengenai bantuan hidup dasar dan penanganan cedera di fase awal yang benar. Adanya pelatihan ini diharapkan guru mengetahui, melakukan, dan dapat memberikan edukasi kepada siswa atau orang-orang di lingkungannya di sekolah tentang pertolongan pertama pada cedera olahraga