Heru Purboyo Hidayat Putro
Pergerakan wisatawan di kawasan Dieng berjalan relatif tanpa kendali. Kegiatan PM ini diawali diskusi dengan pihak pemerintah daerah: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, Bappeda Kabupaten Wonosobo, BKSDA Jawa Tengah, dan UPTD Kendaraan Bermotor di Wonosobo (dilakukan sebelum pandemi Covid-19/ PSBB). Sebelum pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, belum ada rest area yang berfungsi sebagai park & ride dan belum ada angkutan wisata. Tujuan tertulis dari kegiatan ini yakni untuk menata pergerakan wisatawan supaya wisatawan memperoleh lebih banyak pengalaman dan lebih bisa menikmati daya tarik wisata Dieng. Penataan tersebut berupa penyediaan area parkir bagi kendaran pribadi dan bus sewaan. Area parkir tersebut dipilihkan lokasinya supaya sekaligus bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri sebagaiman konsep Michino-eki di Jepang. Wisatawan akan mengeksplor Dieng dengan kendaraan wisata yang disediakan oleh pihak pengelola. Pihak pengelola mencakup unsur-unsur masyarakat lokal. Serta terwujudnya terkonsepnya park and ride dan rest area turistik di akses-akses/ jaringan jalan menuju ke kawasan Dieng. Terpilihnya lokasi dan usulan desain untuk rest area terkait.
Penerapan Karya Tulis
Saat ini pergerakan wisatawan di kawasan Dieng berjalan relatif tanpa kendali. Mereka bisa datang kapan saja dengan membawa kendaraannya turun ke lembah/ plateau yang sebagian merupakan kawasan lindung dan atau cagar alam. Angkutan umum yang melayani wisatawan juga menerus mengantar wisatawan ke obyek daya tarik dengan abai terhadap kapasitas jaringan jalan dan parkir. Hal demikian menimbulkan ketidak-nyamanan sendiri bagi wisatawan karena kepadatan lalu lintas dan kemacetan. Juga menimbulkan ancaman terhadap kelestarian alam dan artefak sejarah seperti candi-candi yang ada di lembah Dieng.