Rahadian Yusuf
Upaya perlindungan atas Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi BudayaTradisional(PTEBT)atau folklor di Indonesia mendapat perhatian lebih akhir-akhirini. Hal ini menjadi masalah tersendiri mengenai kelangsungan pelestarian seni taritradisionaldi Indonesia.Mayoritas masyarakat menganggap isuperlindungan HKI dan komersialisasi dari PTEBT Indonesia kurang mendapatkan pengakuan dan perhatian pemerintahdibandingkan denganrisiko punahnya PTEBT serta tidak adanya upaya dokumentasi atas PTEBT.Jika budaya Indonesia tidak dipertahankan dan disebarluaskan, maka akan hilang dalam beberapa dekade ke depandangenerasi muda kehilangan nilai-nilai kearifan budaya Indonesia.Hal lainnya adalah belumada dokumentasi dan database khususnya tariantradisional Indonesia yang mengompilasikan karyaatau pengetahuan yang dikategorikan sebagai PTEBT Indonesia.Hingga saat iniupaya pemerintah yang sudah terlihat hanyalah pada PTEBT Indonesia yang sudah mendunia,seperti wayang,keris, batik. Untuk PTEBT lainnya,seperti tari tradisonal Indonesia,upaya pemerintah hanya sampai pada prosesinventarisasi.Budaya adalah identitas suatu daerah yang harus dipertahankan salah satunya tari tradisional yang ada di Indonesia. Tari tradisional merupakan warisan budaya yang memiliki sifat kedaerahan dan ciri khas tradisi yang kuat sehingga masyarakat yang terlibat ikut andil dalam melestarikannya melalui rasa tanggung jawab dan kecintaan. Upaya perlindungan atas Perlindungan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional (PTEBT) sangat diperlukan untuk kelangsungan pelestarian seni tari tradisional di Indonesia, salah satunya tari Sigeh Penguten dari Lampung. Tari Sigeh Penguten merupakan gerak yang dilakukan oleh wanita (muli dalam bahasa Lampung) untuk menyambut tamu-tamu kehormatan dalam acara khusus. Untuk mencegah kepunahan budaya tari tradisional tersebut, diperlukan pelestarian tari tradisional Indonesia kedalam bentuk digital sebagai bentuk mempertahankan budaya tari dalam bentuk model tari yang terdokumentasi.Implementasi sebelumnya yang telah dihasilkan dalam pengabdian masyarakat di Propinsi Lampung, khususnyadi SMAN 1 Bandar Lampung, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Lampung, yaituSistem Pembelajaran Tari Tradisional Sigeh Penguten dengan menggunakan representasi Skeleton. Sistem yang dibangun di desain agar pembelajaran gerakan tari menjadi lebih menyenangkan dengan adanya gamifikasi serta penanaman filosofi pada setiap gerakan tari, sehingga siswa/Iyang mempelajari tari tersebut dapat mengetahui makna dari setiap gerakannya. Dari implementasi tersebut, diperlukan diseminasi yang lebih luas untuk pembelajaran di tingkat SMA, SMK, serta sanggar tari di lampung.Target khusus dari program pengabdian masyarakat khususnya dokumentasi tari sigeh pegunten menggunakan aplikasi pembelajaran Tari Sigeh Pegunten, HKI terdaftar no. 000140786. agar tercipatanya dan dilakukankonservasi tari yang lebih massive dengan teknlogi tepat guna.sasaran dari program ini bersama dinas pendidikan adalah pemahaman dan pengingkatan minat melestarikan budaya tari dengan memanfaatkan hasil riset yang berteknologi.
Publisitas
Dapat turut serta melestarikan budaya tari tradisional Sigeh Pegunten dan dapat digunakan untuk tari tradisional lainnya yang ada di Indonesia