Dudy Wiyancoko
Produk kemasan merupakan salah satu hasil olahan material untuk melindungi komoditi maupun produk fungsional lainnya. Kegunaan kemasan tidak saja untuk untuk melindungi dan membawa suatu komoditi saja, melainkan memberikan informasi, kenyamanan, daya tarik bahkan mampu merepresentasikan identitas produk. Bahkan oleh Andrew Dent dan Leslie Sherr (2015), kemasan menjadi bernilai tinggi apabila membuka kesadaran bagi para pelaku usaha tentang pelestarian lingkungan. Namun demikian eksistensi kemasan dalam kegiatan komersial para pengusaha kecil selalu menjadi sesuatu yang dikesampingkan bahkan dilupakan. Tak jarang petani bahkan pengusaha masih meremehkan arti kemasan, mereka menganggap kemasan hanya sebagai beban tambahan biaya produksi. Akibatnya mereka cenderung menggunakan kemasan yang seadanya, misalnya tas kresek hasil daur ulang bahan berbahaya, dan menganggap kemasan masih sebagai wadah atau pembungkus semata. Dalam kaitan inilah tim mengusulkan agar petani buah maupun pengusaha kecil-menengah meletakkan desain kemasan sebagai pertimbangan kualitas produk pasca panen, menimbang banyak sekali potensi buah lokal yang selama ini hanya dikemas seadanya. Walaupun sejauh ini kemasan mulai diperhatikan oleh para pelaku usaha kecil menengah melalui himbauan, pelatihan, dan loka-karya, namun sayang perkembangannya masih sebatas modifikasi-modifikasi di tingkat tampilan, olahan bentuk dan varian grafisnya.
Penerapa Karya Seni/Desain/Arsitektur/Perencanaan Wilayah, Penerapan Karya Tulis
Rendahnya kesadaran akan kemasan bagi pelaku usaha pertanian buah mangga gedong gincu menjadikan sarana penyimpanan dan pengemasan menggunakan sarana seadanya, yakni keranjang bambu ataupun kayu yang menjadikan buah terdistribusi dan tersimpan di kondisi udara terbuka. Kondisi ini menjadikan hasil pertanian tersebut menjadi mudah matang dan busuk. Padahal seharusnya hasil panen tersebut menjadi komoditi andalan yang bisa bertahan sampai di tangan konsumen dalam kondisi yang masih segar.