Agus Dana Permana
Pulau Maratua berada di kabupaten Berau, Kalimantan Timur dan memiliki total populasi 3.927 orang serta luas wilayah 4.119,54 Km2. Sebagai tempat wisata bahari baru yang didatangi oleh banyak wsatawan dalam dan luar negeri, semakin haria akan timbul permasalahan sampah yang perlu diantisipasi. Untuk menghindari volume sampah organik yang akan menumpuk di tempat-tempat wisata, termasuk penginapan, hotel, resort dan restoran, maka perlu adanya pengolahan sampah organik. Pengolahan sampah organik menggunakan Lalat Tentara Hitam (LTH), Hermetia illucens atau Black Soldier Fly (BSF) dapat menjadi alternatif yang cocok untuk pengelolaan sampah di daerah kepulauan seperti Maratua. Larva BSF dapat mengonversikan sampah organik menjadi biomassa yang memiliki kandungan nutrisi tinggi. Selain itu sisa proses konversi juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Hasil kegiatan PpM tahun 2021 di desa Payung-Payung menunjukkan antusias warga setempat, termasuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk melakukan pengolahan limbah organik dari hotel, penginapan dan restoran menggunakan larva BSF. Selain itu mereka berkinginan untuk mengembangbiakan BSF untuk dijadikan pakan Ayam kampung. Fasilitas kendang budidaya BSF dengan ukuran kecil (3 X 4 X 3 M) telah dibangun tahun 2021 dan ingin diperbesar serta di tambah dengan fasilitas percontohan pemeliharaan ayam kampung. Kegiatan PpM tahun 2022 di desa Payung-Payung akan difokuskan pada budidaya BSF skala lebih besar untuk menghasilkan maggot BSF sebagai tambahan pakan ayam kampung. Telah dibangun kandang ayam kampung dan pengadaan ayamnya, tetapi jumlah ayam kampungnya masih sangat sedikit, karena kesulitan untuk mendatangkan bibit ayamnya. Pelatihan kepada masyarakat setempat termasuk Pokdarwis dilakukan denga fokus pada pemeliharaan larva BSF yang efisien, budidaya lalat dewasa agar menghasilkan telur yang banyak, serta pemeliharaan ayam kampung menggunakan pakan tambahan berupa maggot BSF.
HAKI, Jurnal Nasional