Bahaya dan Mitigasi Bahaya Sesar Lembang di Desa Sukajaya, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Astyka Pamumpuni



Ringkasan Kegiatan

Di sekitar Sesar Lembang masih banyak bangunan yang dibangun tanpa mengindahkan bahaya gempabumi dari Sesar Lembang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kerusakan rumah yang terjadi ketika terjadi gempa dengan magnitudo 3,3 pada kedalaman 15 km dengan pusat gempa di bagian barat Sesar Lembang pada Agustus 2011 itu. Sesar Lembang telah dipetakan dengan sangat baik oleh Daryono (2016) yang telah diadopsi pada buku Sumber dan Bahaya Gempa Nasional 2017, berbentuk memanjang dari Barat ke Timur sepanjang 29 km, melewati 5 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yaitu Kecamatan Padalarang, Ngamprah, Cisarua, Parongpong, dan Kecamatan Lembang. Sesar Lembang merupakan sesar yang aktif dengan potensi gempa setara dengan magnitudo 6.8 dan goncangan gempa diprediksi setara dengan 0.4-0.6 g atau setara dengan VI-IX MMI (sangat kuat) di seluruh wilayah Metropolitan Bandung (PuSGeN, 2017; BMKG, 2017). Menurut Daryono (2016), Sesar Lembang terakhir bergerak pada sekitar 500 tahun yang lalu. Sesar Lembang diperkirakan memiliki periode ulang berkisar antara 500- 600 tahun (Daryono, 2016). Karena itu, kewaspadaan dan ketangguhan warga di sekitar Sesar Lembang harus segera ditingkatkan. Kewaspadaan dan ketangguhan ini tidak dapat dilepaskan dari informasi dan juga pemahaman yang tepat mengenai bahaya Sesar Lembang. Meskipun sudah banyak ditulis di media massa baik lokal maupun nasional, namun pengetahuan masyarakat Bandung, dan khususnya sekitar Lembang masih belum cukup memadai. Pertanyaan- pertanyaan yang muncul umumnya masih berkisar pada ”kapan akan terjadi gempa”. Sedangkan pertanyaan ”apa yang harus dilakukan” masih belum banyak ditanyakan.



Capaian

Penerapan Karya Tulis, Pelaksanaan Kegiatan Kepedulian Sosial berupa pendidikan/penyuluhan/pendampingan



Testimoni Masyarakat

Banyak masyarakat yang masih belum terentuk informasi mengenai bahaya gempabumi dari Sesar Lembang, meskipun banyak tulisan di media popular yang membahas bahaya Sesar Lembang. Masyarakat pada umumnya bereaksi khawatir ketika berita tentang bahaya Sesar Lembang ini sampai pada mereka, namun setelah itu mereka tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa. Reaksi lain adalah khawatir yang berlebih dan cenderung panik sebagai reaksi kejut, yang kemudian berubah menjadi denial atau penolakan terhadap informasi-informasi mengenai Sesar Lembang.