Gede Suantika
Salah satu jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia adalah ikan mas (Cyprinus carpio). Hal ini disebabkan oleh karena sudah terbentuknya rantai suplai usaha ikan mas sebagai komoditas ekonomi serta nilai gizi yang dimiliki ikan mas. Menurut Pratama dkk. (2013) ikan mas segar mengandung kadar air sebesar 79,65%, abu 1,06%, protein 16,04%, lemak 2,51%, serta karbohidrat 0,73%. Budidaya ikan mas terdiri dari beberapa kegiatan inti, diantaranya adalah pembenihan (hatchery), pendederan (nursery), dan pembesaran (grow out). Tahap pembenihan biasanya merupakan tahap yang menjadi bottleneck atau penghambat pada budidaya ikan mas, karena ikan mas yang berada pada fase larva cenderung lebih sensitif terhadap perubahan faktor lingkungan. Tahap pembenihan merupakan bagian yang sangat penting dan menjadi bottleneck dalam industrialisasi akuakultur, termasuk produksi ikan mas (Cyprinus carpio L.). Salah satu sentra pembenihan ikan mas di Jawa Barat adalah Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Namun beberapa tahun terakhir terjadi tren penurunan produksi benih sehingga berdampak pada rantai produksi ikan mas di Jawa Barat secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis keberlanjutan usaha budidaya ikan Mas serta menerapkan teknologi pengolahan air berupa teknologi biofilter sebagai solusi terhadap permasalahan kualitas air yang digunakan untuk kegiatan budidaya ikan Mas. Analisis keberlanjutan dilakukan dengan menggunakan teknik survei dan observasi untuk pengambilan data. Data yang didapatkan diolah menggunakan analisis Rapid Appraisal of Fisheries (RAPFISH). Sedangkan, aplikasi teknologi biofilter dilakukan dengan menggunakan beberapa komponen yang meliputi bakteri nitrifikasi yang dikultivasi di Laboratorium SITH. Adapun berdasarkan hasil analisis keberlanjutan, dapat disimpulkan bahwa salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu kondisi kualitas air yang semakin buruk sehingga perlu dilakukan upaya terhadap permasalahan kualitas air yang digunakan untuk kegiatan budidaya. Hasil dari aplikasi biofilter sangata baik dalam perbaikan kualitas air budidaya yang meliputi parameter fisika-kimia perairan seperti amonium dan nitrit yang bersifat toksik pada budidaya perikanan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aplikasi teknologi bioilter mampu meningkatkan kualitas air dan dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dalam permasalahan kualitas air pada budidaya ikan Mas.