Aplikasi Teknologi Pengawetan Injeksi “Boucherie” pada Bambu Betung untuk Meningkatkan Kualitas Material sebagai Bahan Baku Frame Sepeda Bambu di Kabupaten Temanggung
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Ihak Sumardi



Ringkasan Kegiatan

"Indonesia sebagai negara penghasil bambu saat ini masih relatif tertinggal dalam hal ketersediaan teknologi pengolahan bambu. Sangat sulit untuk mendapatkan bambu yang awet dan kering dengan kualitas yang standar dan jaminan kontiuitas suplainya. Hal tersebut sangat menghambat upaya pemanfaatan bambu lebih lanjut. Pemanfaatan bambu untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi membutuhkan kualitas pengolahan bahan baku yang baik pula. Salah satu proses pengolahan bambu yang penting adalah pengawetan. Proses ini sangat penting untuk dilakukan segera setelah bambu ditebang, karena bambu sangat rentan diserang jamur dalam kondisi basah. Teknologi pengawetan yang efektif belum banyak dilakukan oleh pengrajin bambu, secara umum masih bersifat tradisional, sehingga perlu dicarikan solusi yang komprehensif dalam meningkatkan kualitas produk dan daya saing international. Selama ini proses pengawetan di industri pengolahan bambu menggunakan metoda tradisonal dan memerlukan waktu cukup lama yaitu7 hari untuk metoda perendaman dingin dan metoda perebusan (2 hari). Kedua metoda tersebut sejauh ini dinilai masih terlalu lama sehingga perlu dicari solusi efektif dari sisi waktu, biaya rendah dan mudah dalam pengoperasiannya. Salah satu metoda yang akan di cobakan adalah metoda injeksi “Boucherie”. Metoda ini dilakukan dengan memasukan bahan pengawet ke dalam bambu dengan bantuan tekanan. Metoda ini sangat simple dan hanya memerlukan waktu singkat (15-20 menit) untuk setiap batang bambu dengan panjang 2 meter. Metoda injeksi sudah banyak dikembangkan khusunya untuk mengawetkan bambu. Pelatihan pengawetan boucherie ""injeksi"" dilakukan di salah satu pengarajin sepeda bambu di Kabupaten Temanggunga-Jawa Tengah, kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi proses pembahanan bambu, membuat larutan bahan pengawet dan proses pengawetan dengan sistem injeksi, serta perhitungan retensi dan penetrasi bahan pengawet pada bambu, selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan pengecekan limbah sisa pengawetan. Pengecekan kualitas limbah menjadi penting agar limbah hasil pengaetan tidak mencemari lingkungan. kegiatan diakhiri dengan pemaparan hasil pelatihan dan diskusi masalah pengawetan bambu dan proses pembahan bambu sebgai material rangka sepeda. Kegiatan ini melibatkan 4 orang tim dari SITH dan para pekerja di industri termasuk kepala produksi dan pemilik dari pengrajin sepeda bambu. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya dengan tema aplikasi teknologi pengeringan. Keberlanjutan program pengabdian pada tahun ini diharapkan menyelesaikan permasalahan pembahanan bambu lebih komprehensif untuk menghasilkan bambu yang lebih awet. Melalui kegiatan PPM ini diharapkan terjadi transfer pengetahuan tentang ilmu dan teknologi pengawetan bambu serta memberikan manfaat kepada para pengarajin sepeda yang terbuat dari bambu dan UMKM pada umumnya. Output kegiatan ini berupa video, publikasi di media massa."



Capaian



Testimoni Masyarakat