Kamarisima
Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat dewasa ini memberikan tantangan besar bagi upaya-upaya penyediaan pangan dunia. Ancaman krisis pangan membayang-bayangi dunia pada tahun 2050. Badan pangan dunia, FAO, memperkirakan akan terjadi kelangkaan pangan dunia pada tahun 2050 disebabkan meningkatnya jumlah penduduk dunia yang diprediksi akan menembus angka 9 miliar jiwa. Begitu pula dengan kondisi di dalam negeri, angka pertumbuhan penduduk yang menembus angka 200 juta menimbulkan masalah tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan pangan, jika tidak ada upaya yang baik dan optimal maka bukan tidak mungkin wabah krisis pangan bisa juga terjadi di Indonesia.
Upaya-upaya pemenuhan kebutuhan pangan sudah dilakukan oleh pemerintah maupun individu. Upaya yang dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan ketahanan pangan yang melingkupi lima konsep utama, yaitu:Ketersediaan Pangan (food availability), Akses pangan (food access), Penyerapan pangan (food utilization), Stabilitas pangan (food stability), Status gizi (Nutritional status).
Perkembangan teknologi, khususnya bioteknologi mikroba telah menghasil banyak manfaat yang dapat membantu Indonesia untuk menjawab tantangan diatas. Perkembang teknologi bioteknologi mikroba dalam bidang nutracetikal tidak hanya terbatas pada perkembangan di Indonesia juga melainkan juga di berbagai negara maju lainnya seperti, Jepang. Aplikasi bioteknologi mikroba dalam menjawab tantangan terkait dengan ketahanan pangan diantaranya, standarisasi fermentasi terkontrol, pengembangan budidaya akuakultur dengan sistem berkelanjutan, peningkatan mutu produk pangan dengan menggunakan fermentasi, produksi bahan atau metabolit fungsional dari bahan pangan yang tidak di konsumsi. Akan tetapi, saat ini pemahaman masyarakat terkait dengan teknologi ini masih belum banyak tersosialisasi. Sebelumnya, berbagai pelatihan telah banyak dilakukan terkait dengan aplikasi bioteknologi mikroba dalam meningkatkan ketahanan pangan, akan tetapi belum ada yang dilakukan dengan terpusat dan menyeluruh. Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan berdasarkan permintaan masyarakat yang tersebar lebih dari dua daerah di Indonesia. Kegiatan akan dilakukan secara terpusat di Bandung dan hybrid untuk mempermudah akses masyarakat. kegiatan pengabdian masyarakat telah dilakukan dalam beberapa rangkaian kegiatan dimulai dari pelatihan pembuatan makanan fermentasi di kecamatan Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat; Penyelenggaraan diskusi ilmiah (talkshow) dan juga pameran makanan fermentasi; penyelenggaraan symposium internasional bekerja sama dengan Osaka University.
Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat tentang pengelolaan pangan lokal berbasis fermentasi; Memberikan pengetahuan perkembangan aplikasi bioteknologi mikroba di dunia saat ini; Memberikan pelatihan pendidikan peran pangan dan fermentasi terhadap stunting
1. memberikan pengetahuan dan pengenalan masyarakat tentang aplikasi pengolahan makanan fermentasi dalam ketahanan pangan 2. memberikan pelatihan dan keterampilan bagi ibu-ibu komunitas tani untuk membuat usaha mandiri berbasis makana fermentasi 3. menambah networking atau jejaring kerjasama antara seluruh anggota KK BM dengan Osaka University dalam hal riset dan pengabdian masyarakat 4. Menambah jejaring kolaborasi dengan instansi pemerintah dan lokal untuk pemanfaatan aplikasi bioteknologi mikroba