Gede Suantika
Aplikasi penggunaan sinbiotik yang diberikan pada pakan merupakan salah satu cara yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh ikan tersebut. Sinbiotik merupakan produk yang mengandung probiotik dan prebiotik. Prebiotik dinilai mampu meningkatkan kelangsungan hidup, efisiensi pakan, serta komposisi bakteri yang menguntungkan dalam saluran pencernaan ikan (Merrifield et al., 2010). Penggunaan suplementasi sinbiotik pada pakan mampu meningkatkan kelangsungan hidup, merangsang pertumbuhan, serta meningkatkan sistem imun inang (Cerezuela et al., 2011). Formulasi sinbiotik ini sebelumnya telah diujikan pada larvikultur ikan nila dan terbukti mampu meningkatkan kesintasan larva ikan, pertumbuhan dan efisiensi penggunaan pakan, serta resistensi terhadap bakteri patogenik Aeromonas hydrophila. Maka dari itu, pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, telah dilakukan aplikasi teknologi tepat guna berupa produk sinbiotik untuk pembesaran ikan nila dalam sistem tertutup bekerja sama dengan mitra local yaitu PT. Indohatchery Bina Insani Sejahtera di Kab. Cianjur, Jawa Barat. Produk sinbiotik yang diujicobakan terdiri dari konsorsium bakteri probiotik (hasil pengembangan oleh tim KK Bioteknologi Mikroba, SITH ITB) serta prebiotik berupa mikroalga Spirulina sp. komersil, yang memberikan hasil produk ikan nila yang unggul, memiliki pertumbuhan dan produktivitas yang baik, serta tingkat kelulushidupan dan ketahanan yang tinggi terhadap penyakit. Kegiatan ini secara langsung memberikan dampak dalam peningkatan produktivitas budidaya ikan nila di lingkungan mitra lokal, serta berpotensi untuk didiseminasikan daerah sekitar DAS Citarum, Kec. Tari Kolot, Kabupaten Cianjur, sebagai industri pionir yang ke depannya diharapkan mampu berdampak positif pada peningkatan budidaya ikan di industri-industri sekitar.
Penerapan Teknologi Tepat Guna
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas unggul perikanan dengan tingkat permintaan pasar yang terus meningkat tiap tahun. Produksi perikanan budidaya tumbuh rata-rata 3.36% dan diketahui bahwa komoditas nila memperoleh peningkatan signifikan sebesar 14% dari total 13,17 juta ton selama tahun 2015 hingga triwulan III dalam tahun 2018. Selain itu, persentase komoditas ikan nila menduduki nilai yang tertinggi (29%) dibandingkan dengan ikan lele, ikan patin, ikan mas, ikan bandeng dan ikan budidaya lain (KKP, 2019). Seiring dengan produksi yang tinggi, potensi kasus kematian ikan secara massal baik dalam tahap pembenihan maupun pembesaran akibat infeksi bakteri maupun virus juga tinggi, salah satu contoh adalah kasus kematian massal ikan air tawar di Kabupaten Cianjur pada November 2019 akibat infeksi bakteri Aeromonas (Kompas, 2019). Penanggulangan penyakit bacterial pada ikan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik. Akan tetapi, pemberian antibiotik secara terus menerus dapat mengakibatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut.