Nama Peneliti (Ketua Tim)

Dwi Hatmojo Danurdoro



Ringkasan Kegiatan

Kabupaten Cirebon merupakan daerah dengan skala indeks multibencana 181, angka tersebut termasuk kedalam kelas risiko tinggi, salah satunya adalah bencana banjir. Tercatat 31 kejadian banjir dalam rentang tahun 2015-2018 dari total 69 kejadian bencana (Nur Ismi, Safitri, dan Fardani, 2020). Fakta ini mendasari kami untuk mengambil Cirebon khususnya Desa Cilengkrang, Kecamatan Pasaleman sebagai kawasan studi. Desa Cilengkrang dikelilingi oleh sungai Cisanggarung dan Cijangkelok yang kemudian dianggap sebagai salah satu sumber banjir. Pada tahun 2018, terjadi peristiwa banjir besar di kawasan tersebut, tidak kurang dari 800 rumah terdampak hingga memberi dampak traumatis pada warga, selain tentunya dampak ekonomi. Selain kejadian tersebut, peristiwa banjir yang relatif kecil sudah merupakan agenda tahunan. Kegiatan ini bertujuan menganalisis bagaimana warga Desa Cilengkrang bertahan dan beradapatasi dengan fenomena banjir. Kunjungan lapangan yang kami lakukan memberikan informasi bahwa masyarakat melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi banjir, baik dalam bentuk program desa maupun swadaya, dan dalam bentuk fasilitas bersama, maupun lingkup rumah pribadi. Setalah kejadian 2018, masyarakat Cilengkrang mulai melakukan adaptasi fisik. Dalam skala publik, warga desa membuat fasilitas bale yang cukup tinggi (+ 1,5 meter dari tanah) sebagai area aman ketika banjir tiba. Dengan tujuan meningkatkan awareness warga, ditempatkan juga beberapa rambu terkait bahaya banjir. Dalam skala rumah tinggal, hal yang paling banyak dilakukan adalah dengan meninggikan level lantai. Selain itu, penghuni juga membuat fasilitas penyimpanan barang dengan ketinggian tertentu yang dinilai aman. Klasifikasi adaptasi fisik tentunya juga dipengaruhi kemampuan ekonomi, beberapa penghuni memutuskan untuk menambah lantai ke atas untuk area ungsi darurat. Bentuk-bentuk adaptasi fisik pasca 2018 : 1) Peninggian lantai teras rumah;  2) Peninggian lantai dalam rumah; 3) Pembuatan rak (mezanin) sederhana; 4) Penambahan jumlah lantai; 5) Pembuatan tanggul depan rumah; 6) Pembuatan bale panggung depan rumah; 7) Pemberian signage waspada banjir. Dalam proses berjalannya kegiatan ini, tim peneliti melibatkan berbagai pihak terkait yang sangat berkontribusi dalam memberikan informasi dan masukan, diantaranya adalah BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kab. Cirebon; FPRB (Forum Pengurangan Resiko Bencana) Jawa Barat; Petakala Grage; Perangkat Desa Cilengkrang, Kec. Pasaleman; dan Masyarakat DAS Cisanggarung yang kooperatif. Proses diskusi berjalan secara terbuka dan konstruktif, hal ini membuka kesempatan untuk kelanjutan pengembangan proyek kegiatan ini pada tahun-tahun berikutnya.



Capaian

Kegiatan, Karya Tulis



Testimoni Masyarakat

Proyek ini dapat dikatakan sebagai permulaan dari potensi besar berlanjutnya kegiatan ini secara lebih mendalam, khususnya pada aspek tata ruang pada skala hunian maupun kawasan publik, pada daerah rawan banjir. Manfaat bagi desa dan masyarakat berupa informasi yang komprehensif mengenai adaptasi fisik yang terjadi di lingkungan rawan banjir pada daerah mereka. Untuk lebih jauh proyek ini akan memberi manfaat pada bagaimana masyarakat desa sebagai pihak yang terdampak langsung bencana banjir mampu melakukan tindakan-tindakan preventif antisipatif atas bencana banjir yang rutin terjadi. Pada institusi pelaksana, kegiatan ini bermanfaat sebagai media pengaplikasian pengetahuan terkait tata ruang (skala hunian maupun publik), sehingga pengetahuan yang telah terbangun dapat terus dikembangkan dan relevan dengan situasi yang terjadi di masyarakat yang nyata dan terkini. Selain itu juga dapat melibatkan sivitas akademika lintas disiplin maupun lintas pelaksana (dosen-mahasiswa-mitra), mengingat kegiatan ini perlu dilihat dari sudut pandang berbagai disiplin, seperti Desain Interior, Teknik Lingkungan, Teknik Sipil, Lansekap, dan Arsitektur.