Transformasi Digital Kunci Pulihkan Ekonomi

Transformasi Digital Kunci Pulihkan Ekonomi

Tags: ITB SDGsDecent Work and Economy Growth, Economic Growth, Economic Productivity

Pandemi yang telah memasuki tahun kedua mendatangkan tan­tangan baru bagi bangsa. Tidak hanya tantangan terkait penyebaran virus dan perlindungan kesehatan masyarakat, kini kita juga dituntut untuk membangkitkan perekonomian.
 
ITB berupaya untuk ikut merespons tantangan-tantangan itu. Di masa awal pandemi covid-19 atau pada fase penyela­matan (P1), ITB membuat sejumlah produk riset dan teknologi terapan terkait kebu­tuhan medis hingga alat-alat pelindung diri (APD). Beberapa produk itu di antaranya ialah multi-user ventilator, purwarupa mo­bile disinfectant unruk iradiasi ultraviolet, kabin sterilisasi masker N-95, pemodelan penyebaran covid-19, hingga kontainer pembersih APD dengan gas ozon. Selain itu, juga diproduksi ribuan APD serta dilakukan pengembangan, produksi dan distribusi alat ventilator Vent-I yang telah didistrihusikan ke ratusan rumah sakit di Indonesia. 

Kini di fase pemulihan (P2), ITB terus berperan aktif. Hal itu dilakukan melalui Konsorsium Riset dan Inovasi covid-19 untuk pengembangan vaksin Merah Putih dan juga pelaksanaan program pengabdian masyarakat pemulihan ekonomi. 

Dalam upaya pemulihan ekonomi, ITB bergerak dengan mendorong kegiatan adaptasi usaha bertransformasi secara digi­tal. Sektor yang menjadi prioritas dalam pemulihan ekonomi, yaitu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan transportasi melalui 35 program aksi pengabdian ma­syarakat untuk pemulihan ekonomi yang menjangkau hingga daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Transformasi digital 

Dalam memetakan jalan lebih strategis menghadapi tantangan sosial dan ekonomi dari pandemi, ITB membentuk Satuan Tugas Kajian Pemulihan Ekonomi (KPE). Satuan tug as ini dibentuk khusus untuk me­lakukan studi kajian pemulihan ekonomi sebagai upaya ITB berkontrihusi terhadap pemulihan ekonomi. 

Satgas KPE memandang ekonomi mulai bergeser memasuki era ekonomi dengan tingkat interaksi langsung yang rendah atau !ow couch economy. Konsep ekonomi lahir sebagai akibat dari perubahan inter­aksi sosial hingga perubahan di tingkat kebijakan negara-negara demi menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat. 

Meski memaksa para pelaku bisnis di semua level umuk berubah, low couch economy sesungguhnya juga menghasilkan peluang-peluang baru. Salah satu cara untuk keberhasilan adaptasi dalam era ekonomi adalah transformasi usaha dari konvensio­nal ke digital, baik pada salah satu aktivitas maupun keseluruhan usaha. Pentingnya transformasi usaha dari konvensional ke digital itu juga sekaligus menjadi katalisator untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. 

Kontribusi Satgas ITB bagi pemulihan ekonomi nasional ialah menekankan pada transformasi digital atau digitalisasi bagi enam sektor usaha prioritas, yaitu UMKM, transponasi, pariwisata dan ekonomi kre­atif (parekraf), manufaktur, konstruksi dan agrikultur. Dari keenam sektor tersebut, terdapat dua sektor yang menjadi prioritas mama, yaitu UMKM dan transportasi.

Pada sektor UMKM, transformasi digital difokuskan pada pasar, baik pasar tradisional maupun modern. Sementara itu, pada sektor transponasi menyasar ang­kman darat, udara, dan laut.

Jangkau 3T 

Berangkat dari kajian yang sudah dilaku­kan Satgas KPE ITB, LPPM ITB menyalurkan dana pengabdian masyarakat yang tuju­annya mampu mereaktivasi sektor UMKM dan transportasi melalui transformasi digital. Program pengabdian kepada masyarakat ini tidak hanya dikembangkan di Jawa Barat, tetapi juga di seluruh Indone­sia. Laporan Kajian Pemulihan Nasional dari Satgas KPE ITB dapat diakses di https://pengab­dian.lppm.itb.ac.id/buku/ laporan_akhir_satgas_kpen_itb_11_jan_21.

Terdapat lima zona pem­bagian aktivitas program pengabdian masyarakat tersebut, yaim Lingkar 1 untuk lingkungan Kam­pus ITB, Bandung, dan sekitarnya; Lingkar 2 yang mencakup wilayah Jawa Barat; Lingkar 3 untuk zona Pulau Jawa selain Jawa Barat; Lingkar 4 un­tuk zona luar Pulau Jawa; dan Lingkar 5 untuk zona perbatasan ataudaerah 3T. Secara keseluruhan ada 35 kegiatan pengabdian masyarakat di lima zona tersebut yang mendapat pendanaan LPPM ITB dengan total nilai hampir Rp3 miliar.

Pada Lingkar 1 terdapat tujuh kegiatan, yaitu digitalisasi sistem integ­rasi pengolahan limbah organik pada level komu­nitas, kolaborasi jaringan digital untuk pemasar­an kopi, pemberdayaan UMKM digital, implemen­tasi pasar cerdas untuk kemudahan keamanan di situasi pandemi pembuatan aplikasi UMKM berbasis teknologi block chain, perancangan sistem big data dan indentitas usaha untuk pengembangan UMKM, rancang bangun sistem pemantauan pada hidroponik ko­mersial berbasis IoT. 

Pada Lingkar 2, beberapa kegiatan yang didanai LPPM ITB di antaranya ialah pengembangan kompetensi pemasaran UMKM Sukabumi menuju Sukabumi Go Digital, aplikasi sistem transportasi digital umuk distrihusi produk UMKM perdesaan, pelatihan memasarkan produk hand­sanitizer alami pelatihan sistem otomasi pertanian di Jatinangor dan Cimahi, pengembangan modul pasar syariah online, dan lainnya.

Di Lingkar 3, kegiatan yang didanai ialah rancangan platform digital untuk pengembangan jejaring wakaf produktif di Klaten dan Bogar, peningkatan kinerja UMKM melalui pembukuan dan penjualan produk berbasis digital, pelatihan pengemasan paket wisata dan media promosi digital bagi pelaku pariwisata di Banten, pemulihan ekonomi melalui digitalisasi ekonomi desa dan BUMDes di Kudus, dan pembuatan perangkat sterilisasi udara.

Di lingkar 4, LPPM ITB mengembangkan aplikasi pemasaran digital bernama Antar2 Pisang, pemanfaatan IoT umuk mening katkan produksi nelayan keramba jaring apung, aplikasi data sains dan pemasaran digital untuk peternak ikan di Lampung, sena penerapan desain pengemasan untuk promosi dan pemasaran produk UMKM di era adapiasi kebiasaan baru.

Di Lingkar 5, beberapa program pengabdian masyarakat yang dilakukan ialah pembuatan katalog digital untuk pemasaran produk olahan tamarin di Kupang, efisiensi dan adaptasi digital untuk peningkatan produktivitas UMKM di Papua, pasar pe nerapan sistem informasi pasar berbasis digital menuju pasar rakyat sehat, literasi digital untuk pelaku UMKM di Labuan bajo, transfromasi digital UMKM kerajinan tangan di Papua, edukasi digital markering berbasis katalog elektronik dalam pengembangan UMKM di Lombok Barat.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini ti dak hanya diikuti oleh dosen, tetapi juga me lihatkan mahasiswa. Dari semua kegiatan, tercatat 56 mahasiswa dari berbagai fakultas dan sekolah yang ada di ITB ikut serta. Mereka akan terdaftar sebagai peserta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ataupun kuliah kerja nyata (KKN). Pendanaan pengabdian masyarakat untuk pemulihan ekonomi ini menggenapi peran ITB umuk bersama-sama menanggulangi pandemi covid-19. (M-1)

1160

views