Tim dari KK-TSA FTSL-ITB Melakukan Pengabdian Masyarakat Mengidentifikasi Kerusakan Pantai di Muara Plumbon, Semarang, Jawa Tengah

Sebuah tim dari Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air FTSL IT, yang terdiri dari dua orang dosen ITB (Prof. M. Syahril B.K., Dr.Eng. Eka O.N.), seorang mahasiswa magister ITB (R.D. Oriandra, S.T.) dan seorang mahasiswa sarjana ITB (Sarviano E.J.), telah mendapat tugas melakukan kegiatan Program Pengabdian Masyarakat Topdown ITB 2024 dengan tajuk “Identifikasi Permasalahan Kerusakan Pantai Muara Sungai Plumbon, Jawa Tengah” di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, program ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah usulan tentang berbagai upaya lanjut yang perlu dilakukan untuk mengembangkan sistim pengendalian kerusakan pantai Muara Sungai Plumbon yang lebih baik.

Sebagai salah satu kegiatan tahun pertama dari program tersebut, Tim yang diketuai oleh Prof. M Syahril B K tersebut telah melakukan site visit ke Pantai Muara Plumbon dan sekitarnya pada tanggal 3 – 5 Agustus 2024 yang lalu. Selama 3 hari site visit, tim telah melakukan kegiatan berupa pengamatan lapangan untuk mengetahui tidak hanya kondisi fisik perairan pantai, sungai dan muara Plumbon, beserta bangunan perlindungannya, tapi juga dampak/permasalahan yang dibangkitkan oleh kerusakan pantai dan banjir yang terjadi. Observasi sesaat (selama site visite) dilakukan baik secara visual, pengukuran kuantitatif menggunakan peralatan ukur dan wawancara dengan masyarakat setempat.

Sungai Plumbon teridentifikasi sebagai salah satu sungai yang bermuara di Pantai Semarang Bagian Barat yang DAS-nya masuk kategori sudah berkembang dan padat. Pada saat ini, Sungai Plumbon selain dipakai sebagai sumber air irigasi sawah dan tambak juga sebagai alur navigasi kapal nelayan (khususnya masyarakat nelayan Kampung Nelayan Tanjung Sari yang terletak pada sisi timur bantaran sungainya). Selain itu, muara sungai Plumbon juga semakin marak dimanfaatkan sebagai daerah wisata mangrove yang didominasi aktifitas kuliner, pancing dan perahu.

Pada saat ini, tingkat kerusakan alur Sungai bagian hilir sampai dengan muara dan pantai sekitar muara dari Sungai Plumbon mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya (yang data diperoleh dari data-data sekunder). Sebagian besar bangunan perlindungan pantai dan jalan akses kemuara telah hancur terkena abrasi dan gerusan. Hutan mangrove sekitar muara dan pantai sudah jauh berkurang. Garis pantai makin mundur kedaratan, sehingga hampir sebagian besar tambak dan sawah terendam air laut walaupun pada saat surut, banyak rumah dan lahan penduduk setempat telah terendam.

Hasil wawancara dengan Masyarakat setempat pada dasarnya mengkonfirmasi ringkasan kerusakan muara Sungai plumbon diatas, dengan beberapa tambahan data dan informasi sebagaimana yang disampaikan pada paragraph berikut. Berdasarkan wawancara dengan beberapa warga, banjir rob hampir selalu terjadi setiap pagi, dipengaruhi oleh kenaikan muka air laut yang terus berlanjut. Salah satu warga yang rumahnya terdampak banjir rob ini adalah Ibu Sri Wahyuni dan Ibu Jumiyati yang kala diwawancara sedang membersihkan ikan-ikan hasil dari berlayar, kata mereka hampir setiap pagi rumahnya terendam bisa sampai selutut orang dewasa, sampai beberapa warga harus meninggikan rumah mereka agar tidak tergenang, bahkan Masjid “Nur Hidayah” tempat dimana mereka beribadah setiap harinya juga tergenang walau berada di tengah-tengah perumahan warga dan tidak berbatasan langsung dengan laut.

Selepas melihat kondisi muara Sungai dan berbincang-bincang dengan warga kampung, Tim ITB pun berkunjung ke Kantor Kecamatan Tugu untuk bertemu dengan Lurah Mangunharjo dan Sekertaris Camat (SekCam) Tugu untuk sekadar berdiskusi mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi di Muara Sungai Plumbon ini. Kedatangan tim disambut dengan baik. Pada kesempatan tersebut tim sempat memberitahukan mengenai program pengabdian Masyarakat dari ITB yang tersedia dalam bentuk aplikasi ponsel genggam, “Desanesha”, di mana tujuan aplikasi ini adalah untuk menjembatani komunikasi kepala desa di seluruh Indonesia dengan para pakar ITB terkait permasalahan yang dihadapi di desa sekitar. Keberadaan aplikasi ini diterima dengan baik oleh Lurah maupun SekCam sebagai wadah untuk membantu menangani permasalahan-permasalahan yang ada di Muara Plumbon.

70

views