Hepatitis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia, termasuk di Indonesia. Untuk itu, setiap masyarakat diharapkan dapat menjadi duta hepatitis terutama bagi lingkungannya. Hal ini didasarkan pada pemikiran dengan peningkatan kepedulian masyarakat tentang pencegahan, cara penularan, dan bahaya penyakit hepatitis, laju penambahan kasus hepatitis dapat ditekan.
Sebagian besar masyarakat Indonesia sering mendengar penyakit hepatitis-B, tetapi sejauhmana tingkat bahaya terhadap kesehatan perlu diberikan pengetahuan. Hepatitis B merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus. Penyebaran dan penularan hepatitis-B dapat melalui hubungan seksual, terkena cairan tubuh penderita, berbagi alat medis yang telah terkontaminasi, dan dari ibu kepada bayi atau anak-anak.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan diperlukan upaya tambahan untuk mencegah transmisi virus hepatitis B dari ibu ke anak di samping upaya imunisasi hepatitis B yang diberikan pada bayi lahir. ''Upaya tambahan tersebut salah satunya melalui penggunaan antivirus Tenofovir Disoproxil Fumarate yang telah terbukti keamanan dan efektifitasnya,'' ujar Menkes Budi. Penjelasan tersebut dapat diartikan untuk mencegah transmisi virus hepatitis B diperlukan upaya tambahan agar tidak cepat menyebar.
Di Indonesia, Hepatitis virus-B dan Hepatitis virus-C merupakan penyebab sebagian besar penyakit hepatitis, sirosis, dan kematian terkait penyakit hati. Upaya pengendalian dalam menekan penyebaran hepatitis dapat dilakukan melalui kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan akademisi dengan meningkatkan pengetahuan dan menyosialisasikan pentingnya kesadaran diri dan lingkungan dalam memerangi penyebaran hepatitis yang perlu terus ditingkatkan. Hal ini dilakukan untuk menjaga hidup layak masyarakat tanpa penyakit.
Sebagai upaya menjaga hidup layak masyarakat tanpa penyakit, melalui program pengabdian ITB dan PT Biofarma dalam program Corporate Social Responsibilities CSR) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Lombok Utara melakukan kegiatan farmakologi dan nonfarmakologi yang bertempat di Sekolah Dasar Yayasan Muslim Madani di Desa Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat sebagai tempat kegiatan. Pelaksanaan pengabdian lintas sektor ini dilakukan pada Januari–Desember 2023. Selain itu, kegiatan ini dilakukan dalam menyambut World Hepatitis Day pada 28 Juli 2023.
Virus Hepatitis B (VHB) dan Pencegahan Dini
Hepatitis virus diperkirakan menyebabkan 1,4 juta kematian setiap tahun di dunia akibat infeksi akut dan kanker hati terkait hepatitis dan sirosis. Secara global, pada tahun 2015 diperkirakan 257 juta orang hidup dengan infeksi virus hepatitis-B (VHB) kronis dan 71 juta orang dengan infeksi virus hepatitis-C (VHC) kronis. Di Asia Tenggara, WHO memperkirakan ada sekitar 39,4 juta (28,8–76,5 juta) orang yang hidup dengan hepatitis B kronis dan 10,3 juta (8,0–17,8 juta) orang yang hidup dengan hepatitis C kronis. (P2PM-Kementerian Kesehatan)
Bukan hal yang mustahil hepatitis B tidak dapat disembuhkan, segala upaya yang dilakukan pemerintah dengan menggandeng lintas sektor di antaranya relawan medis, akademisi, perusahaan obat, dll., merupakan langkah konkret pemerintah dalam membasmi penyebaran penyakit ini. Pengabdian lintas sektor seperti yang dilakukan ITB, PT Biofarma, dan Dinas Kesehatan Lombok Utara dibutuhkan masyarakat untuk menyadarkan pentingnya kesehatan hidup. Langkah yang dilakukan pengabdi dalam program ini yaitu:
1. Promosi kesehatan yang merupakan langkah awal pencegahan yang harus dilakukan secara gencar dan terus menerus sehingga dapat mencakup sebanyak mungkin orang untuk meningkatkan permintaan (demand generation) terhadap layanan pencegahan dan pengendalian hepatitis B dengan berbagai cara yakni:
2. Pemberdayaan masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan pengendalian hepatitis sesuai dengan kapasitas masing- masing, baik secara individual maupun kolektif.
Tracking dan Screening
Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini juga membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara dalam merealisasikan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tengara Barat Nomor 4 tahun 2017 tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Bab V Pasal 50 tentang tanggung jawab pemerintah daerah dalam pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan mutu pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan dalam bentuk a) advokasi, sosialisasi, fasilitasi, dan konsultasi, b) pendidikan dan pelatihan serta penelitian pengembangan; dan atau pemantauan dan evaluasi.
Data dan fakta-fakta yang ditemukan tim pengabdian diidentifikasi bahwa problematika prevalansi virus hep-B pada ibu hamil dan anak usia 0-12 tahun di Nusa Tenggara Barat, khususnya di Desa Tanjung, Kabupaten Lombok Utara sebagai salah satu daerah 3T di Indonesia sangat mendesak dan sangat perlu untuk diselesaikan. Hal ini disebabkan Desa Tanjung di Lombok Utara belum mendapatkan perhatian optimal dalam hal edukasi kesehatan baik dari pemerintah pusat Republik Indonesia, maupun pemerintah Provinsi NTB karena jarak yang cukup jauh dari Kota Mataram, NTB. Pelaksanaan pengabdian ini dapat mewujudkan sinergitas berkelanjutan antara ITB dan CSR PT. Biofarma, Persero dalam menekan prevalensi hep-B di Indonesia.
Hal di atas sejalan dengan imbauan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang disampaikan oleh Asisten III Setda NTB dr. Nurhandini Eka Dewi, SpA. bahwa “para stakeholder sekolah, pondok pesantren di NTB untuk mengawasi muridnya untuk membawa bekal ke sekolah sehingga terhindar dari berbagai penyakit serta, menghimbau pada orang tua untuk mengawasi puta atau putrinya jika mendapatinya demam serta lemas segera untuk diperiksa sedini mungkin”.
Langkah yang dilakukan tim pengabdian lintas sektor (ITB, PT Biofarma, dan Dinkes Lombok Utara), yaitu pendampingan dengan memberikan edukasi dan ilmu pengetahuan kepada para tenaga kesehatan, ibu hamil, dan para orang tua yang memiliki anak dengan rentang usia 0-12 tahun tentang upaya preventif penyebaran Hepatitis B pada anak baik dengan pendekatan farmakologis maupun nonfarmakologis. Tidak hanya itu, tujuan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan 1) skrining kesehatan kepada siswa di Yayasan Muslim Madani Desa Tanjung Kabupaten Lombok Utara, 2) pemberian vitamin gratis sebagai bentuk kepedulian tim pengabdian untuk meningkatkan imunitas anak pascapandemi Covid-19, dan 3) pemberian vaksinasi hep-B kepada tenaga kesehatan yang kerap berdampingan dengan dengan bayi yang baru lahir, maupun orang yang mengidap penyakit hep-B.
Target dari kegiatan ini sesuai dengan arahan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang penanggulangan hepatitis virus di pasal 1 dan 2, yaitu sebagai berikut.
Pendampingan Prevalensi Hepatitis B
Pendekatan yang dilakukan oleh tim pengabdian lintas sektor adalah memberikan pendampingan kesehatan sebagai bentuk edukasi kepada para tenaga kesehatan, ibu hamil, dan para orang tua siswa di Sekolah Dasar Yayasan Muslim Madani, Desa Tanjung, Lombok Utara.
Pendampingan ini disampaikan oleh dosen farmasi dan tenaga ahli atau peneliti Hepatitis B dari departemen Research and Development (RnD) PT. Biofarma. Pendampingan yang diberikan kepada para orang tua siswa dengan beberapa tahap kegiatan, yaitu:
1. Tahap Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan
3. Tahap Monitoring