SITH ITB Gelar Pelatihan Pasca Panen & Valorisasi Kemiri di Apui, Kecamatan Alor Selatan-NTT

Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Sekolah Ilmu Teknologi Hayati ITB (SITH ITB) kembali mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program “Pengabdian Masyarakat Daerah 3T Wilayah Indonesia Timur 2023” di Apui, Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.

Berbeda dengan kunjungan pertama oleh tim dari ITB pada Agustus 2023 yang bertempat di Desa Kuneman, kali ini kegiatan dilaksanakan di daerah ibu kota kecamatan yaitu Apui dengan tujuan memberikan dampak yang lebih besar kepadamasyarakat sekitar.

Kegiatan yang mendapatkan pendanaan dari LPPM ITB ini merupakan program Kerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.

Tim pengabdian kepada masyarakat tersebut dipimpin oleh Dr. M Yusuf Abduh sebagai ketua pelaksana dan beranggotakan tim dosen, yaitu Dr. Rijanti Rahaju Maulani, dan Dr. Lili Melani serta tiga orang mahasiswa Adela Damika Putri, Anasya Rahmawati, dan Muhammad Zaki Arrazi.

Fokus utama dalam kunjungan lanjutan ini adalah memberikan pelatihan kepada warga Desa Kuneman secara khusus dan warga di sekitar kecamatan Alor Selatan untuk mempraktikkan tatacara pasca panen biji kemiri beserta valorisasi biji kemiri menjadi berbagai bioproduk seperti minyak biji kemiri, briket cangkang kemiri, dan pakan ternak bungkil kemiri. Selain itu dilaksanakan pula penyerahan alat serta pemaparan teknis penggunaan alat pemecah biji kemiri dan pengempa daging bji kemiri.

Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Camat Alor Selatan, Imanuel Saldeng, S.H. diikuti penyerahan mesin pemecah cangkang biji kemiri serta beberapa peralatan lain yang dapat mendukung proses pengolahan biji kemri dengan lebih baik. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan secara umum oleh Dr. Yusuf tentang alat yang digunakan untuk kegiatan pelatihan tersebut.

Alat yang pertama yaitu mesin pemecah cangkang biji kemiri yang berbahan bakar bensin dan memiliki kapasitas 40 kg/jam. Selanjutnya ada alat pemecah kemiri manual berpegas yang digunakan berdasarkan ukuran biji kemiri dengan menyesuaikan sudut tumbukan, alat ini dapat menjadi opsi lain untuk memecah biji kemiri. Alat selanjutnya yaitu moisture meter digunakan untuk mengukur kadar air kemiri yang sudah dikeringkan atau melalui penyangraian sebelum diproses lebih lanjut.

Biji kemiri yang baik setelah proses pengeringan ataupun penyangraian haruslah memiliki kadar air di bawah 10%. Kemudian mesin pengempa berulir, digunakan untuk mengekstraksi minyak kemiri. Alat terakhir yaitu alat pencetak briket digunakan untuk mencetak campuran briket cangkang kemiri agar sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Pada sesi pertama terkait tata cara pasca panen kemiri dijelaskan oleh Dr. Rijanti dimana proses pengolahan buah kemiri setelah dipanen meliputi berbagai proses yaitu pengupasan kulit buah, pengeringan biji, penyimpanan biji, sortasi biji, penyangraian dan perlakuan perendaman ke air dingin (temperature shock), pengeringan, pemecahan tempurung biji, hingga sortasi dan pengemasan daging biji kemiri. Penjelasan Dr. Rijanti dibarengi dengan praktik penyortiran biji kemiri dan pendeteksian kadar air menggunakan moisture meter.

Biji kemiri yang baik adalah biji yang kadar airnya sudah dibawah 10% ujar Dr. Rijanti. Kemudian dilanjutkan praktik penyangraian serta perlakuan perendaman ke air dingin, hal ini bertujuan untuk merapuhkan tempurung biji kemiri agar mudah dihancurkan, proses ini ditandai dengan bunyi “kletek-kletek” dan selesai ketika bunyi tidak terdengar lagi, kemudian dilanjutkan dengan pengeringan biji kemiri. Setelah pengeringan, biji kemiri selanjutnya dipecahkan menggunakan mesin pemecah biji kemiri dan dihasilkan biji kemiri utuh, beberapa biji kemiri pecah, serta cangkang kemiri. Biji kemiri utuh kemudian dapat dikemas dan dapat langsung dijual di pasaran. Biji kemiri pecah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali untuk mendapatkan minyak, briket, serta pakan ternak.

Sesi kedua yaitu demonstrasi valorisasi atau peningkatan nilai tambah kemiri dipaparkan oleh Dr.Yusuf, Dr. Lili, dan Adela M.Si, dimulai dengan biji kemiri pecah diekstraksi minyaknya dengan metode ekstraksi mekanik menggunakan mesin pengempa manual. Hasil ekstraksi tersebut berupa minyak kemiri serta ampas atau bungkil kemiri.

281

views