BANDUNG, lppm.itb.ac.id-20 November 2021, Pemerintah Desa Jepang, Kecamatan Mejebo, Kabupaten Kudus, meresmikan Badan Usaha Milik Desa dan Digitalisasi Ekonomi dengan meluncurkan aplikasi digital marketing. Platform ini dibuat bersama tim pengabdian kepada masyarakat ITB yang diinisiasi oleh Arif Susanto, M.T.
Pendirian BUMDes ini berkat kerja sama antara Pemerintah Desa Jepang dengan Lembaga Pengabdian dan Pengembangan kepada Masyarakat (LPPM) Institur Teknologi Bandung (ITB) melalui program Pengabdian Masyarakat Pemulihan Ekonomi 2021.
Kepala Desa Jepang, Indarto, mengatakan sekitar empat bulan sebelum diluncurkan, pihaknya melakukan musyawarah desa terlebih dahulu, hingga lahir peraturan desa dan penetapan personil Desa. “Kami mendapat pendampingan dari LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) ITB dalam menyusun regulasi, pengurus, hingga peluncuran aplikasi digital marketing untuk BUMDes ini,” katanya, dikutip dari suaramerdeka.com
Indarto menambahkan, BUMDes mengelola usaha simpan pinjam UPK BKM yang memiliki aset hingga Rp2 miliar, penyedian air bersih melalui Pamsimas, pengelolaan sampah, hingga manajemen aset untuk pengelolaan kerjasama BUMDes dengan pemilik aset.
Selain itu, ia mengatakan, semua unit usaha yang dikelola oleh BUMDes nanti akan menggunakan digitalisasi. Ia mencontohkan pada unit simpan pinjam, nasabah akan diingatkan hak dan kewajibannya melalui aplikasi yang saat ini tengah disusun tersebut.
“Termasuk juga potensi wisata dan UMKM lainnya, sudah kami tampilkan di website BUMDes sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas,” katanya.
Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat, Arif Susanto mengatakan jika pihaknya telah membantu meningkatkan SDM BUMDes khususnya kompetensi digital dari bulan Mei 2021. Ia beralasan karena pihaknya melihat Desa Jepang punya potensi yang besar seperti kekayaan potensi baik pariwisata hingga ekonomi kreatifnya.
“Kebetulan ada alumni ITB yang berasal dari Kudus yang paham dunia digital marketing. Ia tengah membuat aplikasi bazaarfun untuk digital marketing. Nantinya produk-produk dari BUMDes di Desa Jepang akan di-link ke sana,” katanya.
Nantinya produk UMKM Desa Jepang yang di website akan diintegrasikan ke aplikasi bazaar fun.
Pendamping dari LPPM selama satu tahun kegiatan ini harapannya akan berlanjut dalam jangka panjang, “Nantinya tidak hanya berhenti disini, akan berkelanjutan hingga mandiri,” ujar Arif.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Pemdes) Adi Sadhono mengapresiasi langkah digitalisasi BUMDes yang telah dilaksanakan oleh Desa Jepang. Pemkab Kudus saat ini bersama Djarum Foundation juga tengah menggelar pelatihan peningkatan SDM untuk pengelola BUMDes.
“Konsep-konsep pengembangan BUMDes yang sudah berkembang tentunya bisa ditiru oleh desa lain. Kebanyakan BUMDes setelah terbentuk justru mandek karena usahanya tidak jelas. Karena itu kami bersama Djarum Foundation berupaya meningkatkan SDM BUMDes melalui pelatihan yang digelar hingga enam bulan kedepan,” katanya.
Penulis dan penyunting: Ali Hasan Asyari
Sumber foto: Dilaunching, BUMDes Desa Jepang Siap Pasarkan Produk Lokal - Jala Pantura