Remaja Karimunjawa Sambut Wisata Bahari

Siang itu KMC Express Bahari berlabuh di Pelabuhan Legon Bajak, Karimunjawa. Kapal yang berangkat dari Pelabuhan Kartini di Jepara itu mengangkut ratusan penumpang. Lebih dari setengahnya adalah wisatawan asing dari berbagai negara, dari Amsterdam hingga Zanzibar.  

Teriknya matahari tak menghalangi dua remaja belasan tahun, sebut saja Karim dan Munawar, untuk menyambut para wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan keunikan budaya di Karimunjawa. Meski sama-sama bersemangat menyambut para wisatawan, Karim dan Munawar memiliki tingkat penguasaan bahasa Inggris yang berbeda dan hal ini sangat berpengaruh pada kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan para wisatawan.

Karim, yang telah menghabiskan beberapa tahun terakhirnya belajar bahasa Inggris, merasa percaya diri ketika mendekati sekelompok wisatawan asing. Dengan lancar, ia memperkenalkan diri, menjelaskan sejumlah pilihan tempat yang indah di Karimunjawa, dan bahkan bercanda dengan menyampaikan lelucon yang membuat wisatawan tertawa. Para wisatawan tampak terkesan dengan kemampuannya berkomunikasi, dan mereka meminta Karim untuk menjadi pemandu wisata mereka selama di Karimunjawa. Karim dengan senang hati menerima tawaran tersebut, dan dalam prosesnya, ia mendapatkan kesempatan untuk memperdalam relasi, memahami budaya berbeda, dan tentunya mendapatkan penghasilan tambahan.

Sementara itu Munawar merasa canggung dan tidak percaya diri ketika berusaha berkomunikasi dengan para wisatawan asing. Meski dia mencoba menunjukkan kemampuannya yang terbatas dengan gestur tubuh dan mimik wajah, kesulitan berkomunikasi membuat interaksinya singkat dan dangkal. Munawar terlihat sedikit iri melihat Karim dengan mudahnya membangun hubungan dengan wisatawan asing, sementara Munawar hanya bisa berinteraksi dengan wisatawan lokal saja. 

Kisah Karim dan Munawar memberikan gambaran nyata tentang pentingnya menguasai bahasa asing, khususnya dalam konteks pariwisata. Bahasa, dalam hal ini bahasa Inggris, bukan hanya sekedar alat komunikasi, tapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan budaya, membangun relasi, dan membuka peluang.

Karim, dengan penguasaan bahasa Inggrisnya, bukan hanya mampu menyampaikan informasi, tapi juga menangkap nuansa, humor, dan emosi dari wisatawan, membuat interaksi tersebut lebih berarti. Sedangkan Munawar, meski memiliki niat yang baik dan semangat yang tinggi, terhalang oleh kendala bahasa.

Dalam era globalisasi saat ini, kemampuan berbahasa asing bukan lagi sekedar keunggulan, tapi hampir menjadi kebutuhan. Untuk remaja seperti Karim dan Munawar, menguasai bahasa asing berarti membuka pintu ke dunia yang lebih luas, memahami dan dihargai oleh orang lain, serta memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam konteks Karimunjawa yang semakin populer sebagai destinasi wisata, keterampilan berbahasa asing akan meningkatkan daya saing dan kesiapan generasi muda untuk menghadapi arus global. Kisah Karim dan Munawar adalah cerminan dari banyak remaja di Indonesia, menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan dan pelatihan bahasa adalah kunci untuk masa depan yang lebih cerah dan berpotensi.

Potensi pariwisata di Indonesia sangat menjanjikan, terutama terkait dengan berbagai atraksi yang ditawarkan yaitu berbasis keindahan alam. Bentuk negara yang berupa kepulauan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik dan khususnya mancanegara. Keanekaragaman hayati dan panorama alam menjadi nilai lebih yang dicari oleh pengunjung. Kondisi tersebut yang menjadikan wisata bahari Indonesia sebagai penggerak perekonomian unggulan.

Kenaikan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke sejumlah lokasi wisata di Indonesia pasca pandemi Covid-19 memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah maupun nasional. Untuk merespon potensi pertumbuhan ekonomi pada sektor pariwisata, perlu disiapkan juga sumberdaya manusia yang berkualitas untuk memberikan layanan dan pengalaman yang mengesankan terhadap wisatawan yang datang. 

Di antara banyaknya destinasi wisata bahari di Indonesia, Karimunjawa salah satu yang menjadi favorit wisatawan domestik maupun mancanegara. Meskipun tidak setenar Bali, namun Karimunjawa dengan segala keterbatasannya mampu menarik perhatian dari keindahan panoramanya dan keaslian alamnya. Terlebih alam lautnya dengan sajian utama panorama pantai, ekologi, dan bawah lautnya. Karimunjawa menyajikan keanekaragaman hayati yang terhampar dari dataran tinggi, lingkungan pesisir, hingga bawah lautnya. Kondisi tersebut menjadi alasan bagi wisatawan untuk datang ke Karimunjawa.

Pemilihan Karimunjawa sebagai lokasi pengabdian ITB tidak terlepas dari pertimbangan bahwa Karimunjawa merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia, khususnya terkait atraksi lautnya yang memuat keindahan panorama pantai, ekologi pesisir dan ekologi bawah lautnya. Permasalahan yang kemudian muncul adalah ketika intensitas kedatangan wisatawan asing mulai meningkat di Karimunjawa, namun sumberdaya manusia yang tersedia tidak memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang diharapkan oleh industri pariwisata. 

Pengabdian masyarakat ini menawarkan alternatif berupa pengajaran Bahasa Inggris kepada remaja usia SMP, SMU, dan tenaga pengajar di Karimunjawa guna menjawab kebutuhan industri pariwisata. Adapun materi Bahasa Inggris yang akan diimplementasikan adalah konsep Bahasa Inggris yang sudah disesuaikan dengan karakter industri wisata bahari di Karimunjawa. 

Di tengah potensi wisata bahari yang terus bertumbuh seiring dengan dibukanya pariwisata pasca pandemi Covid-19, Karimunjawa harus sudah bersiap menyambut kedatangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Demikian, dibutuhkan sumberdaya yang memadai dan berkualitas guna keberlanjutan eksistensi wisata bahari di Karimunjawa. Oleh karena itu, pengabdian masyarakat ini ditujukan untuk mengoptimalkan potensi remaja lokal (usia pelajar SMP dan SMU) untuk mengembangkan wisata bahari di Karimunjawa melalui pelatihan Learning English for Marine Tourism

Remaja lokal meripakan aset sumberdaya manusia daerah yang harus dimaksimalkan kemampuannya. Selain sebagai garda terdepan identitas daerah, remaja juga lekat dengan kesan cerdas dan mudah bergaul sehingga perannya vital dalam proses pengembangan potensi daerah.

Para dosen yang terlibat dalam kegiatan pengabdian ini melakukan komunikasi dengan sekolah menengah kejuruan dan juga lembaga swadaya masyarakat lokal yang bergerak pada bidang pendidikan untuk mengatasi permasalahan ini. Mempertimbangkan bahwa kedatangan wisatawan mancanegara yang terus meningkat, maka perlu adanya pendidikan Bahasa Inggris yang memadai di lokasi pengabdian. Oleh karena itu, pengabdian masyarakat ini memiliki misi untuk mengoptimalkan peran remaja daerah untuk meningkatkan potensi daerah, yaitu pariwisata, melalui pendidikan Bahasa Inggris untuk Wisata Bahari.

Pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan potensi remaja khususnya di bidang pendidikan Bahasa Inggris. Kemampuan Bahasa Inggris ini menjadi penting karena naiknya kunjungan wisatawan asing di Karimunjawa yang terus meningkat dan diikuti oleh pertumbuhan perekonomian daerah. Potensi ini menuntut kesiapan sumberdaya manusia, salah satunya adalah kemampuan Bahasa Inggris guna memberikan pengalaman adan layanan yang baik pada wisatawan asing yang berkunjung. Sehingga terdapat hubungan positif antara optimalisasi kemampuan Bahasa Inggris masyarakat setempat dengan pertumbuhan perekonomian di bidang pariwisata.

Pemilihan remaja usia SMP dan SMU dalam kegiatan pengabdian ini juga dengan pertimbangan secara empiris. Pertama, usia remaja lebih mudah untuk menyerap pengetahuan karena kegiatan kesehariannya adalah belajar secara formal di sekolah. Kedua, remaja lebih mudah bergaul dan memiliki keingintahuan yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai agen perubahan untuk menarik perhatian wisatawan asing. Ketiga, yaitu untuk konsep berkelanjutan pariwisata, di mana dalam beberapa tahun mendatang para remaja ini yang akan menjadi tumpuan masyarakat untuk meningkatkan potensi perekonomian setempat.

Selain remaja yang sebagai pelajar, pengabdian ini juga menargetkan tutor atau tenaga pengajar sebagai sasaran pengabdian masyarakat. Diharapkan dengan adanya pengabdian ini, tenaga pengajar di sekolah dan khususnya LSM setempat mendapat pengetahuan baru dan terjalin sinergi antara akademisi perguruan tinggi dengan pengajar di daerah. Hubungan ini menjadi penting dalam kaitannya dengan keberlanjutan program di masa mendatang.

Sebelumnya tim dosen telah melakukan komunikasi dengan LSM yang berada di Karimunjawa. Diketahui bahwa salah satu permasalahan yang ada di lokasi adalah kendala pendidikan Bahasa Inggris remaja usia sekolah SMP dan SMU yang belum siap diterjunkan ke lapangan guna memberikan layanan kepada wisatawan asing. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kebutuhan industri pariwisata yang menuntut kesiapan sumberdaya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang tepat dan efisien untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Pendekatan pertaa yang harus dilakukan adalah identifikasi masalah dan perancangan konsep. Kebutuhan dalam pembentukan konsep merupakan hal penting guna kegiatan yang akan dilakukan tidak melebar dari solusi permasalahan, dalam kasus pengabdian ini adalah metode ajar Bahasa Inggris yang sesuai dengan karakter budaya setempat.

Selanjutnya observasi lapangan harus dilakukan untuk mengukur tingkat kesiapan sasaran pengabdian, dalam hal ini adalah remaja usia sekolah SMP dan SMU. Tahap ini sangat penting guna mengetahui dan memetakan permasalahan aktual di lapangan dan dianalisis untuk keberlanjutan program. Pelaksanaan tahap ini adalah dengan melalui kegiatan diseminasi dan pengajaran langsung kepada sasaran pengabdian. Selain itu akan dilakukan juga wawancara terhadap sampel wisatawan asing untuk mengetahui kebutuhan yang diharapkan pada konteks sumberdaya manusia dalam industri pariwisata bahari.

Tahap akhir dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah menyiapkan alternatif bahan ajar berupa buku. Bahan ajar ini merespon dan memuat alternatif solusi terhadap permasalahan yang ada, kebutuhan tutor terhadap pemutakhiran bahan ajar, dan kebutuhan wisatawan asing. Selanjutnya bahan ajar ini disosialisasikan oleh tenaga pengajar kepada remaja usia sekolah SMP dan SMU di Karimunjawa.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan bagian dari peta jalan kelompok Keahlian Ilmu-ilmu  Kemanusiaan (KKIK) khususnya pada poin model pembelajaran bahasa dan pendidikan karakter. Diharapkan dengan terlaksananya pengabdian masyarakat ini konsistensi dosen di KK Ilmu Kemanusiaan semakin kuat untuk mengimplementasikan teknologi ke dalam kajian sosial dan kemanusiaan.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat (P2MI 2023) yang diketuai oleh Dr. Nia Kurniasih, M.Hum ini merupakan kegiatan lintas kelompok keahlian, yaitu melibatkan dosen KK Ilmu Kemanusiaan dan lintas KK Komunikasi Visual dan Media untuk mendapat sudut pandang yang lebih komprehensif. Keterlibatan Triyadi Guntur, M.Sn dari KK Komunikasi Visual dan Media bermanfaat untuk memberikan spektrum komunikasi yang efektif dalam penyampaian konsep ajar dan Esa Fajar Hidayat, S.T., M.Si., dari Kelompok Keahlian Hidrografi sangat penting dalam pemilihan lokasi dan pelibatan komunitas lokal. Selain itu, keterlibatan Dr. Harry Nuriman yang memiliki konsentrasi kearifan lokal dan ketahanan budaya diharapkan turut berpartisipasi dalam menciptakan ekosistem sumberdaya manusia yang berkualitas tanpa melupakan akar budayanya. 

 

TULISAN PENDUKUNG

Menguasai bahasa asing, khususnya bagi remaja di Karimunjawa yang sering berinteraksi dengan wisatawan asing, memiliki sejumlah keuntungan dan pentingnya yang besar, antara lain:

1. Meningkatkan peluang pekerjaan: Menguasai bahasa asing dapat membuka peluang pekerjaan yang lebih luas di sektor pariwisata, seperti menjadi pemandu wisata, staf hotel, atau restoran. Dengan kemampuan berbahasa asing, remaja Karimunjawa dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan membuat pengalaman wisatawan lebih memuaskan.

2. Mempertajam keterampilan komunikasi: Belajar bahasa asing meningkatkan keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Hal ini tidak hanya bermanfaat dalam berkomunikasi dengan wisatawan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

3. Memperluas wawasan budaya: Interaksi dengan wisatawan asing memberikan kesempatan untuk memahami budaya, adat istiadat, dan cara pandang orang dari berbagai belahan dunia. Ini membantu meningkatkan toleransi, empati, dan pemahaman lintas budaya.

4. Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal: Dengan kemampuan berbahasa asing, remaja Karimunjawa dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi dan menghabiskan uang di lokasi tersebut. Hal ini berdampak positif pada perekonomian lokal, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

5. Menjalin hubungan: Dengan kemampuan berkomunikasi dengan baik, remaja Karimunjawa memiliki kesempatan untuk membentuk hubungan baik dengan wisatawan, yang mungkin akan kembali atau merekomendasikan destinasi tersebut kepada orang lain.

6. Mengembangkan diri: Belajar bahasa asing memacu otak untuk berpikir secara kritis, meningkatkan kreativitas, dan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.

7. Meningkatkan daya saing: Di era globalisasi, kemampuan berbahasa asing adalah salah satu keunggulan kompetitif yang dapat menonjolkan seseorang atau suatu destinasi wisata dari yang lain.

8. Membuka kesempatan belajar: Menguasai bahasa asing dapat memberikan kesempatan bagi remaja Karimunjawa untuk melanjutkan pendidikan atau pelatihan di luar negeri, atau memanfaatkan sumber belajar online yang memerlukan pemahaman bahasa asing.

9. Menghargai budaya sendiri: Interaksi dengan orang asing seringkali memicu refleksi tentang budaya dan nilai-nilai lokal. Ini bisa meningkatkan rasa bangga dan penghargaan terhadap keunikan dan kekayaan budaya Karimunjawa.

10. Menjadi duta budaya dan berperan dalam diplomasi budaya: Dengan menguasai bahasa asing dan berinteraksi dengan wisatawan, remaja Karimunjawa secara tidak langsung menjadi duta besar budaya mereka, mempromosikan pemahaman dan persahabatan lintas negara.

Dengan semua alasan di atas, jelas bahwa menguasai bahasa asing adalah investasi yang berharga bagi remaja Karimunjawa dalam menghadapi era globalisasi dan meningkatkan potensi pariwisata di kawasan mereka.

280

views