Pulihkan Ekonomi Melalui Hidroponik Dilahan Terbatas

Cimahi, lppm.itb.ac.id-Permasalahan luas lahan/pekarangan di perkotaan menjadi kondisi tersendiri akan pertumbuhan dan kepadatan penduduk. Hal ini berdampak pada usaha mikro masyarakat, khususnya daerah perkotaan. Dalam sendi kehidupan, masyarakat dituntut untuk mampu berkembang dan berinovasi dengan lingkungannya. Salah satu problematika, adalah luas lahan yang terbatas untuk sebuah usaha, terutama dibidang pertanian. Oleh karena itu, pemanfatan luas lahan yang serba terbatas menjadi tantangan tersendiri untuk mampu memberi kehidupan.

Membaca situasi tersebut, terutama pasca pandemi tiga tahun belakangan, pemulihan ekonomi melalui sektor usaha bidang pertanian perlu dilakukan dengan serius. Memperhatikan hal tersebut, Fakultas Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Kota Cimahi bekolaborasi dengan Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM)  Institut Teknologi Bandung (ITB), merealisasi Program Pengabdian Masyarakat (PPM) dengan tema “Sosialisasi Penerapan Otomasi Aerasi Nutrisi Pada Media Hidroponik Untuk Kelompok Tani di Cimahi Jawa Barat Tahun 2022”, di Rt.01 Rw.05 Kelurahan  Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimai, Kamis (1/9/2022).

Mereka menggandeng Cimahi Hydroponic Community (CHC). Dikatakan, Irvan Budiawan, bahwa PPM ini sekaligus sebagai bentuk Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kolaborasi Unjani dan ITB pada program ini melibatkan: Dosen Rekayasa Pertanian ITB, DR. Aep Supriadi, Ir.,M.P,  (Ketua  PPM ITB ITB 2022). Ir.Estiyanti Ekawati M.T., Ph.D (Teknik Fisika FTI ITB/Anggota), Dede Irawan Saputra, S.Pd., M.T., (FT. Unjani/Anggota), Irvan Budiawan (FT. Unjani/Anggota), Natsir Habibulloh (PTIO ITB/Anggota).

Adapun para mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut adalah, Adri Irfan Luthfan Fadhilah (Teknik Elektro – Unjani), Gilang Maulana Sidik (Teknik Elektro – Unjani), Ahmad Raihan Nasution (Rekayasa Pertanian – ITB), Stefanie Priskilla Atteng (Rekayasa Pertanian – ITB), Irham Nur M. Ibrahim (Teknik Fisika – ITB) dan Abdul Ghani (Teknik Fisika – ITB).

“Penerapan otomasi sistem sangat berbeda dengan cara pengelolaan secara manual ataupun menggunakan alat pertanian seadanya sebelum menanam. Kalau tanah dikelola dan dicangkul terlebih dahulu baru ditanam, sedangkan melalui otomasi sistem, kita bisa memanfaatkan lahan pekarangan rumah dengan cara penerapan teknologi berkaitan dengan aplikasi mekanik dan komputer selama beroperasi untuk mengendalikan produksi, sehingga hasilnya akan jauh lebih maksimal”, ujar Aep.

Sementara itu, dikatakan Estiyanti bahwa sistem kontrol seperti halnya komputer, digunakan untuk mengendalikan mesin dan kontrol proses, menggantikan tenaga manusia yang ramah dengan lingkungan.

Penerapan otomasi sistem aerasi nutrisi media hidroponik, diharapkan dapat memulihkan ekonomi masyarakat, disamping itu bisa mengembangkan jejaring lebih kuat didalam menggunakan teknologi pertanian.

Lantai dua rumah Muhamad Ganjar (Anggota  Cimahi Hydroponic Community) menjadi lokasi percontohan dan sosialisasi program ini. Di lahan itu dimanfaatkan untuk menanam sayur kangkung, bayem, sawi dan sayuran lainnya, dan hasilnya sudah dapat dijual dipasar bebas. “Pengalaman pertama kali sudah bisa menghasilkan lima ratus ribu dan kini mencapai  satu juta, bahkan lebih”, ujar Ganjar yang juga usaha warnet.

Diungkapkan Ganjar, awalnya dari iseng lama-lama menjadi hobby, dan kini profesional saat mengelola tanaman dengan hidroponik di lahannya itu. Ujarnya, usahanya baru dua tahun digeluti, setelah belajar banyak di Balai Penyuluhan di Lembang dan bergabung Cimahi Hydroponik Community (CHC). Dirinya merasa terbantu dengan usaha hidroponik ini selain pendapatan dari yang lain.

Dari usaha yang dilakukan Ganjar, Aep mengapresiasi dan berharap, kedepannya perlu ditingkatkan lagi produksinya, dan terus berinovasi serta meningkatkan perbaikan-perbaikan lewat cara kerja nutrisi. Dalam paparannya Aep mengungkapkan, “Untuk penerapan pertama kali kita mengadakan penelitian dan uji coba melalui tambak udang, tetapi sekarang ini sudah banyak menyebar kedunia pertanian. Jika pertanian kita ini menjadi lebih baik dan maju serta mampu memberikan hasil yang maksimal, maka harus segera diperbaiki dengan menggunakan sistem otomasi seperti di Jepang. Disana mereka sudah menggunakan alat teknologi”, pungkasnya.

818

views