Kabupaten Fakfak di Provinsi Papua Barat memiliki luas total 14.320 km2 yang terbagi menjadi 17 distrik, dengan ibu kota Fakfak.
Untuk mencapai kota Fakfak, kita dapat menggunakan pesawat udara dari Sorong ataupun Manokwari dengan lama perjalanan sekitar 1 jam. Perjalanan menuju kota Fakfak juga dapat ditempuh menggunakan kapal laut dengan lama perjalanan kurang lebih 9 hari jika dari Jakarta. Walaunpun terkesan sulit untuk menuju ke sana, Kabupaten Fakfak memiliki berbagai potensi unggulan, seperti di bidang pariwisata atau perkebunan.
Perkebunan di Kabupaten Fakfak mayoritas diisi oleh komoditas pala. Pohon-pohon pala tersebut terbagi menjadi dua, yaitu pala alami turun temurun dan pala yang khusus ditanam oleh petani. Jenis pala yang ditanam di Kabupaten Fakfak adalah pala Fakfak (Myristica argantea Warb) yang memiliki karakterisitik berbeda dengan pala Banda (Myristica fragrans) yang lebih umum.
Total luas area perkebunan pala Fakfak dari tahun ke tahun terus meningkat karena berbagai usaha dari Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak untuk memberikan bantuan bibit, pelatihan, dan pendidikan bagi petani dan calon petani pala. Dari keseluruhan luas kebun pala yang diestimasi mencapai 18.547 ha per 2022 ini, hanya sebagian kecil yang ditanami pala Banda. Pada saat ini, seluruh lahan baru akan ditanami oleh pala Fakfak dengan bantuan benih berkualitas dari Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak.
Pada pertengahan Juni 2023, tim berkunjung ke Kabupaten Fakfak, khususnya ke Dinas Perkebunan, selama kurang lebih 10 hari untuk melihat pala Fakfak secara lengkap, mulai dari pembibitan hingga pemrosesan biji pala. Tim diterima baik oleh kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, Ir. Abdul Rahim Patamasya, M.Si dan sekretaris Tasfi Yanti Irianti, S.Hut.MM. Pada kesempatan tersebut, diskusi yang berjalan menghasilkan berbagai pengetahuan baru bagi tim dan membuka beragam peluang kerja sama ke depannya.
Tahapan pertama untuk pengembangan pala Fakfak adalah penanaman pala Fakfak dengan kualitas tinggi. Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak Fakfak telah memiliki Blok Penghasil Tinggi (BPT) dan Pohon Induk Terpilih (PIT) sebagai sumber-sumber benih unggul yang ada di 8 kebun petani. BPT dan PIT ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 87/KPTS/KB.020/12/2016.
Buah-buah pala yang dihasilkan dari PIT akan dibeli oleh perusahan swasta yang telah memperoleh izin usaha produksi benih tanaman perkebunan dari Provinsi. Setiap bibit pala yang akan disebarkan ke petani harus bersertifikat. Para penyemai ini bertanggung jawab untuk menyemai biji pala hingga menjadi benih pala yang memenuhi spesifikasi untuk ditanam di area perkebunan. Melalui cara ini, Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak dapat memastikan pala Fakfak yang ditanam memiliki kualitas tinggi.
Pada kunjungan tersebut, tim mengikuti kegiatan penanaman pohon pala FakFak di area kebun milik petani di jalan Fakfak-Kokas KM 10. Proses penanaman pohon dimulai dengan acara adat, yang mana benih pala ditutupi oleh kain dan didoakan.
Tim juga ikut serta pada kegiatan Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak ke 3 kampung yaitu Kampung Kinam, Kampung Mom Bunibuni, dan Kampung Mbahammayoun untuk kegiatan “Sosialisasi Perluasan Tanaman Pala Fakfak (Myristica Argentea, Warb) di Kabupaten Fakfak Tahun Anggaran 2023”. Pada kegiatan ini, terjadi sinergi antara petani pala dan pemerintah yang diwakili oleh Dinas Perkebunan. Petani pala akan menyediakan lahan yang sesuai dengan kriteria yang disyaratkan dan berkomitmen untuk merawat tanaman pala sesuai arahan Dinas Perkebunan. Sementara itu, Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak akan menyiapkan bibit unggul dan insentif bagi petani pala untuk proses penanamannya.
Kemudian, bersama dengan Dr. Aser Rouw (Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Papua Barat) dan tim Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, tim bertandang ke lokasi persemaian benih, yaitu CV Prima Karya dan CV Balili Jaya.
Pada kunjungan ke persemaian, tim diperlihatkan biji pala yang mulai bertunas hingga telah menjadi benih siap tanam. Sayangnya, tim datang pada saat masa panen telah lewat sehingga tidak berkesempatan untuk melihat proses penyiapan biji pala untuk dijadikan benih.
Jantan dan Betina
Pala merupakan tumbuhan yang berumah dua sehingga bunga jantan dan bunga betina akan tumbuh pada pohon berbeda. Pada kasus yang jarang terjadi bunga jantan dan bunga betina dapat tumbuh pada satu pohon yang sama. Pemilihan benih yang tepat saat penanaman merupakan hal yang penting mengingat pala membutuhkan waktu 7-8 tahun untuk berbuah. Hanya pohon pala betina yang dapat menghasilkan buah.
Di lain sisi, jika tidak ada pala jantan, pembuahan tidak dapat terjadi. Kebun pala yang ideal memiliki banyak pohon pala betina dengan beberapa pohon pala jantan yang tumbuh di tengahnya. Untuk mencapai itu, petani pala telah mampu mencirikan secara fisik bentuk benih pala jantan dan pala betina.
Pala jantan memiliki pucuk yang tidak bercabang, sedangkan pala betina cenderung memiliki banyak percabangan. Jenis kelamin dari benih pala sendiri baru akan terdeteksi kurang lebih setelah 6-7 tahun.
Untuk para penyemai benih hal tersebut tentu akan merugikan karena telah menghabiskan waktu cukup banyak, tetapi mendapatkan benih yang tidak diinginkan. Namun, para penyemai memiliki metode pengecekan biji pala yang diklaim memiliki akurasi tinggi untuk mendeteksi jenis kelamin pohon yang akan tumbuh.
Metode yang paling umum digunakan adalah mengecek tonjolan pada fuli biji pala. Fuli yang memiliki tonjolan akan menghasilkan pohon pala jantan, sedangkan yang datar akan menghasilkan pohon pala betina. Metode ini umum digunakan oleh para petani pala di berbagai daerah Indonesia walaupun belum ada penelitian mendalam untuk mempelajari hal ini.
Di dalam buah pala matang yang telah dipetik terdapat biji pala yang memiliki kualitas tinggi dibandingkan pada buah pala yang belum matang. Biji pala ini kemudian dipisahkan dari fulinya. Fuli akan dikeringkan dan dijual terpisah karena memiliki harga lebih tinggi daripada biji pala kering. Secara tradisional, biji pala dikeringkan menggunakan panas matahari atau teknik pengasapan. Teknik ini membutuhkan waktu pengeringan yang lama, kurang lebih 3 minggu. Proses pengeringan yang lama akan meningkatkan risiko tumbuhnya jamur dari genus Aspergillus yang akan menghasilkan senyawa aflatoksin dan okratoksin yang beracun bagi manusia dan ternak.
Untuk itu saat ini dengan bantuan pengembangan dan dana dari Green Economy Growth Programme for Papua (GEG) telah diinisiasi penggunaan sistem cold-solar drying yang mampu mengeringkan dalam waktu 10 hari di lingkungan yang lebih terjaga.
GEG merupakan suatu program kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Inggris yang dilaksanakan di bawah Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan United Kingdom Climate Change Unit. Sistem pengeringan ini telah dipasang di beberapa kampung penghasil pala dan satu perusahaan yang dibina yaitu CV Papua Global Spices. Pada 13 Juli 2023 perusahaan binaan GEG ini termasuk yang dikunjungi oleh Bapak Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.
Tim juga berkesempatan untuk berkunjung ke perusahaan binaan untuk melihat proses pengolahan biji pala mulai dari proses pengeringan hingga menjadi produk siap ekspor. Kebanyakan pedagang pala Fakfak tidak melakukan ekspor mandiri ke negara tujuan, tetapi hanya mengirimkan ke pedagang besar di Surabaya. Pedagang besar itulah yang lalu memproses biji pala hingga siap diekspor ke berbagai negara. Bantuan GEG memungkinkan pengusaha lokal Fakfak untuk dapat memproses dan mengekspor sendiri pala Fakfak ke pembeli di luar negeri. Hal ini tentu akan menguntungkan bagi Kabupaten Fakfak bila dikelola secara meluas.
Untuk meningkatkan nilai ekonomi dari pala Fakfak telah terdapat beberapa produk turunan di antaranya arang pala, lemak pala, balsam pala, sabun pala, manisan pala, dan sirup pala.
Produk-produk turunan tersebut relatif memiliki biaya produksi yang tinggi karena sebagian besar bahan baku perlu dikirimkan dari pulau Jawa. Biaya transportasi juga menjadi masalah untuk penjualan produk turunan tersebut diluar Fakfak.
Tim ketika mengirimkan beberapa barang penelitian ke Fakfak, dapat dengan mudah menemukan jasa penitipan dengan harga yang masuk akal. Tetapi, ketika ingin mengirimkan barang dari Fakfak, tidak banyak pilihan yang ada. Semoga permasalahan ini dapat terselesaikan oleh pihak berwenang sehingga produk turunan pala Fakfak dapat lebih dikenal di Indonesia.
Pemisahan senyawa
Tim Pengabdian Masyarakat ITB berinisiatif untuk melakukan penelitian sederhana untuk memisahkan senyawa-senyawa yang terkandung di dalam lemak pala. Sebagian bahan kimia yang digunakan diharapkan dapat diproduksi di Fakfak nantinya sehingga dapat menekan ongkos produksi. Pengukuran menggunakan GC-MS menunjukkan bahwa lemak pala Fakfak memiliki kandungan safrol, eugenol, dan trimiristin dengan jumlah signifikan. Senyawa-senyawa ini memiliki harga jual yang tinggi dalam keadaan murninya.
Lemak pala dilarutkan menggunakan heksana dan dilanjutkan dengan penyaringan. Filtrat kemudian diuapkan hingga larutan menjadi pekat. Cairan pekat yang dihasilkan didinginkan kemudian diteteskan ke dalam etanol dingin sambil diaduk cepat. Pada tahap ini, akan didapatkan padatan putih yang sama sekali tidak memiliki aroma pala. Pengujian titik leleh menunjukkan bahwa senyawa ini kemungkinan besar adalah trimiristin. Tim berharap penelitian awal ini dapat menjadi batu loncatan untuk pengembangan produk pala Fakfak sebagai bahan baku murni senyawa tertentu.
Berbagai paparan di atas menunjukkan bahwa pala Fakfak telah menjadi salah satu penggerak ekonomi utama di Kabupaten Fakfak. Budaya pala telah mengakar dari generasi ke generasi di petani pala Fakfak. Bahkan tim sempat bertemu dengan petani pala yang mengaku bahwa banyak pohon di lahannya telah berumur ratusan tahun dan telah diturunkan beberapa generasi.
Ekonomi para petani pala sangat tergantung kepada hasil panen dan kualitas biji pala yang dihasilkan. Selain oleh petani, ekonomi Kabupaten Fakfak juga digerakan oleh para pedagang biji pala yang berdatangan dari luar Fakfak. Bila produksi bahan baku murni dari biji pala Fakfak dapat dilakukan, tentu ekonomi masyarakat Fakfak akan lebih menggeliat. Dukungan pemerintah, akademisi, dan masyarakat tentu sangat diperlukan untuk mewujudkan pala Fakfak sebagai penggerak ekonomi utama. (M-2)