Kalsium merupakan unsur logam kelima yang paling melimpah dalam tubuh manusia. Sebagai elektrolit, ion kalsium memainkan peran penting dalam proses fisiologis dan biokimia organisme maupun sel.
Kalsium merupakan mineral dalam tubuh dengan kebutuhan kandungan harian yang tidak terlalu banyak. Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, kebutuhan kalsium orang dewasa dalam satu hari sebesar 1100 mg. Sementara, anak-anak memerlukan antara 1000-1200 mg kalsium per hari.
Peran utama kalsium dalam tubuh adalah untuk memberikan struktur dan kekuatan pada kerangka. Dalam struktur eksoskeleton awal dan pada cangkang, sifat kaku struktural umumnya karena adanya kalsium karbonat. Pada vertebrata seperti reptil, ikan, mamalia, dan manusia, struktur kerangka terutama disusun oleh kalsium fosfat. Ion kalsium pada permukaan tulang berikatan dengan ion dalam cairan tubuh, sehingga memungkinkan pertukaran ion yang penting dalam menjaga keseimbangan kalsium dalam darah dan tulang.
Pentingnya kalsium bagi Kesehatan tubuh yang tidak dapat disepelekan selain dari yang telah disebutkan di atas adalah menjaga keseimbangan cairan tubuh, mencegah osteoporosis (keropos tulang), menurunkan risiko kanker usus, mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik, meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui, membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi, mengatasi kering dan pecah-pecah pada kulit kaki dan tangan, serta penting dalam proses pembekuan darah. Proses pembekuan darah merupakan bagian yang kompleks dan memiliki berbagai langkah.
Kalsium merupakan senyawa yang banyak ditemui pada tulang, sehingga tulang merupakan bank kalsium. Tulang sebagai cadangan senyawa kalsium akan teraktiviasi jika kalsium dalam darah menurun, maka tubuh akan mengambil cadangan dari tulang dengan bantuan beberapa hormon.
Setelah umur 20 tahun, tubuh manusia akan mulai mengalami kekurangan kalsium sebanyak 1% per tahun. Dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur 70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium jangka panjang dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur, osteopenia, osteoporosis, hipokalsemia, hingga peningkatan risiko patah tulang. Oleh karena hal tersebut, sebagai antisipasi dan penyeimbang kadar kalsium dalam tubuh, suplementasi kalsium sejak dini sangatlah penting.
Kalsium sebagai suplemen, dapat diperoleh dari berbagai sumber dari alam, baik nabati maupun hewani. Dari hewan, selain susu, kalsium banyak diperoleh dari tulang. Walaupun sumber kalsium bisa diperoleh dari bahan-bahan sederhana yang diperoleh di kehidupan kita sehari-hari serta berlimpah, namun sampai saat ini Indonesia masih tergantung kalsium impor, baik yang digunakan di industri farmasi maupun makanan-minuman. Data impor kalsium untuk memenuhi kebutuhan industri-industri tersebut meningkat terus dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya harus dipikirkan agar tingkat ketergantungan akan bahan baku tersebut dapat ditekan, dengan memulai berbagai upaya eksplorasi dari berbagai sumber alternatif seperti limbah tulang (ikan dan hewan ternak), cangkang kulit telur, dan sumber lain dari laut seperti koral.
Kelompok peneliti di Sekolah Farmasi ITB yang diketuai oleh Prof.Dr.Apt. Heni Rachmawati di bawah skema pendanaan P2MI 2022, melaporkan pemanfaatan limbah tulang ikan lele untuk sumber kalsium alami yang sangat baik dan ekonomis. Tulang ikan tentunya adalah bagian dari ikan yang tidak dimakan, sehingga menjadi limbah. Jika diperhatikan, masyarakat Indonesia sangat menyukai konsumsi ikan, di antaranya ikan lele. Sudah tentu, konsumsi ikan akan berdampak pada penumpukan limbah tulang yang mengganggu Kesehatan lingkungan. Kegiatan yang kami lakukan dalam mengambil limbah tulang ikan untuk bahan baku kalsium kesehatan tentu akan sangat membantu menurunkan beban lingkungan dari limbah organik baik hasil konsumsi harian maupun dampak kegiatan industri pengolahan ikan (industri penepungan daging ikan, industri ikan fillet, serta industri pengolahan daging ikan lainnya yang hanya menggunakan daging ikan). Sumber limbah tulang ikan lele atau duri ikan yang diperoleh sebagai bahan baku kalsium alami adalah dari pabrik pengolahan tepung ikan lele, Rumah Inovasi Natura, yang berlokasi di desa Mojosari, kecamatan Kauman, Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur. Selama ini, tulang ikan sebagai limbah dari usaha tepung ikan lele tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena kebutuhan tepung ikan lele semakin meningkat untuk bahan baku biskuit tinggi protein, maka jumlah limbah tulang ikanpun juga meningkat. Hal tersebut mulai menimbulkan masalah, terutama pada daerah di sekitar pabrik tersebut. Upaya pemanfaatan tulang ikan lele untuk alternatif sumber kalsium alami merupakan ide solutif dan inovatif.
Tulang Ikan Lele sebagai Sumber Kalsium Alami
Kalsium dari tulang ikan diperoleh melalui proses ekstraksi sederhana menggunakan metode Namati dengan beberapa modifikasi. Mula-mula tepung tulang ikan lele dilarutkan dengan NaOH 2%. Campuran ini lalu dipanaskan pada suhu 90oC selama 30 menit. Campuran selanjutnya diendapkan dan dicuci beberapa kali menggunakan air sampai derajat keasaman netral. Endapan lalu dikeringkan pada suhu 100oC selama 3 jam, dihaluskan sampai derajat kehalusan yang diinginkan.
Perlunya Upaya Eksplorasi untuk Pencarian Alternatif Sumber Kalsium Kesehatan
Mandiri dalam pengembangan bahan baku sangat mungkin bisa dilakukan di Indonesia!! Indonesia harus diakui kaya akan bahan alam yang potensial sebagai bahan baku farmasi, baik sebagai bahan baku aktif maupun non aktif atau eksipien. Perlu diketahui bahwa lebih dari 95% bahan baku untuk produk farmasi (termasuk kalsium) bergantung pada suplai dari manca negara alias impor (berbagai sumber Pustaka). Ketergantungan Indonesia akan impor yang tinggi sebenarnya tidak hanya terjadi di sektor farmasi saja, namun hampir di semua sektor. Hal ini harus disadari oleh pemerintah dan harus ada perubahan ekstrem mengingat potensi alam Indonesia sangat mendukung mengurangi ketergantungan, termasuk sumber daya manusianya. Dampak negatif akibat besarnya ketergantungan impor lebih dirasakan saat terjadi pandemik covid-19 yang melanda dunia selama hampir 3 tahun. Terganggunya mobilitas antar negara mau tidak mau sangat menghambat produktivitas dan suplai barang di masyarakat. Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah memberikan peluang kepada semua pihak atau pelaku bisnis baik kecil, menengah, dan besar di Indonesia untuk memanfaatkan potensi dalam negeri. Semboyan dari Indonesia untuk Indonesia mungkin perlu lebih digalakkan agar semua pihak mulai menyadari dan bangga sebagai bangsa Indonesia.
Dalam hal suplai kalsium alami dari limbah tulang ikan termasuk ikan lele, diperlukan proses yang sederhana serta bahan yang relatif murah. Pengembangan skala kecil hampir tidak sulit serta tidak memerlukan perubahan yang signifikan jika proses skala kecil ini ditransformasikan dalam pengadaan kalsium organik skala industri. Mengingat data impor kalsium, misalnya dalam bentuk kalsium laktat di bawah ini untuk kebutuhan farmasi maupun makanan-minuman semakin tinggi, maka pengadaan lokal dari bahan lokal diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya bisnis yang menguntungkan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan kuat dari pemerintah untuk realisasi industrialisasi bahan baku kalsium kesehatan dalam negeri. Dukungan pemerintah tidak hanya sebatas pada fasilitasi industrialisasi, tetapi juga dalam hal pemasarannya serta jaminan keberlangsungannya.