Pengembangan Kemiri: Inisiatif ITB-SITH di Daerah 3T Indonesia Timur

Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) telah mengembangkan potensi kemiri dalam program Pengabdian Masyarakat ITB dan Kemendesa PDTT 2024 di daerah 3T Wilayah Indonesia Timur, khususnya di Desa Bonibais, Kecamatan Laenmanen, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten Malaka dan Provinsi NTT secara umum memiliki potensi komoditas kemiri yang sangat menjanjikan, namun sayangnya, hingga kini potensi tersebut belum dimaksimalkan, terutama dalam hal teknologi tepat guna (TTG) untuk pengolahan pasca panen.

Kemiri (Aleurites Moluccana) adalah salah satu dari ribuan keajaiban alam yang tersembunyi di Desa Bonibais. Kesadaran akan potensi besar ini datang setelah Kepala Desa Bonibais, Markus Bau, melakukan observasi mendalam terkait kemiri di daerahnya. Berdasarkan hasil observasi tersebut, desa ini berhasil memperoleh bantuan dari Kementerian Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, yang diajukan melalui aplikasi Desanesha. Bantuan ini termasuk kehadiran para ahli dari ITB-SITH untuk membantu dalam pengolahan pasca panen kemiri, sehingga potensi kemiri di Desa Bonibais dapat dioptimalkan.

Untuk melaksanakan program ini, ITB-SITH mendelegasikan Dr. Lili Melani beserta tim yang terdiri dari Dzulianur Mutsla, Ph.D., Dr. Indrawan Cahyo Adilaksono, dan seorang mahasiswa bernama Reso Aji Saputra Wicaksono. Tujuan mereka adalah untuk meningkatkan kualitas, proses pasca panen, serta valorisasi kemiri di Desa Bonibais.

Dr. Lili Melani, Ketua Tim ITB-SITH, menceritakan perjalanannya ke Desa Bonibais yang memakan waktu enam jam dari Kota Kupang. Setibanya di sana, tim disambut dengan hangat oleh Markus Bau dan warga setempat. Mereka kemudian mengadakan sesi pemaparan yang dihadiri oleh para perwakilan dusun, di mana Dr. Indrawan Cahyo Adilaksono memaparkan informasi umum mengenai kemiri dan bagaimana cara meningkatkan kualitasnya berdasarkan prinsip-prinsip pertanian.

Dzulianur Mutsla, Ph.D. kemudian menjelaskan proses pasca panen kemiri yang dapat meningkatkan produktivitas tanpa mengurangi kualitasnya. Dr. Lili Melani menambahkan dengan memberikan paparan tentang valorisasi kemiri dan pembuatan produk turunan dari kemiri.

Selama proses pemaparan, antusiasme dari masyarakat terlihat sangat tinggi. Mereka berharap bahwa di masa mendatang, produk kemiri dari Desa Bonibais dapat terealisasi dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Dr. Lili Melani menyatakan, "Melihat keinginan yang besar dari masyarakat, kami berharap pada kunjungan selanjutnya, kami dapat membantu masyarakat dalam produksi kemiri sehingga harapan bahwa kemiri dapat menjadi suatu komoditas yang mampu mendorong kesejahteraan masyarakat dapat terwujud."

 

Berita Terkait:

1. nttzoom.com: ITB - SITH Kembangkan Potensi Kemiri di Daerah 3 T Wilayah Indonesia Timur

2. victorynews.id: ITB - SITH Kembangkan TTG Potensi Kemiri di Kabupaten Malaka Provinsi NTT

67

views