Pengembangan kawasan Observatorium Nasional di Kecamatan Amfoang Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT) melibatkan kolaborasi lintas institusi dan masyarakat setempat dalam mewujudkan pusat edukasi dan wisata berbasis budaya dan sains. Pada 22-23 Oktober 2024, tim pengabdian masyarakat dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Nusa Cendana (Undana), dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) mengadakan lokakarya di kawasan Observatorium Nasional ini. Tim ini dipimpin oleh Dr. Anton Timur Jaelani dan Dr. Prananda L. Malasan dari ITB, Jehunias Leonias Tanesib, M.Sc., dari Undana, dan Dr. Abdul Rachman sebagai Koordinator Stasiun Observasi Nasional Kupang dari BRIN.
Lokakarya yang dihadiri oleh masyarakat lokal, dosen, serta mahasiswa ini bertujuan memetakan aset budaya dan potensi alam di kawasan tersebut. Aset-aset ini diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menempatkan kawasan tersebut di peta edukasi internasional. Pada hari pertama, peserta memfokuskan kegiatan pada pemetaan aset budaya lokal seperti pembuatan Ume Bubu (rumah adat khas Amfoang), pengelolaan sumber daya alam seperti kayu putih dan rumput putih, serta potensi pengembangan Embung sebagai destinasi wisata edukasi.
“Hari pertama kami fokus pada pemetaan aset budaya, termasuk Ume Bubu dan potensi ekonomi lokal lainnya,” ungkap Dr. Anton Timur Jaelani. Selain itu, Jehunias Leonias Tanesib, M.Sc., menambahkan bahwa kegiatan tersebut adalah “langkah awal dalam merumuskan strategi pengembangan kawasan ini menjadi destinasi berbasis budaya dan sains.”
Hari kedua diisi dengan kunjungan ke gedung teleskop di Observatorium Nasional. Pengalaman ini memberikan wawasan baru bagi masyarakat setempat tentang dunia astronomi, serta memperkuat visi bersama untuk menjadikan kawasan ini sebagai pusat peradaban berbasis budaya dan sains di Asia Tenggara bahkan dunia. "Momen ini menjadi pengalaman berharga bagi warga untuk lebih dekat dengan dunia astronomi dan observatorium," ujar Dr. Prananda L. Malasan.
Di akhir lokakarya, tercipta sinergi antara akademisi, peneliti, dan masyarakat untuk mengembangkan kawasan secara berkelanjutan, sehingga mampu menjadi kebanggaan NTT dan Indonesia di kancah internasional. "Kami berharap, dengan sinergi ini, kawasan Observatorium Nasional dapat menjadi kebanggaan NTT dan Indonesia di kancah internasional," harap Jehunias Leonias Tanesib, M.Sc.
Berita Terkait:
1. kupangnews.com: Pengembangan Kawasan Observatorium Nasional dari Ume Bubu hingga Teleskop di Amfoang Tengah
2. expontt.com: Dari Ume Bubu hingga Teleskop: Langkah Pengembangan Kawasan Observatorium Nasional di Amfoang Tengah
3. wartatimor.com: Dari Ume Bubu hingga Teleskop: "Langkah Pengembangan Kawasan Observatorium Nasional di Amfoang Tengah"
4. ntthits.com: Langkah Pengembangan Kawasan Observatorium Nasional di Amfoang Tengah Dari Ume Bubu Hingga Teleskop
5. batastimor.com: Observatorium Nasional Kupang, Potensi Wisata dan Edukasi Budaya NTT Menggeliat di Amfoang