Pengembangan Agen Biokonversi Sampah Organik di Pulau Maratua, Kalimantan Timur

BANDUNG, lppm.itb.ac.id-Sejak awal Oktober 2021, Tim Pengabdian kepada Masyarakat SITH ITB dengan tema "Pengembangan Lalat Tantara Hitam: Agen Biokenversi Sampah Organik" melaksanakan kegiatan di Kampung Payung-payung, Pulau Maratua, Berau, Kalimantan Timur (Gambar1). Beberapa tahun lalu Pulau Maratua menjadi objek pengembangan pariwisata.

Gambar 1 Pulau Maratua sebagai destinasi wisata baru, telah terdapat berbagai resort dan hotel (https://genpi.id/pulau-maratua-di-berau/)

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1 Pulau Maratua sebagai destinasi wisata baru, telah terdapat berbagai resort dan hotel (https://genpi.id/pulau-maratua-di-berau/)

Maratua adalah pulau terluar di Kalimantan Timur, tempat wisata bahari yang baru, memiliki pantai, laut, hutan bakau dan mangrove. Berbagai jenis ikan, penyu, ubur-ubur, hingga terumbu karang yang sangat menarik merupakan objek wisata Maratua. Dengan meningkatkan fasilitas penginapan juga restaurant dan turis lokal maupun manca negara, permasalahan sampah akan menjadi masalah. Untuk itu masalah sampah perlu di antisipasi dan dicarikan solusi penanggulanggannya.

Larva Lalat Tentara Hitam (LTH), Hermetia illucens (Gambar 2) sudah lama dikethaui dan dikembangkan di SITH ITB untuk mengolah sampah organik, larva instar akir dan pupa LTH dapat dijadikan pakan ternak unggas, ikan dan limbah cair dari proses pengolahan sampah organic oleh LTB dapat dijadikan pupuk organik bagi tanaman.

Gambar 2 Pembangunan Kandang LTH untuk pengembangbiakan, pemeliharaan larva dan pupa (tengah) serta dewasa (kanan).

Dr. Agus Dana Permana sebagai penaggung jawab kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dibantu oleh Dr. Aos, Rizki Arifani S.T., Abbdul Halim S.T., Yoko Purwanti. Selain itu, dibantu oleh Regita Ardhya Dirgantini dan Danur Wenda sebagai mahasiswa Prodi Rekayasa Pertanian yang melakukan kegiatan MBKM. Tim bekerja sama dengan kantor Desa Payung-Payung, Maratua telah melakukan pelatihan pemeliharaan LTH dengan peserta pelatihan, sekitar 25 orang, termasuk kepala desa, masyarakat umum dan beberapa anggota Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) (Gambar 3). Informasi ilmiah dan manfaat LTH diberikan oleh Rizki Arifani S.T., dan tim dilakukan pula praktek cara budidaya LTH. Pelaksanaan praktek langsung oleh masayarakat dlanjutkan di kandang LTH hingga 13 November 2021. Masyarakat yang terus melakukan budidaya LTH, hingga laporan ini dibuat masih terus sering berkomunikasi dengan tim.

Gambar 3 Pelatihan Budidaya LTH warga Payung-Payung, Maratua, Kalimantan Timur

Penyunting: Ali Hasan Asyari

1505

views