Ibukota Nusantara atau disingkat IKN merupakan wilayah yang dimandatkan sebagai pusat pemerintahan di masa yang akan datang. Hal ini tidak terlepas, IKN memiliki tantangan-tantangan dalam pembangunannya, salah satunya adalah air bersih.
Kawasan Strategis Nasional (KSN) menjadi fokus utama dalam perencanaan tata ruang karena dampaknya yang signifikan bagi negara. Saat ini, perhatian terutama difokuskan pada Kawasan Ibu Kota Nusantara (KIKN), yang terbagi menjadi tiga bagian: Kawasan Ibu Kota Nusantara, Kawasan Pengembangan Ibu Kota Nusantara, dan wilayah pesisir Ibu Kota Nusantara. Di KIKN, pembangunan infrastruktur pusat pemerintahan sedang berlangsung, terutama di Kalimantan Timur.
Meskipun beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan sistem air minum di beberapa wilayah seperti Bendung Waru, Sepaku, dan Rawa Mulya, pelayanan air minum di pedesaan masih kurang memadai. Banyak penduduk di luar jangkauan PDAM mengandalkan sumur sebagai sumber air bersih. Upaya telah dilakukan untuk meningkatkan akses dan kualitas air minum dengan membangun instalasi pengolahan air di beberapa daerah. Oleh karena itu, pengeboran air bersih di daerah Ibu Kota Nusantara menjadi suatu kebutuhan yang mendesak untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih masyarakat. Dengan melakukan pengeboran air bersih, diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas air minum yang layak bagi seluruh masyarakat di Kawasan Strategis Nasional tersebut.
Pengabdian ini berfokus pada Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebagai bagian dari IKN. Saat ini, akses air bersih di daerah tersebut masih menjadi tantangan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menciptakan sistem manajemen air minum yang efektif, praktis, dan ramah lingkungan. Metode geofisika dan teknologi pengeboran akan dimanfaatkan untuk mengidentifikasi letak akuifer air tanah di bawah permukaan. Dengan memanfaatkan sifat fisik batuan, teknologi geofisika akan membantu dalam menentukan letak sumber air bersih. Selain itu, pemanfaatan teknologi pengeboran akan digunakan untuk mengakses sumber air tersebut. Pengabdian ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan akses air bersih di Desa Bumi Harapan, tetapi juga memberikan pemahaman dan wawasan kepada masyarakat untuk dapat mandiri dalam menanggulangi krisis air. Dengan demikian, pengabdian ini tidak hanya menjadi langkah konkret dalam penanggulangan krisis air, tetapi juga menjadi upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam mengatasi tantangan lingkungan.
Dengan kerja sama antara pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pengabdian masyarakat ITB, diharapkan pengabdian ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan di Ibu Kota Nusantara.
Latar Belakang
Kawasan Strategis Nasional (KSN), singkatnya, adalah daerah yang diberikan prioritas dalam perencanaan ruang karena memiliki dampak yang sangat signifikan secara nasional terhadap aspek-aspek seperti kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan nasional, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Ini termasuk wilayah yang telah diakui sebagai warisan dunia. Hal ini diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) yang berfokus pada perencanaan tata ruang untuk Kawasan Ibu Kota Nusantara (KIKN) dari tahun 2022 hingga 2042. KIKN merujuk pada inti dari Kawasan Strategis Nasional Ibu Kota Nusantara (KSNIKN) yang terdiri dari Kawasan Ibu Kota Nusantara (KIKN), Kawasan Pengembangan Ibu Kota Nusantara (KPIKN), dan wilayah pesisir Ibu Kota Nusantara (IKN). Bagian inti ini meliputi perencanaan wilayah pusat pemerintahan yang mencakup luas sekitar 6.671 hektar. Daerah ini mencakup Desa Bumi Harapan serta sebagian Kelurahan Pemaluan di Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur. Saat ini, sekitar 16% dari total penduduk PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara telah dilayani pada tahun 2015 (sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Penajam Paser Utara untuk tahun 2018 hingga 2023). Untuk mengatasi tantangan ini, Pemerintah daerah PPU telah berupaya menciptakan sistem manajemen air minum yang tidak terpusat. Instalasi pengolahan air dibangun berdasarkan kebutuhan dan cakupan pelayanan yang sesuai dengan kondisi wilayahnya, termasuk pasokan sumber air. Beberapa instalasi pengolahan air minum perkotaan telah didirikan di lokasi seperti Bendung Waru, Sepaku, dan Rawa Mulyadi Babulu Laut. Namun, penyediaan layanan air minum di wilayah pedesaan yang tidak menggunakan jaringan perpipaan di Kabupaten Penajam Paser Utara masih tergolong rendah. Umumnya, sistem penyediaan air minum nonperpipaan (BJP) melibatkan air sumur yang diperoleh dari air tanah yang digali atau dipompa oleh masyarakat. Ada dua jenis sumur yang digunakan masyarakat sebagai sumber air minum: sumur terlindung dan sumur tak terlindung/mata air. Mayoritas penduduk di Kabupaten PPU yang berada di luar jangkauan PDAM menggunakan sumur bor, sumur gali, dan sumur tak terlindung/mata air sebagai sumber air bersih. Untuk meningkatkan kualitas dan akses air minum, instalasi pengolahan air (WTP) dibangun di Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku.
Pengabdian dengan memanfaatkan metode geofisika dan teknologi pengeboran yang efektif, praktis dan ramah lingkungan untuk memperoleh air bersih di daerah Ibukota Negara yang baru, wilayah IKN yatu di Desa Bumi Harapan,Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Aplikasi metode ini juga akan memberikan wawasan kepada masyarakat luas untuk dapat mandiri dalam menaggulangi krisis air. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan penanganan secara langsung untuk penanggulangan krisis air bersih. Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan aplikasi teknologi tepat guna untuk memperoleh air bersih, yaitu dengan teknologi geofisika yang memanfaatkan sifat fisik batuan di bawah permukaan untuk menentukan letak dari akuifer air tanah, dan pemanfaatan teknologi pengeboran dalam untuk memperoleh sumber air bersih.
Iklim dan Kondisi Hidrogeologi
Wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) di Sepaku, Kalimantan Timur, memiliki kondisi iklim dan hidrogeologi yang memengaruhi potensi sumber air dan pengelolaan air di daerah tersebut.
Iklim: Sepaku, Kalimantan Timur, memiliki iklim tropis basah. Wilayah ini mengalami dua musim utama, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya berlangsung antara bulan November hingga April, dengan curah hujan yang cukup tinggi. Pada musim hujan, intensitas hujan yang tinggi dapat menyebabkan banjir dan genangan air di beberapa daerah. Di sisi lain, musim kemarau berlangsung dari bulan Mei hingga Oktober, dengan curah hujan yang lebih rendah dan suhu udara yang cenderung lebih tinggi.
Hidrogeologi: Hidrogeologi di wilayah Sepaku dipengaruhi oleh struktur geologi dan topografi lokal. Wilayah ini umumnya terdiri dari formasi batuan sedimen dan batuan beku. Batuan sedimen yang umum di daerah ini meliputi batu pasir, batu lempung, dan batu gamping. Batuan sedimen ini memiliki potensi untuk menjadi akuifer, yaitu lapisan batuan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah.
Akuifer: Potensi akuifer di wilayah Sepaku mencakup berbagai jenis, termasuk akuifer pasir, akuifer batu kapur, dan akuifer batuan beku. Akuifer pasir umumnya terbentuk dari endapan pasir yang memiliki porositas yang tinggi dan mampu menyimpan air dengan baik. Akuifer batu kapur, di sisi lain, terbentuk dari batuan kapur yang memiliki struktur yang bisa menampung air. Sedangkan, akuifer batuan beku terbentuk dari batuan beku yang memiliki retakan atau rekahan yang memungkinkan air meresap dan disimpan di dalamnya.
Permasalahan: Meskipun terdapat potensi sumber air yang signifikan, wilayah Sepaku juga menghadapi beberapa tantangan terkait pengelolaan air. Salah satu masalah utama adalah ketidakseimbangan antara pasokan air dan permintaan, terutama selama musim kemarau panjang. Penurunan level air tanah akibat eksploitasi yang berlebihan juga dapat mengancam ketersediaan air di masa depan. Selain itu, pencemaran air tanah oleh limbah domestik dan industri merupakan masalah lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan sumber daya air di wilayah ini.
Dengan memahami kondisi iklim dan hidrogeologi yang ada, dapat dilakukan upaya-upaya pengelolaan air yang berkelanjutan dan berbasis ilmiah untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) Sepaku, Kalimantan Timur. Upaya-upaya tersebut meliputi konservasi sumber daya air, pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan, serta pengelolaan yang terencana dan terkoordinasi secara baik antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Gambar 1.Tampungan Air di Lokasi Pengabdian, Desa Bumi Harapan yang mengering saat Kemarau Pada Pertengahan Bulan November 2023
Air adalah unsur vital yang mendukung kehidupan manusia, menghidupkan perekonomian, dan menjaga ekosistem. Dalam siklus hidrologi, air tanah adalah komponen penting yang tersimpan dalam rahasia akuifer di bawah permukaan bumi, bergerak perlahan-lahan melalui lapisan-lapisan geologi. Keunikan air tanah adalah kemampuannya bertahan hingga ribuan tahun, menyimpan kisah masa lalu yang tersembunyi di dalamnya. Kualitas dan aliran air tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari jenis tanah, formasi geologi, hingga curah hujan yang membentuk kemiringan lereng.
Namun, di berbagai belahan dunia, kita dihadapkan pada krisis air bersih yang mengkhawatirkan akibat kelangkaan sumber air yang bersih dan layak konsumsi. Air tanah menjadi andalan utama, terutama di wilayah perkotaan dan pedesaan, karena aksesnya yang mudah dan biayanya yang lebih terjangkau. Krisis air bersih memiliki dampak serius bagi kesehatan masyarakat, yang banyak bergantung pada air tanah sebagai sumber utama kebutuhan air mereka.
Sementara itu, air permukaan mengalir dari puncak gunung ke dataran rendah, membentuk jaringan sungai dan daerah aliran sungai (DAS). Sayangnya, air yang mengalir dalam DAS sering kali tercemar oleh polutan dan limbah kimia berbahaya. Sedimentasi sungai juga menjadi ancaman serius, mengakibatkan pencemaran dengan material berbahaya seperti lumpur, sampah, dan limbah industri. Akibatnya, aliran air terganggu dan pasokan air bersih menjadi terancam.
Untuk mengatasi krisis air bersih, kita membutuhkan solusi yang inovatif. Teknologi geofisika, khususnya metode geolistrik maupun elektromagnetik. Melalui teknologi ini, kita dapat mengidentifikasi letak akuifer air tanah dengan mengamati sifat fisik batuan di bawah permukaan. Setelah lokasi sumber air bersih ditemukan, langkah selanjutnya adalah memastikan distribusi dan pengelolaan air bersih tersebut secara efisien kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan langkah-langkah ini, kita berharap dapat mengatasi tantangan air bersih dan menjaga keseimbangan ekologi serta kesejahteraan manusia di wilayah yang terkena dampak.
Tidak hanya itu, kolaborasi ilmiah dengan memanfaatkan sumber daya energi listrik tenaga surya menjadi langkah terobosan lainnya. Dengan panel surya berbahan semikonduktor seperti silikon, energi matahari diubah menjadi arus listrik yang menggerakkan peralatan yang diperlukan. Kolaborasi antara keilmuan teknik geofisika, pengeboran, dan teknologi ketenagalistrikan menjadi kunci sukses dalam penyediaan air bersih di lokasi pengabdian. Penggunaan energi surya sebagai sumber listrik untuk menggerakkan pompa sumbersibel pada kedalaman 100 meter menjadi langkah cerdas dalam memastikan air bisa diperoleh dari dalam bumi ke permukaan dengan lancar.
Terapan Teknologi
Institusi Teknologi Bandung (ITB) mengambil peran penting dalam menangani krisis air bersih yang melanda daerah Ibu Kota Nusantara (IKN), khususnya di Desa Sumber Harapan, melalui program pengabdian masyarakat. Dalam kerangka ini, perguruan tinggi memainkan peranan yang sangat vital dalam memberikan solusi atas bencana krisis air bersih yang terjadi di daerah IKN dengan mengaplikasikan teknologi yang tepat dan ilmu pengetahuan yang terkini. Kontribusi ini diharapkan dapat memberikan dorongan yang signifikan terhadap kemajuan desa dalam berbagai aspek, seperti sosial, ekonomi, pendidikan, pertanian, dan kesehatan, dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat setempat.
Sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang menekankan percepatan pembangunan ekonomi desa, terutama dalam hal infrastruktur, terutama dalam hal penyediaan air bersih, peran serta perguruan tinggi sangatlah penting. Perguruan tinggi perlu turut berkontribusi dengan menerapkan sains dan teknologi terbaru, model kebijakan yang efektif, serta strategi rekayasa sosial berbasis riset. Dengan demikian, upaya bersama antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat diharapkan dapat memberikan solusi yang berkelanjutan dalam mengatasi krisis air bersih dan mempercepat kemajuan ekonomi dan sosial di wilayah desa IKN. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan penanganan yang langsung dengan menemukan sumber air bersih kolaborasi keilmuan Teknik Geofisika, Pemboran dan Teknik Elektro menjadi hal yang esensial mengingat kondisi lapangan maupun letak dari akuifer air tanah yang ada di lokasi pengabdian.
Teknik Geofisika
Metode Elektromagnetik (EM) yaitu mengukur medan listrik dan medan magnet berdasarkan prinsip Hukum Maxwell dapat membedakan lapisan batuan dengan batuan lainnya dengan berdasarkan nilai tahanan jenis. Nilai resistivity dari lapisan batuan, dapat digunakan untuk menemukan letak dari lapisan aquifer air tanah. Elektromagnetik dalam domain frekuensi telah banyak digunakan dalam eksplorasi air tanah dan instrumennya dalam domain waktu yang singkat telah banyak muncul di pasar geofisika (McNeill, 1991). Instrumen yang digunakan telah terbukti pada penerapan di lapangan yang dapat diakses pada www.aiduny.com. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa keberadaan air bersih ditunjukkan dengan nilai respon yang rendah ditunjukkan dengan skala warna biru. Dari hasil pengolahan data EM diperoleh indikasi lapisan pembawa air tanah dengan mempunyai nilai resistivity di bawah 3-10 Ωm pada kedalaman 95 m sebagaimana sesuai kondisi geologi daerah penelitian aquifer air tanah berbentuk lensa-lensa yang identik dengan batuan lempung (Gambar 2).
Gambar 2. Akuisisi Data dan Hasl Pengukuran di Lokasi Pengabdian (kiri). Hasil Interpretasi Data Geofisika untuk Letak Akuifer (kanan).
Pemboran Air Tanah
Setelah indikasi lapisan akuifer diketahui, penerapan teknologi selanjutknya yaitu dengan melakukan proses pengeboran. Gambar 3 menunjukkan konsep dari pengeboran air tanah sebagai usaha untuk mendapatkan air bersih. Berdasarkan hasil akuisisi data di lapangan dan proses inversi data geofisika, ditemukan adanya lapisan akuifer pada kedalaman 85-120 m yang diindikasikan oleh batuan sedimen berupa lempungan. Dari hasil pengeboran diperoleh adanya air di lokasi pengabdian pada kedalaman 90 m.
Gambar 3. Konsep Pemboran Air Tanah (kiri)((https://extensionpublications.unl.edu/assets/html/g2151/build/g2151.htm). Kegiatan Pengeboran di Desa Bumi Harapan dan batuan hasil pemboran yang berupa shale, lempung maupun batu lempung serta air dari hasil pemboran yang perlu dilakukan proses pengurasan lebih lanjut (bawah).
Pengeboran air tanah sebagai sumber air bersih yang berhasil dilakukan di Desa Bumi Harapan, Ibu Kota Nusantara (IKN), merupakan langkah penting dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat setempat. Berikut adalah penjelasan secara detail tentang proses pengeboran tersebut:
Teknologi Ketenagalistrikan
Mengingat kedalaman sumur 100 m, untuk mengalirkan air ke permukaan diperlukan kapasitas pompa dengan kriteria deepwell dengan 110 watt dan 1,5 hp. Maka untuk mempermudah menaikkan air sumur dari pengeboran ke permukaan dibuat inovasi teknologi ketenagalistrikan yaitu dengan memanfaatkan tenaga surya.
Pengambilan air tanah dari sumur bor dilakukan dengan dipompa ke permukaan dengan menggunakan pompa yang digerakkan oleh energi listrik yang bersumber dari tenaga surya. Memanfaatkan energi matahari untuk menghasilkan listrik adalah langkah inovatif lainnya. Dengan menggunakan panel surya yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon, sinar matahari bisa diubah menjadi listrik yang bisa digunakan untuk menggerakkan peralatan yang diperlukan. Kolaborasi antara ilmu teknik geofisika, pemboran, dan teknologi listrik sangat penting untuk memastikan pasokan air bersih di daerah pengabdian. Dengan menggunakan energi surya untuk mengoperasikan pompa sumbersibel pada kedalaman 100 meter, kita dapat memastikan air bisa dipompa dari dalam bumi ke permukaan dengan lancar.
Gambar 4 merupakan aplikasi teknologi tepat guna untuk teknologi hijau photovoltaic (PV) adalah teknologi yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik yang dapat digunakan. Berikut adalah penjelasan detail tentang teknologi ini:
Dengan terus berkembangnya teknologi dan peningkatan efisiensi panel surya, teknologi photovoltaic menjadi salah satu solusi utama dalam mendukung transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Gambar 4. Pemanfaatan Teknologi Hijau (photovoltaic (PV)) dengan menggunakan tenaga surya.
Partisipasi Masyarakat Peduli Pengabdian ITB
Pertolongan dari langit, mungkin kata ini yang tepat untuk menggambarkan kejadian program pengabdian masyarakat ITB untuk penanggulangan krisis air bersih di daerah IKN, Desa Bukit Raya dan Desa Bumi Harapan pada tanggal 28 September 2023. Ini tidak berlebihan mengingat planing rencana yang sudah disiapkan jauh-jauh hari untuk pengeboran dalam (deep drilling) untuk aquifer air tanah pada kedalaman 100 m, yang membutuhkan source listrik 30 kVA ternyata tidak tersedia di lokasi pengeboran. Hal ini tentunya proses pemboran tidak dapat berjalan, sedangkan semua kru dan alat yang sudah siap di lokasi pengeboran. Dalam situasi dan kondisi yang mendesak, ada ide untuk mengatasi hal ini dengan dua alternatif solusi yaitu melakukan pembelian genset ataupun sewa genset dengan kapasitas arus sebesar itu. Setelah melalui diskusi dan perhitungan sumber daya pendanaan, maka kami memutuskan untuk memilih opsi kedua yaitu menyewa genset ke pihak ketiga. Mulailah kami menghubungi toko atau usaha yang berkaitan dengan usaha ini, dengan informasi dari google.com yang keluar beberapa referensi serta kontak yang bisa dihubungi.
Tepat pukul 15.50 WITA, kami melakukan komunikasi satu persatu, setidaknya sudah menghubungi hampir delapan tempat usaha melalui sambungan telepon yang berbeda, ternyata tidak membuahkan hasil. Kami ternyata baru ingat tanggal 28 September tepatnya hari Kamis adalah hari libur Maulid Nabi, jadi banyak koneksi yang tidak tersambung maupun melayani. Mulailah kami mencari alternatif menanyakan beberapa warga desa setempat, apakah mungkin ada sewa genset dengan kapasitas tersebut. Kami bersyukur ternyata ada, namun harga sewat 3 juta per hari, wooow, dengan estimasi waktu pemboran 2 titik 2 bulan (6 hari) pastinya cost yang dikeluarkan 180 juta untuk sewa genset dan hal ini tidak memungkinkan. Pukul 16.30 WITA, dengan persiapan alat yang di bawa dari Bandung dengan bobot 5 ton, lengkap dengan semua kru yang sudah ready siap di lapangan, kami berpikir kecil harapan kegiatan ini dapat dilakukan setelah berulang kali usaha yang dilakukan.
Meskipun demikian, kami memutuskan untuk berusaha supaya kegiatan ini harus berjalan dan nantinya dapat berhasil yang akan banyak bermanfaat untuk warga mengingat kondisi kekeringan dan krisis air bersih yang luar biasa, mulailah mencari usaha sewa genset dan menghubungi lagi setelah berkali-kali gagal.
Tepatnya pukul 17.05, kami menghubungi tersambung dengan salah satu PT sebagai pemain utama sewa genset di Balikpapan setelah tiga 3x kontak dan tidak diangkat. Singkat kata, komunikasi yang kami lakukan tidak berjalan dengan baik, mengingat pihak PT menaruh curiga mengingat kami menelpon waktu hari libur dan setelah jam operasional. Dengan percakapan yang sampai sekarang dalam ingatan kami:
Tim :”Hallo Pak,s elamat sore, apakah betul ini PT yang menyewakan genset dengan kapasitas besar lebih dari 20 kVA.”
PT : “Betul Pak, Bapak dari mana ? untuk keperluan apa?” berapa kapasistasnya serta apakah ada legalitas kantor yang ada di Sepaku Penajam Utara ?” Karena kami mohon maaf menayakan detail, mengingat ini hari libur dan sudah di luar jam kerja, tentunya 50 % ke atas ini adalah penipu yang sudah sering melakukan aksinya.
Tim : Kami di Desa Bukit Raya Sepaku, IKN. Saat ini melakukan kegiatan pengabdian dari ITB untuk air bersih.
PT : Saya semakin tidak percaya dengan Bapak, karena anak saya dua-duanya masuk kuliah di ITB, FTI dan FTMD, anda angkatan berapa (pikirnya masih kuliah) nanti supaya saya cross check ke anak saya.
Tim : Kami dosen ITB yang saat ini sedang ada tugas pengabdian di IKN.
PT : Bapak jangan mengada-ada, saya yakin bapak dosen abal-abal, siapa nama lengkap bapak dan kalau dari ITB mana surat tugasnya.
Singkat kata kami kirimkan surat tugas dan juga lokasi pengabdian yang di lakukan, untuk meyakinkan PT tadi yang ternyata yang kami hubungi ownernya langsung Bapak Ir. Edy Herlambang pemilih dari PT. Borneo Power Services Jl. Indrakila no. 17 RT.032, kel. Gn. Samarinda Baru, Kec. Balikpapan Utara, orang tua dari mahasiswa FTMD saudara Kevin Herlambang NIM 13119239, meminta kami untuk bertemu besok harinya di kantor beliau. Selain untuk meyakinkan bahwa kami dosen ITB dan juga keterangan lebih lanjut tentang kebutuhan kami. Malam itu juga kami meluncur dari IKN dan menginap di Balikpapan. Kami bertemu beliau, dengan rasa penyesalan beliau minta maaf kepada kami yang telah curiga dan mencap sebagai dosen ITB abal-abal.
Saat itulah kami merasa dapat berkah atau pertolongan dari langit, Pak Edi merasa terpanggil dan tergerak hatinya untuk melakukan peminjaman alat genset lengkap, beserta perlengkapannya dan dua kendaraan transportasi dari Balikpapan ke Desa Bukit Raya IKN untuk dengan tanpa dipungut biaya alias gratis dan kita hanya menyediakan pembelian solar saja. Setidaknya ada tiga hal utama mau ikut berkontribusi membantu pengabdian masyarakat ITB di IKN yaitu :
Gambar 4. Kontribusi PT.PT. Borneo Power Services untuk Pengabdian LPPM ITB dalam Rangka Pemboran dan Penyediaan Air Bersih di IKN.
Secara garis besar Program Pengabdian untuk Penyediaan Air Bersih di Desa Bumi Harapan, IKN, Kalimantan Timur dapat memberikan kontribusi baik untuk Perguruan Tinggi dan Masyarakat sebagai berikut:
Program ini memberikan cumulative credit point baik untuk mahasiswa, masyarakat maupun dosen. Dampak untuk Masyarakat:
Dampak untuk Perguruan Tinggi:
Ucapan Terimakasih: