Penerapan Teknologi Pertanian Intensif di Desa Falila, Pulau Morotai, Maluku Utara untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Lahan Kering

Sebuah inisiatif pengabdian masyarakat dari Rekayasa Pertanian ITB telah berhasil memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan produktivitas pertanian lahan kering di Desa Falila.

Dalam Program ini merupakan bagian dari  skema top-down Daerah 3T yang dicanangkan oleh LPPM ITB. Kegiatan yang dilaksanakan di Lahan Pak Marnes, dimulai sejak survei awal pada tanggal 20 Juli 2023, dan mencapai puncaknya dengan penanaman dan sosialisasi pada tanggal 11 Agustus 2023.

Tujuan utama dari program ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada warga tentang ilmu pertanian yang benar, dengan fokus pada pengenalan teknologi pertanian di lahan kering. Desa Falila, sebelumnya banyak bergantung pada pertanian kopra, namun kurangnya pengetahuan dan urgensi terkait lahan pertanian serta keterbatasan sumber daya menjadi kendala. Dalam rangka mengatasi masalah ini, para dosen dan mahasiswa jurusan Rekayasa Pertanian ITB, seperti Dr. Ir. Aep Supriyadi M.P., Dr. Aos S.P., M.P., Ujang Dinar S.P., M.P., Diah Nofitasari, S.T., Rizka Kalsani, Satrio Adinoto Hertian Putro , mengambil peran aktif dalam memberikan pelatihan dan demonstrasi kultur teknik sistem budidaya pertanian intensif di lahan kering.

Pada tahap awal program, pemahaman tentang pembuatan dan penggunaan pupuk organik, bokashi, serta pupuk organic cair disosialisasikan kepada masyarakat Desa Falila. Dengan langkah ini, warga mampu memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian. Selain itu, demonstrasi teknik budidaya pertanian intensif juga berhasil memberikan contoh nyata tentang cara efektif memanfaatkan lahan kosong untuk pertanian, membuka peluang baru dalam mengatasi tantangan ekonomi dan pangan di daerah tersebut.

Kolaborasi aktif antara Rekayasa Pertanian ITB dan masyarakat Desa Falila telah membawa perubahan yang positif dan signifikan dalam bidang pertanian. Program ini telah membuktikan bahwa upaya pendidikan dan pengenalan teknologi tepat sasaran dapat memberikan dampak yang berarti dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung perkembangan ekonomi lokal.

Tentang Teknologi

Teknologi pertanian lahan kering merupakan gabungan dari alat/komponen, bahan dan sistem pertanian untuk meningkatkan produktivitas (baik kuantitas maupun kualitas produksi) tanaman yang dilakukan/ terdapat di lahan kering. Skala teknologi pertanian lahan kering yang dapat diterapkan dari skala yang tepat guna, menengah sampai pada penerapan teknologi tinggi atau advance sampai operasi menjalankan sistem tersebut bisa dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan jaringan Internet. Penerapan teknologi pertanian lahan kering di Desa Falila disesuaikan dengan penguasaan teknologi, kemampuan dan kondisi kompetensi masyarakat setempat. Pengembangan teknologi yang lebih maju dilakukan secara bertahap.

Desa Falila mempunyai permasalahan pertanian terutama di lahan keringnya. Hasil dan produksi pertaniannya tidak mengalami peningkatan, seringkali gagal panen karena tingkat kesuburannya sangat rendah (pesan kades). Untuk itu kami dari SITH melalui kegiatan PPM skema Top – Down mengusulkan beberapa teknologi lahan kering yang dapat diterapkan, diantaranya adalah :

  1. Pembuatan pupuk organik/bokashi sebagai bioreaktor lahan kering guna meningkatkan kesuburan tanah secara sustainable.
  2. Penerapan irigasi tetes untuk optimasi kebutuhan air tanaman semusim
  3. Penerapan fertigasi berbasis Internet of Things (periode selanjutnya)

Semua inovasi teknologi tersebut diperlukan suatu proses alih teknologi atau transfer teknologi dari perguruan tinggi (ITB) [Tim SITH] ke masyarakat petani langsung, sehingga untuk memberikan contoh atau benchmark yang terjangkau oleh masyarakat sekitar nya, kami akan membuat demplot (plot demonstrasi). Dengan adanya demplot yang dilakukan bersama para petani, maka proses alih teknologi secara langsung berjalan, mulai dari perancangan, pembuatan, pemasangan instalasi/ perangkat teknologi pertanian lahan kering, penanaman dan teknik budidaya tanaman sampai panen dapat dilakukan langsung bersama masyrakat. Masyarakat dapat melihat langsung dan hasilnya juga bisa dibandingkan antara tanpa penerapan teknologi dengan yang alami disana. Peristiwa dan kenyataan tersebut akan membuat para petani percaya dan termotivasi langsung untuk diterapkan/ dipraktekan dalam usaha pertanian dalam skala luas.

Teknik pembuatan bokashi atau pupuk organik dengan penambahan mikroorganisme efektif/Bio-reaktor meruapakan salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan dan perbaikan fisik tanah secara sustainable (berkelanjutan). Adapun untuk mikroorganisme tersebut didapatkan di toko pertanian, atau masyrakat petani membuat sendiri berdasarkan keunggulan lokal (MOL : mikroorganisme local). Bokasi dan pupuk organik menjadi salah satu komponen pemberian nutrisi untuk tanaman. Kebutuhan primer lainnya adalah air. Air di lahan kering menjadi permasalahan utama. Oleh karena itu pemanfaatan dan penggunaan air seoptimal mungkin untu mendapatkan hasil maksimal. Teknik mengoptimalkan pemberian air secara kerkendali salah satunya menggunakan irigasi tetes (drip irrigation). Pemberian nutrisi tanaman dan air bisa digabung dalam teknik fertigasi.

Teknologi fertigasi berbasis IoT adalah suatu teknologi kompleks yang memadukan output komposisi nutrisi (unsur hara makro dan mikro) dari fertigator-nya untuk kebutuhan masing-masing tanaman sesuai dengan jenis – jenis tanaman yang diusahakan, dengan sistem dan operasi menjalankannya dari jarak jauh via internet. Fertigator berbasis IoT ini tentu bisa berjalan dengan baik, dengan dukungan instrumen dan teknologi yang kompatibel dan dukungan personil yang paham bioscience. Pemahaman bioscience tentang kekurangan dan keracunan akibat kelebihan elemen – elemen nutrisi menjadi penting disampaikan dalam adopsi teknologi fertigasi ini, selain pemahaman operasi dan pemeliharaan alat fertigator. Semua factor tersebut akan sangat menentukan keberhasilan produksi. Namun teknologi fertigasi berbasis IoT adalah teknologi advance yang sekarang ini, tahap awal perlu dipertimbangkan dengan kesiapan sumberdaya di Desa Falila.

163

views